Minggu, 13 November 2016

Tugas Peng Citra - membuat garis vertikal, horizontal, dan diagonal


Selamat membaca , pada kesempatan kali ini adalah membuat progrram garis. yaitu garis vertikal, horizontal, dan diagonal yang menggunakan bahasa pemrograman java menggunakan NET BEANS versi 6.7


Image result for gambar garis berwarna.

untuk selengkapnya silakan download

NAMA: IRMA FAZRIYAH
NPM: 15114461


klik > LaporanPDF Garis

Senin, 27 Juni 2016

BAB 27

PENDAHULUAN
Permasalahan manajemen adalah bertanggung jawab untuk pengelolaan semua masalah di IT infrastruktur. Proses ini meliputi analisis yang mendasar menghadapi resolusi masalah. Masalah manajemen ini bertanggung jawab melalui manajemen perubahan dan manajemen rilis samai resolusi yang diimplementasikan.
Masalah manajemen memberikan nilai bagi organisasi dengan menghindari, mengurangi dan memitigasi dampak bisnis yang merugikan dari masalah. Hal ini memungkinkan untuk memberikan layanan yang lebih lebih kuat.


MAKSUD DAN TUJUAN
Tujuan dari permasalahan manajemen adalah:
• untuk mencegah terjadinya  masalah dan insiden yang dihasilkan;
• untuk menghentikan terjadinya insiden berulang;
• untuk mengurangi dampak negatif dari insiden yang tidak bisa dicegah.

Persoalan manajemen ini, seperti kebanyakan proses, memiliki aspek reaktif dan proaktif. Dari perspektif reaktif, tujuan dari proses ini adalah untuk mengelola siklus hidup masalah dari identifikasi untuk eliminasi dengan menentukan akar penyebab dan kemudian menerapkan perubahan yang diperlukan untuk mencegah hal yang terulang . Dari perspektif proaktif, tujuan dari proses ini adalah untuk mencegah insiden di masa depan jika memungkinkan atau mengurangi dampak dari insiden yang tidak dapat dicegah.

KONSEP DASAR
MASALAH
Sebuah masalah adalah penyebab dari satu atau lebih insiden.

Model Masalah
Sebuah permasalahan model adalah ide yang mirip dengan model insiden. Model ini menyediakan pendekatan standar untuk mengatasi masalahnya.Perbedaan antara reaktif dan proaktif. Ada dua bagian dari manajemen masalah. Manajemen masalah reaktif merespon insiden dan masalah yang terjadi. Proaktif sisi manajemen masalah berkaitan dengan mencegah insiden dan masalah yang terjadi. Proaktif manajemen masalah sering dipicu oleh peningkatan pelayanan terus-menerus. Sebuah analogi yang baik adalah untuk mempertimbangkan gejolak tersebut. Setiap Fire Service akan menjadi terlibat dalam gejolak tsb. Ini adalah bagian reaktif dari peran mereka.
Semua Fire Service juga terlibat dalam pencegahan kebakaran dengan meningkatkan kesadaran masyarakat dan instalasi juga pengujian alarm asap dan sensor. Ini adalah sisi proaktif.
Masalah manajemen harus memiliki split yang sama, memastikan bahwa sumber daya terlibat dalam pencegahan masalah jangka panjang serta di sini dan sekarang respon reaktif terhadap masalah dan insiden. Hal ini sering sulit untuk melepaskan sumber daya ke sisi proaktif, terutama ketika tuntutan reaktif yang tinggi, tetapi proaktif pencegahan masalah yang memungkinkan organisasi untuk menjadi lebih dewasa di manajemen layanan mereka.

KEGIATAN UTAMA
Aliran proses manajemen masalah
Aliran proses manajemen masalah diilustrasikan pada Gambar 27.1 dan berisi
langkah-langkah berikut:
        Proses masukan: proses ini datang kepada problem management  dari sejumlah sumber. Ini termasuk manajemen insiden, manajemen acara dan meja layanan. Selain itu, manajemen masalah proaktif dapat mengidentifikasi masalah. Pemasok dan proses lainnya seperti manajemen rilis, kapasitas manajemen dan manajemen ketersediaan mungkin juga menjadi sadar masalah.
        Masalah deteksi: Masalah dapat dideteksi dalam banyak cara. Percaya bahwa satu atau lebih insiden yang disebabkan oleh masalah tertentu, daerah kedua dukungan lini dapat mengidentifikasi masalah ketika melakukan penanganan insiden. Masalah juga dapat dideteksi secara otomatis oleh layanan alat manajemen yang digunakan. Masalah manajemen proaktif akan mengidentifikasi masalah sering sebelum insiden terjadi.Demikian juga, lain seperti manajemen rilis dan manajemen ketersediaan akan menyadari masalah.
   
