Sabtu, 21 Maret 2015

TUGAS 3 - KONSEPSI IBD (ILMU BUDAYA DASAR) DALAM KESUSASTRAAN

TUGAS 3


NAMA         : IRMA FAZRIYAH
NPM             : 15114461
KELAS         : 1KA32
DOSEN        : SENDY EKA NANDA

MATERI      : KONSEPSI IBD (ILMU BUDAYA DASAR) DALAM                                                      KESUSASTRAAN

SUB TEMA : 1. PENDEKATAN KESUSASTRAAN
                    2. IBD YANG DIHUBUNGKAN DENGAN PROSA
                    3. NILAI- NILAI DALAM FROSA FIKSI
                    4. IBD YANG DI HUBUNGKAN DENGAN PUISI


             

Konsepsi Ilmu Budaya Dasar (IBD) Dalam Kesusastraan


Karya sastra adalah penjabaran abstraksi, namun filsafat yang menggunakan bahasa juga disebut abstrasi. Maka abstrak adalah cinta kasih, kebahagian, kebebasan dan lainnya yang digarap oleh filsafat.
Dalam kesusastraan, IBD dapat dihubungkan menjadi : Bahasa,  Agama, Kesusastraan, Kesenian dll. Mengikuti pembagian ilmu pengetahuan seperti tersebut diatas maka Ilmu Sosial Dasar dan Ilmu Budaya Dasar adalah satuan pengetahuan yang dikembangkan sebagai usaha pendidikan.

Secara morfologis, kesusastraan dibentuk dari dua kata, yaitu su dan sastra dengan mendapat imbuhan ke- dan -an. Kata su berarti baik atau bagus, sedangkan sastra berarti tulisan. Secara harfiah, kesusastraan dapat diartikan sebagai tulisan yang baik atau bagus, baik dari segi bahasa, bentuk, maupun  isinya. Ada tiga hal yang berkaitan dengan pengertian sastra, yaitu ilmu sastra, teori sastra, dan karya sastra. Ilmu sastra adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki secara ilmiah berdasarkan metode tertentu mengenai segala hal yang berhubungan dengan seni sastra itu sendiri. Ilmu sastra sebagai salah satu aspek kegiatan sastra meliputi hal-hal berikut:

1. Teori sastra, yaitu cabang ilmu ini mempelajari tentang asas-asas, hukum-   hukum, prinsip dasar sastra, seperti struktur, sifat-sifat, jenis-jenis, serta sistem sastra.

2. Sejarah sastra, yaitu ilmu yang mempelajari sejarah mulai dari timbulnya hingga   perkembangan terbaru.

3. Kritik sastra, yaitu ilmu yang mempelajari karya sastra dengan memberikan pertimbangan dan penilaian terhadap karya sastra yang bersifat membangun.  Kritik sastra dikenal juga dengan nama telaah sastra.

4. Filologi, yaitu cabang ilmu sastra yang meneliti segi kebudayaan untuk mengenal tata nilai, sikap hidup, dan semacamnya dari masyarakat yang memiliki karya sastra.

Dari keempat cabang ilmu sastra tersebut, masing-masing memiliki keterkaitan satu sama lain. teori sastra merupakan asas-asas dan prinsip-prinsip dasar mengenai sastra dan kesusastraan. Seni sastra merupakan proses menciptakan karya seni sastra dengan cara yang kreatif yakni menggunakan bahasa yang baik, seperti yang dapat kita lihat yaitu puisi, cerpen, novel, naskah drama dan sebagainya. Pada dasarnya karya sastra dijadikan sebagai alat komunikasi antara sastrawan dan masyarakan atau pembacanya.

Karya sastra itu sendiri berisikan pemikiran, gagasan, ide, kisah dan amanat yang di suguhkan dan di komunikasikan kepada pembaca, tetapi pembaca harus mampu memahami apa maksud yang disampaikan dari suatu karya sastra tersebut sehingga dapat mengambil amanat atau pesan moral serta manfaatnya. Horatius mengatakan bahwa manfaat sastra itu berguna dan menyenangkan. Secara lebih jelas dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Karya sastra itu dapat menghibur pembaca, dari kisah-kisah yang disuguhkan oleh penulis karya sastra manusia dapat mengambil teladan dan manfaat serta amanat dari apa yang disampaikan oleh penulis dalam karya sastranya tersebut.

2. Melalui karya sastra yang dibaca, manusia mendapat kekuatan jiwa melalui tokoh yang di gambarkan oleh penulis dalam kisah-kisahnya dan dari situ manusia seakan-akan merasakan bahwa dialah yang menjadi tokoh utama dalam kisah tersebut. Disinilah uniknya karya sastra tersebut.