Masalah logging: Sangat penting bahwa rincian lengkap tentang masalah dicatat.Analisis akan membiarkan ini terjadi dan akan memungkinkan perbandingan yang akan dibuat antara masalah. Semua insiden yang disebabkan oleh masalah harus dikaitkan dengan catatan masalah yang memungkinkan lingkup dan skala dampak yang akan dipastikan dengan mudah.Tanggal dan waktu bahwa semua masalah login harus dicatat dalam laporan perekaman.
        Masalah kategorisasi: Penting untuk mengkategorikan masalah dan itu adalah direkomendasikan bahwa sistem yang sama digunakan sebagai diadopsi oleh insiden proses manajemen untuk setiap organisasi tertentu. Yang benar dan bermakna dikategorikan untuk diproduksi dan memungkinkan proaktif manajemen masalah untuk mengidentifikasi daerah-daerah untuk berkonsentrasi.
        Masalah prioritas: Masalah yang harus diprioritaskan dalam cara yang sama seperti insiden. Tabel 27.1 menunjukkan sistem pengkodean prioritas masalah sederhana.Target kali penyelesaian masalah akan telah dialokasikan untuk masing-masing tingkat prioritas.Ini akan telah disepakati dengan bisnis dan dicatat dalam SLA. Salah satu faktor yang akan memberi makan ke dalam dampak dan urgensi masalah adalah tingkat terulangnya.
        Masalah investigasi dan diagnosis: Tujuan dari penyelidikan dan fase diagnosis adalah untuk memastikan penyebab akar masalah. Prioritas dialokasikan untuk masalah harus mendorong jumlah sumber daya yang bekerja pada investigasi dan diagnosis. Prioritas harus dinilai ulang selama hidup masalah untuk memastikan kebenarannya.

Ada berbagai teknik pemecahan masalah yang dapat digunakan untuk membantu diagnosismasalah. Ini termasuk:
o   Kepner dan Tregoe: Pendekatan logis untuk pemecahan masalah dimulai dengan mendefinisikan dan kemudian menjelaskan masalah. Kemungkinan penyebab ditetapkan, dan kemudian kemungkinan penyebab diuji dan akhirnya penyebab sebenarnya diverifikasi.
o   Analisis Kronologis: Pendekatan ini menetapkan semua hal yang memiliki terjadi di garis waktu. Hal ini membuat lebih jelas untuk melihat apa yang telah terjadi dan memungkinkan fokus pada bagian penting dari timeline.

o   Brainstorming: Mengumpulkan bersama-sama individu kunci yang terlibat dengan masalah di satu tempat dan memetakan semua kemungkinan penyebab (dan potensi kegiatan korektif). Sesi tersebut harus berada di bawah kendali

Jumat, 29 April 2016

Mengapa layanan desain?


Pada tugas kali ini pembahasan IT service management mencakup bab 2 yaitu the service life cycle subbabnya service desain dan akan menyinggung pembahasan why service desain.



MENGAPA LAYANAN DESAIN?

Tanpa adanya layanan desain yang memadai, layanan akan menjadi kurang stabil dan lebih
mahal untuk mempertahankan sesuatu dan kurang mendukung dalam kebutuhan bisnis bertransaksi kepada pelanggan. Selanjutnya pada tahap desain ini biaya adalah suatu kekurangan yang hampir
selalu lebih tinggi dari biaya yang seharusnya dikeluarkan

Tidak semua transaksi kegiatan memerlukan kegiatan layanan desain. Sebaliknya layanan ini disediakan
untuk perubahan yang 'signifikan'. Setiap organisasi seharusnya memutuskan definisi sendiri hal yang
'Signifikan' tersebut dan menggunakan proses perubahan manajemen untuk menilai signifikansi apa
pada setiap perubahan kegiatan layanan desain yang digunakan.

pelayananan desain yang baik akan memberikan berbagai manfaat bisnis yang membantu untuk
menggarisbawahi pentingnya layanan baru untuk memengaruhi suatu perubahan. Di bawah ini adalah ringkasan atau point menganai layanan desain:

  • Layanan ini memungkinkan meminimalisir pengeluaran biaya karna mendukung alokasi pembiayaan dari tingkat terkemukauntuk menurunkan total biaya kepemilikan (TCO).
  • Layanan yang secara konsisten memberikan tingkat kualitas dan keselarasanuntuk bisnis dan kebutuhan pelanggan.
  • Lebih cepat dan lebih mudah dalam pengenalan layanan baru dan perubahan.
  • Mengelola sesuatu yang lebih baik untuk menjamin kebutuhan sesuatu yang sah terhadap aturan hukum dan perusahaan danpelanggan.
  • Memiliki kemampuan pengukuran yang lebih baik untuk mendukung pengambilan keputusan secara berkelanjutan





Rendahnya tingkat perencanaan, persiapan dan manajemen adalah alasan umum dalam gagalnya perencanaan dan proyek-proyek,pada umumnya penyebaran layanan desain baru
pun berubah.ITIL membantu mencegah hal tersebut dengan cara  menawarkan bimbingan
tentang mempersiapkan dan merencanakan layanan proses ini kepada pelanggan (orang), produk dan mitra:
Hasil finalnya kemudian diuji coba dengan perencanaan terhadap layanan TI yang sedang berkembang.