3. Karya sastra dapat memperkaya pengetahuan intelektual manusia (pembaca) dari gagasan, pemikiran, cita-cita, serta kehidupan masyarakat yang digambarkan dalam suatu karya sastra.

4. Disamping itu suatu karya sastra dapat mengandung unsur pendidikan. Di dalam karya sastra terdapat nilai-nilai tradisi budaya bangsa dari generasi ke generasi. Karya sastra dapat digunakan untuk menjadi sarana penyampaian ajaran-ajaran yang bermanfaat bagi pembacanya.

5. Karya sastra dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan atau penelitian tentang keadaan sosial budaya masyarakat yang digambarkan dalam karya sastra tersebut dalam waktu tertentu.

Menurut Koentjaraningrat sebagaimana dikutip Abdul Chaer dan Leonie dalam bukunya Sosiolinguistik bahwa bahasa adalah bagian dari kebudayaan. Jadi, hubungan antara bahasa dan kebudayaan merupakan hubungan yang subordinatif, di mana bahasa berada dibawah lingkup kebudayaan. Namun pendapat lain ada yang mengatakan bahwa bahasa dan kebudayaan mempunyai hubungan yang koordinatif, yakni hubungan yang sederajat, yang kedudukannya sama tinggi. Masinambouw menyebutkan bahwa bahasa dan kebudayaan merupakan dua sistem yang melekat pada manusia. Kalau kebudayaan itu adalah sistem yang mengatur interaksi manusia di dalam masyarakat, maka kebahasaan adalah suatu sistem yang berfungsi sebagai sarana berlangsungnya interaksi itu.

Tidak dapat kita pungkiri bahwa manusia khususnya bangsa Indonesia tidak bisa lepas dari sastra. Sastra dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan dan selalu berjalan serta berkembang secara bersamaan. Yang pada kenyataan bahwa bangsa indonesia berdiri atas suku bangsa dengan segala keanekaragaman budaya yang tercemin dalam berbagai aspek kebudayaannya, yang biasanya tidak lepas dari ikatan-ikatan primordial, kesukaan, dan kedaerahan.

Disamping  Proses pembangunan yg sedang berlangsung dan terus menerus menimbulkan dampak positif dan negatif berupa terjadinya perubahan dan pergeseran sistem nilai budaya sehingga dengan sendirinya mental manusia pun terkena pengaruhnya. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) menimbulkan perubahan kondisi kehidupan mausia, menimbulkan konflik dengan tata nilai budayanya, sehingga manusia merasa heran sendiri terhadap kemajuan yg telah diciptakannya.

1. Pendekatan Kesusastraan   




IBD, yang awalnya dinamakan Basic Humanities, berasal dari bahasa Inggris the humanities. Istilah ini berasal dari bahasa latin Humanus, yang artinya manusiawi, berbudaya, dan halus. Dengan mempelajari the humanities orang akan menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Jadi the humanities berkaitan dengan masalah nilai, yaitu nilai kita sebagai homo humanus.Untuk menjadi homo humanus, manusia harus mempelajari ilmu, yaitu the humanities, disamping dari tanggung jawab yang lain.


Pada umumnya the humanities mencakup filsafat, teologi, seni dan cabang-cabangnya termasuk sastra, sejarah, cerita rakyat, clan. Pada pokoknya semua mempelajari masalah manusia dan budaya. Karena itu ada yang menterjemahkan the humanities menjadi ilmu-ilmu kemanusiaan, ada juga yang menterjemahkan menjadi pengetahuan budaya.

Karena seni adalah ekspresi yang sifatnya tidak normatif, seni lebih mudah berkomunikasi. Karena tidak normatif, nilai-nilai yang disampaikannya lebih fleksibel, baik isinya maupun cara penyampaiannya.

Hampir disetiap jaman, sastra mempunyai peranan yang lebih penting. Alasan pertama, karena sastra menggunakan bahasa. Sementara itu, bahasa mempunyai kemampuan untuk menampung hampir semua pemyataan kegiatan manusia. Sastra juga lebih mudah berkomunikasi, karena pada hakekatnya karya sastra adalah penjabaran abstraksi. 
Sementara itu filsafat, yang juga mempergunakan bahasa, adalah abstraksi. Cinta kasih, kebahagian, kebebasan, dan lainnya yang digarap oleh filsafat adalah abstrak.


Sifat abstrak inilah yang menyebabkan filsafat kurang berkomunikasi.
Karena seni memegang peranan penting, maka seniman sebagai pencipta karya seni juga penting, meskipun yang lebih penting adalah karyanya. Seniman adalah media penyampai nilai-nilai kemanusiaan. Kepekaannya menyebabkan dia mampu menangkap hal yang lepas dari pengamatan orang lain.Demikian juga filsafat, musik, seni rupa, dan sebagainya.
Orientasi the Humanities adalah ilmu yang  mempelajari satu atau sebagian dari disiplin ilmu yang tercakup dalam the humanities, mahasiswa diharapkan dapat menjadi homo humanus yang lebih baik.