Sumber:
http://dia_ragasari.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/4717 /Buku+-+ITServiceManagement.pdf


Kamis, 24 Maret 2016

Manajemen Layanan Sistem Informasi_Tugas 1

1.  DEFENISI MANAJEMEN OLEH PARA AHLI

a.  James A.F Stoner
Menurut James A.F.Stoner, manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisasi dan menggunakan semua sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Dari gambaran di atas menunjukkan bahwa manajemen adalah Suatu keadaan terdiri dari proses yang ditunjukkan oleh garis (line) mengarah kepada proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian, yang mana keempat proses tersebut mempunyai fungsi masing-masing untuk mencapai suatu tujuan organisasi

b.  Peter F. Drucker
Menurut Peter, Manajemen adalah alat serbaguna untuk mengelola bisnis manajer dan mengelola pekerja dan pekerjaannya. Tujuannya Itu adalah agar masyarakat khususnya dapat membuat sumber daya produktif, yaitu dengan tanggung jawab untuk kemajuan ekonomi terorganisir.

Sumber:

https://gettingupman.wordpress.com/2013/01/07/beberapa-teori-menurut-para-ahli-tentang-manajemen/
http://ofiyantiputri.blogspot.co.id/2012/03/definision-of-bussines.html




2.  FUNGSI MANAJEMEN

    a.  POAC (Planning, Organizing, Actuating, Control)

Pengertian P.O.A.C. dalam ilmu Manajemen - Lengkap - Dunia Manajemen sebagian besar menggunakan POAC ( Planning, Organizing, Actuating dan Controlling ). Prinsip Manajemen POAC ini sangat banyak sekali digunakan oleh organisasi kecil maupun besar yang bertujan untuk lebih mengembangkan dan mengelola organisasi mereka.

Berikut ini adalah penjelasan mengenai POAC.

1.  Planning

Planning adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu dan mengembangkan rencana aktivitas kerja dalam sebuah organisasi. Perencanaan merupakan proses yang penting dari segala bentuk fungsi Manajemen, karena tanpa adanya perencanaan semua fungsi-fungsi lainnya tidak akan dapat berjalan.

Dalam perencanaan, Terdapat beberapa faktor dalam Planning yang patut untuk dipertimbangkan, yaitu :

  • Specific, yaitu berarti sebuah perencanaan harus jelas apa maksut dan tujuanya beserta ruang lingkupnya.
  • Measurable, yaitu suatu tingkat keberhasilan yang harus dapat diukur dari program kerja dan rencana yang dibuat.
  • Achievable, yaitu sesuatu tersebut bisa tercapai dan diwujudkan, bukan hanya sekedar fiktif dan khayalan belaka.
  • Realistic, yaitu sesuatu yang sesuai dengan kemampuan dan sumber daya yang ada, harus seimbang tetapi tetap ada tantangan didalamnya.
  • Time, yaitu ada batas waktu yang jelas, sehingga bisa dinilai dan dievaluasi. 


2.  Organizing

Pengorganisasian ( Organizing ) adalah fungsi kedua dalam Manajemen. Organizing adalah proses kegiatan dalam menyusun struktur organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan, sumber-sumber dan lingkungannya. Dengan demikian, hasil dari pengorganisasian itu berupa struktur organisasi.

Setiap tujuan disebuah organisasi pasti ingin dicapai, dan untuk meraih hal tersebut, pengorganisasian sangat berperan penting. Dalam sebuah perusahaan, pengorganisasian biasanya disusun dalam bentuk badan organisasi atau struktur organisasi, setelah tiu baru dipecah menjadi beberapa jabatan. Disinilah letak salah satu prinsip Manajemen yang membagi setiap tugas dan tanggung jawab dalam sebuah perusahaan yang dibebankan pada semua anggota organisasi menurut skill dan kemampuan masing-masing individu.

3. Actuating

Actuating ( Pelaksanaan ) adalah suatu tindakan yang mengusahakan agar semua perencanaan dan tujuan perusahaan bisa terwujud dengan baik dan seperti yang diharapkan. Jadi, pelaksanaan merupakan suatu upaya yang menggerakkan orang-orang untuk mau bekerja dengan sendirinya dan dengan kesadaran yang besar demi mengabulkan seluruh cita-cita perusahaan dengan dan secara efektif.

Perencanaan dan pengorganisasian akan berjalan kurang baik jika tidak disertai dengan pelaksanaan. Oleh karena itu, sangat dibutuhkan sekali bentuk nyata dari kerja keras, kerjasama dan kerja nyata didalamnya. Pengoptimalan seluruh sumber daya manusia yang ada juga sangat penting, terutama ditujukan untuk mencapai visi, misi dan Planning yang telah diterapkan.

Dalam poin ini, semua sumber daya manusia yang ada harus bekerja sesuai dengan tugas yang dibebankan, fungsi serta peran dan kompetensi dari masing-masing untuk mencapai tujuan organisasi atau perusahaan tersebut.