2. Ilmu Budaya Dasar Yang Dihubungkan Dengan Prosa



Prosa adalah suatu jenis tulisan yang dibedakan dengan puisi karena variasi ritme (rhythm) yang dimilikinya lebih besar, serta bahasanya yang lebih sesuai dengan arti leksikalnya. Kata prosa berasal dari bahasa Latin “prosa” yang artinya “terus terang”. Prosa ialah karangan bebas yang tidak terikat oleh banyaknya baris dan banyaknya suku kata dalam setiap baris dan rima.

Istilah prosa memiliki beberapa istilah seperti narrative fiction, presfiction atau hanya fiction saja. Dalam bahasa indonesia istilah tadi sering diartikan menjadi cerita rekaan dan didefinisikan sebagai bentuk cerita atau prosa kisahan yang mempunyai pemeran, lakuan, peristiwa dan alur yang dihasilkan oleh daya khayal atau imajinasi. Istilah cerita rekaan umumnya dipakai untuk novel atau cerita pendek.

Jenis tulisan prosa biasanya digunakan untuk mendeskripsikan suatu fakta atau ide. Karenanya, prosa dapat digunakan untuk surat kabar, majalah, novel, ensiklopedia, surat, serta berbagai jenis media lainnya.
Prosa juga dibagi dalam dua jenis, yaitu prosa lama dan prosa baru.

1.Prosa lama
Prosa lama adalah prosa bahasa indonesia yang belum terpengaruhi budaya barat.

 Ciri-ciri Prosa lama, yaitu :

  1. Statis, lamban perubahannya.
  2. Istana Sentris, bersifat kerajaan.
  3. Bersifat fantastis, bentuknya hikayat, dongeng.
  4. Di pengaruhi sastra Hindu dan Arab.
  5. Tidak ada pengarang atau anonim.

2. Prosa baru
Prosa baru adalah prosa yang dikarang bebas tanpa aturan apa pun.

Ciri-ciri Prosa baru, yaitu :

  1. Dinamis, perubahannya cepat.
  2. Rakyat Sentris, mengambil bahan dari rakyat sekitar.
  3. Realistis, bentuknya roman, novel, cerpen, drama, kisah, dsb.
  4. Di pengaruhi sastra Barat.
  5. Nama pencipta selalu dicantumkan.


3. Nilai-Nilai Dalam Prosa Fiksi




Sebagai seni yang bertulang punggung ceria, mau tidak mau karya sastra (prosa fiksi) langsung atau tidak langsung membawakan moral, pesan atau cerita. Dengan perkataan lain prosa mempunyai nilai-nilai yang diperoleh pembawa lewat sastra.

Adapun nilai-nilai yang diperoleh pembaca lewat sastra antara lain :

1. Prosa Fiksi Memberikan Kesenangan.

Keistimewaan kesenangan yang diperoleh dari membaca fiksi adalah pembaca mendapatkan pengalaman sebagaimana mengalaminya sendiri peristiwa itu atau kejadian yang dikisahkan. Pembaca dapat mengembangkan imajinasinya untuk mengenal daerah atau tempat yang asing, yang belum dikunjungi atau yang tak mungkin dikunjungi selama hidupnya. Pembaca juga dapat mengenal tokoh-tokoh yang aneh atau asing tingkah lakunya atau mungkin rumit perjalanan hidupnya untuk mencapai sukses.

2. Prosa Fiksi Memberikan Informasi.

Fiksi memberikan sejenis informasi yang tidak terdapat didalam ensiklopedi. Dalam novel sering kita dapat belajar sesuatu yang lebih daripada sejarah atau laporan jurnalistik tentang kehidupan masa kini, kehidupan masa lalu, bahkan juga kehidupan yang akan datang atau kehidupan yang asing sama sekali.

3.Prosa FIksi Memberikan Warisan Kultural

Prosa fiksi dapat menstimulasi imajinasi, dan merupakan sarana bagi pemindahan yang tak henti-hentinyadari warisan budaya bangsa.

4.Prosa Memberikan Keseimbangan Wawasan.

Lewat prosa fiksi seorang dapat menilai kehidupan berdasarkan pengalaman-pengalaman dengan banyak individu. Fiksi juga memungkinkan lebih banyak kesempatan memilih respon-respon emosional atau rangsangan aksi yang mungkin sangat berbeda daripada apa yang disajikan dalam kehidupan sendiri. Berkenaan dengan moral, karya sastra dapat dibagi menjadi dua : 

1. Karya sastra yang menyuarakan aspirasi jamannya, dan karya sastra yang menyuarakan gejolak jamannya.
Ada juga yang tentunya menyuarakan kedua-duanya.