4.  Controlling

Pengawasan ( Controlling ) adalah proses pengamatan, penentuan standar yang akan diwujudkan, menilai kinerja pelaksanaan, dan jika diperlukan mengambil tindakan korektif, sehingga pelaksanaan dapat berjalan dengan semaksimal mngkin dalam mencapai tujuan perusahaan.

Agar pekerjaan dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan, maka akan dibutuhkan pengontrolan yang optimal, baik itu dalam bentuk supervisi, pengawasan, inspeksi dan audit. 

Tujuan utama dari kegiatan pengawasan adalah menciptakan kegiatan-kegiatan manajemen yang dinamis dan terwujud secara efektif dan efisien. Sesuai dengan perannya dalam sebuah organisasi, Controlling memiliki beberapa fungsi utama :

  • Mencegah terjadinya penyimpangan
  • Memperbaiki kelemahan dan kesalahan, serta menindak penyalahgunaan dan penyelewengan
  • Mendinamisasikan organisasi serta kegiatan dalam manajemen
  • Memperkuat rasa akan tanggung jawab tiap individu
  • Mengambil tindakan korektif jika pelaksanaan menyimpang dari Perencanaan atau standar yang telah ditetapkan.



b.  POLC (Planning, Organizing, Leading, Controling)

Planning (Perencanaan)
Perencanaan atau planning adalah fungsi dari manajemen yang melibatkan pengaturan tujuan dan menentukan tindakan untuk mencapai tujuan tersebut. Perencanaan memerlukan manajer untuk menyadari kondisi lingkungan yang akan dihadapi organisasi dimasa depan.

Organizing (Pengorganisasian)
Pengorganisasian adalah fungsi dari manajemen yang mengembangkan struktur organisasi dan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan organisasi.

Leading (Pengarahan)
Pengarahan adalah fungsi dari manajemen yang melibatkan dan mempengaruhi orang lain untuk mengambil tindakan yang diambil oleh orang lain. Manajer memimpin secara efektif, untuk bawahan mereka dan mengerahkan upaya untuk mencapai tujuan organisasi.

Controlling (Pengendalian)
Fungsi pengendali dari manajemen memerlukan pemantauan kinerja sehingga memenuhi standar kinerja yang ditetapkan oleh organisasi. 

Pengendalian terdiri dari tiga langkah :
  • Menetapkan standar kinerja
  • Mengukur dan membandingkan kinerja aktual terhadap standar
  • Mengambil tindakan korektif bila diperlukan


Sumber :
http://hakikatbisnis.blogspot.co.id/2015/06/pengertian-poac-dalam-ilmu-manajemen-lengkap.html
http://www.flatworldknowledge.com/pub/1.0/princpls-mgmt-and-org-behavior/pom-introduction-principles-ma/planning-organizing-leading-an/3029
http://kariskaa.blogspot.co.id/2012/06/management-functions.html




3.  FUNGSI MANAJEMEN MENURUT HENRI FAYOL
     
    Henri Fayol mendefinisikan lima fungsi manajemen untuk komponen manajemen dan masih terlihat sangat relevan untuk organisasi. Lima Fungsi ini berfokus pada hubungan antara karyawan dan manajemen dan mereka memberikan titik acuan sehingga masalah dapat diselesaikan dengan cara yang kreatif :

1)  Planning
Menurut Henri Fayol, menyusun rencana yang baik adalah menyusun lima fungsi manajemen yang sangat sulit. Hal ini memerlukan partisipasi dari seluruh organisasi. Waktu dan implementasi, perencanaan harus terhubung dan terkoordinasi pada tingkat yang berbeda.

2)  Organizing
Pengorganisasian dapat berfungsi jika terorganisir dengan baik. Harus ada cukup modal, staf, dan bahan baku sehingga organisasi dapat berjalan dengan baik. Struktur organisasi dengan Divisi baik sangat penting. Ketika jumlah fungsi meningkat, organisasi akan memperluas baik secara horizontal dan vertikal.

3)  Commanding
Mengoptimalkan kembali kepentingan seluruh perusahaan yang sudah dilakukan oleh karyawan. Manajer yang sukses memiliki integritas, berkomunikasi dengan jelas dan memiliki pengetahuan untuk memotivasi tim dan mendorong karyawan untuk mengambil inisiatif.

4)  Coordinating
Koordinasi bertujuan untuk memotivasi dan menyelaraskan pekerjaan-pekerjaan bawahan sehingga terdapat kerjasama yang terarah dalam usaha mencapai tujuan bersama atau tujuan organisasi.

5)  Controlling
Untuk mengetahui apakan semua kegiatan berjalan sesuai rencana dan mengidentifikasi kelemahan atau kesalahan oleh mengendalikan umpan balik.

Sumber :
https://yuharariskiyah.wordpress.com/2013/11/26/405/


4.  MANAJEMEN ROLE MENURUT MINTZ BERG

    Henry Mintzberg menyimpulkan bahwa ada 10 peran , peran-peran tersebut dibagai menjadi 3 kategori dasar yaitu:

  • Peran Manajer
  • Peran Manajer
  • Peran Interpersonal.
  • Peran Pemberi Imformasi.
  • Peran Pengambilan keputusan.
  • Peran Interpersonal


Adalah peran sebagai kepala figur , pemimpin , serta penghubung dalam sebuah organisasi dimana peran ini libatkan kesemua hubungan dengan orang lain.
peran manajer : mengajak makan tamu dalam organisasi , menghadiri acara penting dan lain-lain.
peran manajer dalam organisasi : sebagai pemimpin , merekrut , melativ , memotivasi karyawan.
peran manajer sebagai penghubung: sebagai kordinator atau penghubung antar orang dengan organisasi.Aktivitas tersebut bersifat seremonial serta simbolik dari pada aktivitas substantif.

Peran Pemberi Imformasi (imformational roles) mengalir secara alami dari peran penghubung interpersonal, peran dalam pemberian imformasi adalah sebagai berikut :


  • Pengawasan(monitoring), seseorang mencari imformasi yang mungkin berharga.

Manajer sebagai peyebar imformasi (disseminator) , mengirimkan kembali imformasi yang relevan ke orang lain di tempat kerja atau dalam kawasan sebuah organisasi.
komunikasi eksternal , juru bicara (spokesperson) secara formal memberi imformasi kepada orang-orang diluar organisasi.
Peran Pengambilan Keputusan.


  • Peran manajer sebagai penyebaran imformasi pada dasarnya mengarah pada peran pengambilan sebuah keputusan.


Henry Mintzberg mengindetifikasi 4 peran pengambilan keputusan, yaitu :

  • Manajer memiliki peran sebagai wirausahawan(entrepreneur) , inisiator sukarela terhap perubahan.
  • Manajer sebagai penengah keributan (disturbance handler) , menangani masalah mogok kerja , pelanggaran hak cipta , masalah dalam pencitraan organisasi
  • Pengalokasi sumber daya (resources allocator) , manajer memutuskan bagaimana sumber daya di distribusuikan.
  • negosiator (negotiator) , manajer melakukan perundingan dengan organisasi lain sebagai perwakilan atas organisasinya.

Keahlian Manajerial

  • Keahlian Teknis(tecnical skills).

Keahlian yang diperlukan untuk menyelesaikan atau memahami suatu jenis pekerjaan tertentu yang dilakukan dalam sebuah organisasi.
Keterampilan ini sangat penting dikarenakan manajer ini akan menghabiskan waktu dengan melatih bawahan dan menjawab pertanyaan yang menjadi masalah dalam kaitan pekerjaan.

  • Keahlian Interpesonal (interpersonals skills).

kemampuan untuk memahami , memotivasi , dan berkomunikasi dengan individu dan kelompok.

  • Keahlian Konseptual (conceptual skills).

Kemampuan untuk berpikir secara abstrak.
kemampuan ini mampu berpikir secar strategis (gambaran besar) dab untuk membuat keputusan dengan sangat dasar yang luas serta dpat melayani keseluruhan sebuah organisasi.

  • Keahlian Diagnostik (diagnostic skills).

kemampuan manajer untuk memvisualsasikan jawaban yang paling sesuai untuk situasi tertentu.

  • Keahlian Berkomunikasi (communication skills).

Kemampuna diman manajer mengirimkan ide serta imformasi secara efektif kepada orang lain maupun sebaliknya.

  • Keahlian Pengambilan Keputusan (decision making skills).

kemampuan manajer untuk mengenali serta mendefiniskan masalah serta kesempatan untuk memperbaikinya lalu kemudian memilih suatu tindakan utnuk memecahkan masalah.

  • Keahlian Manajemen waktu ( time management skills).

Kemampuan manajer untuk memproritaskan pekerjaan , untuk dapat bekerja secar efisien , serta mendelegasikan secara tepat.

Sumber :
https://www.boundless.com/management/textbooks/boundless-management-textbook/introduction-to-management-1/additional-roles-and-skills-of-managers-20/mintzberg-s-management-roles-127-605/http://www.gurupendidikan.com/10-peran-manajerial-dalam-manajemen-terlengkap/




5.  TEORI ORGANISASI KLASIK

a.  Henri Fayol
Rasa realisme yang besar dapat dilihat dalam karya Henri Fayol (1949) yang dijelaskan "prinsip manajemen" oleh organisasi secara efektif terkontrol.

1)         Division of work

Fayol melihat pekerjaan dibagi menurut keterampilan dan keahlian teknis, setiap item pekerjaan dapat diberikan kepada karyawan yang  mampu mengerjakannya.

2)         Authority and responsibility

Fayol mendefinisikan otoritas sebagai "hak untuk memberikan perintah dan kekuatan". Dia menekankan pentingnya menghubungkan otoritas untuk tanggung jawab.

3)         Discipline

Fayol mendefinisikan disiplin sebagai tanda ketaatan, aplikasi, energi, perilaku hormat kepada atasan.

4)         Unity of command

Setiap tindakan apapun, karyawan harus menerima perintah dari satu atasan saja.