2. Karya sastra yang menyuarakan aspirasi jamannya mengajak pembaca untuk mengikuti apa yang dikehendaki jamannya. Kebanyakan karaya sastra Indonesia di jaman Jepang yang dikelompokan kedalam kelompok ini.
Karya sastra yang menyuarakan gejolak jamannya, biasanya tidak mengajak pembaca untuk melakukan sesuatu, akan tetapi untuk merenung.


4. Ilmu Budaya Dasar Yang Dihubungan Dengan Puisi


Puisi termasuk seni sastra, sedangkan sastra merupakan bagian dari kesenian dan kesenian adalah unsur dari kebudayaan. Puisi adalah ekspresi pengalaman jiwa penyair mengenai kehidupan manusia, alam dan Tuhan melalui media bahasa yang artistik yang secara padu dan utuh dipadatkan kata-katanya.

Kepuitisan dan keartistikan bahasa puisi disebabkan oleh kreativitas penyair dalam membangun puisinya dengan menggunakan:

Figura bahasa seperti gaya personifikasi, metafora, dan sebagainya sehingga puisi menjadi segar, hidup dan menarik serta memberi kejelasan gambaran angan.
Kata-kata yang ambiquitas, yaitu kata-kata yang bermakna ganda atau banyak tafsir.
Kata-kata berjiwa, yaitu kata-kata yang sudah diberi suasana tertentu, berisi perasaan dan pengalaman jiwa penyair sehingga terasa hidup dan memukau.
Kata-kata yang konotatif, yaitu kata-kata yang sudah diberi tambahan nilai-nilai rasa dan asosiasi-asosiasi tertentu.
Pengulangan, yang berfungsi untuk mengintensifkan hal-hal yang dilukiskan sehingga lebih menggugah hati

Adapun alasan-alasan yang mendasari penyajian puisi pada perkuliahan Ilmu Budaya Dasar adalah sebagai berikut :

1. Hubungan puisi dengan pengalaman hidup manusia.
Penyampaian pengalaman dalam sastra/puisi  disebut “Pengalaman perwakilan” . Yang artinya manusia senantiasa ingin selalu lebih menghidupkan pengalaman hidupnya dari sekedar kumpulan pengalaman langsung yang tebatas. Dengan pengalaman perwakilan itu puisi dapat memberikan kepada para mahasiswa memiliki kesadaran untuk dapat melihat dan mengerti banyak tentang dirinya sendiri dan tentang masyarakat.

2.  Puisi dan keinsyafan/kesadaran individual.
Dengan membaca puisi mahasiswa dapat diajak untuk dapat menjenguk hati/pikiran manusia, baik orang lain maupun diri sendiri, karena melalui puisinya sang penyair menunjukkan kepada pembaca bagian dalam hati manusia, ia menjelaskan pengalaman setiap orang.

3.Puisi dan keinsyafan sosial.
Puisi juga memberikan kepada manusia tentang pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang terlibat pada issue dan problem sosial.
Secara imaginatif puisi dapat menafsirkan situasi dasar manusia sosial yang berupa:

  1. Penderitaan atas ketidakadilan.
  2. Perjuangan untuk kekuasaan.
  3. Konflik dengan sesamanya.
  4. Pemberontakkan terhadap hukum Tuhan.


-SOAL-

1.       Apa tiga hal yang berkaitan dengan pengertian sastra, kecuali? 
A. Ilmu Sastra
B. Karya  Sastra
C.Teori Sastra
D. Ilmu Sosial Sastra

                JAWABAN: D

2.     Tujuan penggunaan prosa untuk?
A.      Mendripsikan suatu fakta atau ide
B.      Prosa dapat di gunakan untuk penulisan ilmiah
C.      A dan B benar
D.      A dan B salah
                JAWABAN: C

3.   1. Memberikan wawasan
      2. Memberikan informasi
      3. Memberikan suatu pengaruh internal
      4. Memberikan pengetahuan bisnis
      5.  Memberikan hiburan dan kesenangan
      6. Memberikan wawasan budaya
      7. Memberikan sarana IPTEK
 Yang bukan merupakan nilai-nilai prosa fiksi adalah?
A.    1, 4, dan 6
B.    3, 4, dan 7
C.    1, 3, dan 4 
D.   2, 3, dan 7

              JAWABAN: B

4.      Apa ciri ciri prosa lama, kecuali?
A.Dinamis
B. Statis
C.Tidak ada pengarang
D.Istana sentris
               JAWABAN: A

5.      Yang bukan kreatifitas penyair dalam membangun puisi menggunakan? 
A.  Pengulangan
B.   Figura
C.   Kata kata berjiwa
D.   Kata kata berlebihan (lebay)

               JAWABAN: D



Sumber referensi:






Tidak ada komentar:

Posting Komentar