5)         Unity of direction

Satu kepala dan satu rencana untuk kelompok yang memiliki tujuan yang sama.

6)         Subordination of individual interests to the general interest

Kesejahteraan secara keseluruhan untuk kepentingan organisasi, bukan untuk kepentingan antar individu.

7)          Remuneration of personnel

Fayol mencari beberapa prinsip dasar dalam metode pembayaran yang tetap perdebatan, memastikan remunerasi yang adil, tidak akan menyebabkan pembayaran yang berlebihan yang melampaui batas yang wajar.

8)         Centralization

Unsur sentralisasi harus selalu hadir. Perdebatan antara sentralisasi dan desentralisasi menjadi salah satu solusi yang tepat.

9)         Scalar Chain

Jaringan skalar adalah jaringan atau garis komando dari atasan ke bawahan

10)     Order

organisasi yang baik dan pilihan baik sebagai kebutuhan organisasi dengan sumber daya yang efisien

11)     Equity

Untuk mendapatkan keadilan dari karyawan, mereka harus diperlakukan sama rata

12)     Stability of tenure of personnel

Karyawan membutuhkan suatu periode stabilitas dalam pekerjaan untuk memberikan yang terbaik untuk mereka.

13)     Initiative

Fayol memikirkan masalah dan menerapkan solusi adalah pengalaman yang berharga yang berguna untuk meningkatkan motivasi.

14)     Esprit de corps

Manajemen harus mendorong keselarasan dan pemahaman yang tepat antara para pekerja.

b.  Max Weber
Teori manajemen Max Weber disebut teori manajemen birokrasi, dibangun pada prinsip-prinsip yang digariskan oleh Frederick Taylor dalam teori manajemen ilmiah. Seperti Taylor, Weber menganjurkan sebuah sistem yang berdasarkan standar prosedur dan perintah yang jelas. Max Weber memiliki elemen kunci dalam teori birokrasi ini, yaitu:
  • Peran yang didefinisikan secara jelas berdasarkan pekerjaan
  • Hirarki otoritas
  • Prosedur standar
  • Pencatatan teliti
  • Mempekerjakan karyawan jika mereka memenuhi kualifikasi tertentu untuk pekerjaan


c.  Marry Parker Follett
Menurut Marry Parker Follet dalam teori organisasi klasik terdapat hubungan manusia dengan tingkah laku. Didalam Organisasi terdapat sistem sosial dan aspek-aspek psikologis dan sosiologis. Dia menyarankan para manajer untuk menggunakan konflik secara konstruktif dengan menyarankan tiga cara untuk melakukan hal yang sama, yaitu:

  •       Dominasi menyelesaikan konflik
  •       Kompromi
  •       Integrasi untuk menyelesaikan konflik


Sumber : 
https://yuharariskiyah.wordpress.com/2013/11/26/405/
http://www.business.com/management/management-theory-of-mary-parker-follett-key-terms/
http://www.business.com/management/management-theory-of-max-weber/
http://www.hrmguide.co.uk/history/classical_organization_theory_modified.htm




6.  TEORI MACHIAVELLI

Machiavelli berpendapat bahwa raja-raja yang paling sukses bukanlah orang-orang yang bertindak menurut perintah hukum, atau keadilan, atau hati nurani, tetapi mereka bersedia melakukan apa pun yang diperlukan untuk mempertahankan kekuatan mereka sendiri - dan dengan demikian secara tidak langsung melestarikan urutan negara.
Machiavelli berpendapat  bahwa nilai-nilai yang tinggi, atau yang dianggap tinggi, adalah berhubungan dengan kehidupan dunia, dan ini dipersempit pula hingga kemasyhuran, kemegahan, dan kekuasan belaka. Machiavelli menolak adanya hukum alam, yang seperti telah diketahui adalah hukum yang  berlaku untuk manusia sejagat dan sesuai dengan sifat hukum, mengikat serta menguasai manusia.

Sumber :
http://zakiyudin-fikri.blogspot.co.id/2013/11/pemikiran-politik-machiavelli-politik.html
https://web.cn.edu/kwheeler/machiavelli.html



7.  TEORI MAO ZEDONG

Mao Zedong merupakan fenomena penting dalam perkembangan teori revolusi. Pemikiran-pemikirannya merupakan alternatif bagirevolusi model Soviet yang bertumpu pada kekuatan dan kepemimpinan kaumburuh.
Satu hal yang menyebabkan Mao "lebih unggul" dari Lenin adalah gagasannya mengenai "perang gerilya".
Organisasi yang disiplin, kohesif, dan didukung struktur kepimimpinan yang hierarkis merupakan syarat berhasilnya tujuan yang dimiliki organisasi tersebut.

Sumber :

https://www.marxists.org/history/erol/uk.hightide/mao.htm

8.  FILOSOFI FREDERICK W.TAYLOR

Frederick Winslow Taylor adalah tokoh kontroversial dalam sejarah manajemen. Inovasinya dalam teknik industri, terutama dalam waktu dan gerakan studi, lunas peningkatan dramatis dalam produktivitas.
Unsur-unsur utama dari manajemen ilmiah adalah : "Fungsional studi waktu atau pengawasan khusus Standardisasi Alat dan mengimplementasikan standarisasi metode kerja terpisah perencanaan fungsi manajemen oleh prinsip pengecualian penggunaan".
Slide-aturan dan perangkat hemat waktu serupakan "kartu instruksi untuk pekerja tugas alokasi dan bonus besar untuk sukses kinerja penggunaan sistem asoned 'diferensial tingkat' untuk mengklasifikasikan produk dan mengimplementasikan routing sistem sebuah modern biaya sistem dll " Taylor disebut elemen-elemen ini "hanya unsur-unsur atau rincian mekanisme manajemen"dia melihat mereka sebagai perluasan dari empat prinsip manajemen :
·      pengembangan ilmu sejati
·      pemilihan ilmiah tukang
·      pendidikan ilmiah dan pengembangan tukang
·      akrab dan ramah kerjasama antara manajemen dan orang-orang

Sumber :
http://www.skymark.com/resources/leaders/taylor.asp

Jumat, 12 Februari 2016

Tutorial - Kue Cucur w/ Ice Cream




Hai aku mau share inovasi kreatifitas dari kelompok yaitu kue cucur rainbow dengan ice cream,
Kue Cucur atau Cucur adalah salah satu makanan tradisional Indonesia jadi dapat ditemukan di berbagai daerah di Indonesia, tetapi khusus di daerah Jakarta (Betawi) makanan ini termasuk makanan adat artinya pada upacara-upacara adat budaya Betawi, cucur wajib dihidangkan. Rasanya manis, gurih, empuk di tengah dan renyah di bagian pinggirnya. Cara membuat kue ini cukup di goreng.-WIKIPEDIA. Semoga menginspirasi yaaa ^_^. 

Kreativitas individu- Kertas gulung daun indah

Saya akan membuat kreativitas tentang kreasi paper quiling,apakah itu Paper Quilling?

Paper quilling adalah seni menggulung kertas, hasil gulungan tersebut dirangkai sedemikian rupa sehingga menghasilkan bentuk yang menawan. Di Indonesia sendiri Paper Quilling sudah cukup populer, tetapi belum sepenuhnya menyebar.

Berbicara sejarah, ini saya dapatkan informasi tentang sejarahnya.
Seni menggulung kertas telah dikenal di Eropa sejak abad ke-17 dahulu namanya adalah paper filigree atau roll work.

Baiklah kita mulai:

Alat dan Bahan
  1. Paper quiling ukuran 1 cm x 30 cm
  2. Lem/Perekat stik atau lem pasta
  3. Bando
  4. Pensil
  5. Dompet kecil
Cara Menbuat:
 
                                                Gambar A                                                                               Gambar B
  1. Buatlah gulungan kertas seperti di atas, terdiri dari:
  2. 5 kertas orange untuk gulungan kecil yang di bentukseperti daunkita bisa mencubit bagian yang ingin di runcingkan, lalu setelah di gulung di rekatkan dengan lem.
  3. 5 kertas orange dan 5 kertas kuning, di bentuk gulungan terbuka atau bulat yang lebar berbeda dengan sebelumnya ini dimaksudkan agar bagian yang daun kecil bisa di sisipkan di dalamnya, rekatkan setelah akhir setiap gulungan. 
  4. 1 kertas kuning , buat lingkaran berukuran medium lalu akhiri gulungan dengan perekat.Fungsinya sebagai celah lingkaran dan hiasan komponen produk
  5. Setelah semua perlengkapan gulungan jadi, buat seperti gambar di atas yang gulungan sudah di satukan antara yang warna orange  bentuk daun kecil  dengan daun besar warna campuran dengan perekat,contohnya seperti gambar A
  6. Komponen selesai di buat, gabungkan dan rekatkan dengan kuat lalu tunggu kering lem tersebut , contohnya seperti gambar B
  7. Hasilnya adalah :

Sebagai gantungan dompet/ tas, memperindah tampilannya

S
Sebagai hiasan pensil, tidak berat kok di pakai menulis hehe ^-^


Sebagai hiasan di bando dll

Selesai sudah produk atau kreatifitas individu yang saya informasikan, masih simple aja bentuknya blm yang ahli hehe.. mohon maklum, dan terima kasih sudah bacaa ya...

BUDAYA ORGANISASI


Pengertian Budaya Organisasi, Fungsi, Contoh, & Teorinya

Pengertian Budaya Organisasi  secara umum adalah sebuah karakteristik yang dijunjung tinggi oleh organisasi dan menjadi panutan organisasi sebagai pembeda antara satu organisasi dengan organisasi yang lain. atau budaya organisasi juga diartikan sebagai nilai-nilai dan norma perilaku yang diterima dan dipahami secara bersama oleh anggota organisasi sebagai dasar dalam aturan perilaku yang terdapat dalam organisasi tersebut. 

Asal muasal budaya organisasi bersumber 
dari pendirinya karena pendiri dari organisasi tersebut memiliki pengaruh besar akan budaya awal organsiasi baik dalam hal kebiasaan atau ideologi. Contohnya misi yang dapat ia paksakan pada seluruh anggota organsiasi. Dimana hal ini dilakukan dengan pertama merekrut dan mempertahankan anggota yang sepaham. Kedua, melakukan indokrinasi dan mensosialisasikan cara pikir  dan berperilaku kepada karyawan. Lalu yang terakhir adalah pendiri bertindak sebagai model peran yang mendorong anggota untuk mengidentifikasi diri, dan jika organisasi mengalami kemajuan maka organisasi akan mencapai kesuksesan, visi, dan pendiri akan dilihat sebagai faktor penentu utama keberhasilan.  

Pengertian Budaya Organisasi Menurut Para Ahli 

Susanto: Pengertian budaya organisasi menurut susanto adalah nilai-nilai yang menjadi pedoman sumber daya manusia untuk menghadapi permasalahan eksternal dan usaha penyesuaian integrasi ke dalam perusahaan sehingga masing-masing anggota organisasi harus memahami nilai-nilai yang ada dan sebagaimana mereka harus bertingkah laku atau berperilaku.

Robbins: Budaya organisasi menurut Robbins adalah suatu sistem makna bersama yang dianut oleh anggota-anggota yang membedakan organisasi tersebut dengan yang lain.

Gareth R. Jones: Definisi budaya organisasi menurut Gareth R. Jones adalah suatu persepsi bersama yang dianut oleh anggota-anggota organisasi, suatu sistem dari makna bersama.

Walter R. Freytag: Pengertian budaya organisasi menurut Walter R. Freytag bahwa budaya organisasi adalah asumsi-asumsi dan nilai-nilai yang disadari atau tidak disadari yang mampu mengikat kepaduan suatu organisasi. Asumsi dan nilai tersebut menentukan pola perilaku para anggota di dalam organisasi.

Larissa A. Grunig, et.al dan Larissa A. Grunig, et. al.., bahwa budaya organisasi adalah totalitas nilai, simbol, makna, asumsi, dan harapan yang mampu mengorganisasikan suatu kelompok yang bekerja secara bersama-sama.

Lathans (1998): Budaya organisasi menurut Lathans (1998) adalah norma-norma dan nilai-nilai yang mengarahkan perilaku anggota organisasi. Setiap anggota organisasi akan berperilaku sesuai dengan budaya yang berlaku agar diterima oleh lingkungannya. 

Sarpin (1995): Pengertian budaya organisasi menurut sarpin adalah suatu sistem nilai, kepercayaan dan kebiasaan dalam suatu organisasi yang saling berinteraksi dengan struktur system formalnya untuk menghasilkan norma-norma perilaku organisasi. 

Schein: Menurut Schein, pengertian budaya organisasi adalah suatu pola dari asumsi-asumsi dasar yang ditemukan, diciptakan atau dikembangkan oleh suatu kelompok tertentu, dengan maksud agar organisasi elajar mengatasi dan menganggulangi masalah-masalah yang timbul akibat adaptasi eksternal dan integrasi internal yang sudah berjalan dengan cukup baik, sehingga perlu diajarkan kepada anggota-anggota baru sebagai cara yang benar untuk memahami, memikirkan dan merasakan berkanaan dengan masalah-masalah tersebut.

Mondy dan Noe (1996): Menurutnya budaya organisasi adalah system dari shared values, keyakinan dan kebiasaan-kebiasaan dalam suatu organisasi yang saling berinteraksi dengan struktur formalnya untuk menciptakan norma-norma perilaku.

Hodge, Anthony dan Gales (1996):  Budaya organisasi menurut mereka adalah konstruksi dari dua tingkat karakteristik, yaitu karakteristik organisasi yang kelihatan (observable) dan yang tidak kelihatan (unoservable).

Fungsi Budaya Organisasi 

1. Perasaan Identitas dan Menambah Komitmen Organisasi
2. Alat pengorganisasian anggota 
3. Menguatkan nila-nilai dalam organisasi 
4. Mekanisme kontrol perilaku 
5. Mendorong dan meningkatkan kinerja ekonomi baik dalam jangka pendek dan panjang. 
6. Penentu arah organisasi mana yang boleh dan yang tidak boleh.  

Fungsi Budaya Organisasi Menurut Para Ahli

Fungsi budaya pada umumnya sukar dibedakan dengan fungsi budaya kelompok atau budaya organisasi, karena budaya merupakan gejala sosial. Menurut Ndraha (1997 : 21) ada beberapa fungsi budaya, yaitu :
1. Sebagai identitas dan citra suatu masyarakat
2. Sebagai pengikat suatu masyarakat
3. Sebagai sumber
4. Sebagai kekuatan penggerak
5. Sebagai kemampuan untuk membentuk nilai tambah
6. Sebagai pola perilaku
7. Sebagai warisan
8. Sebagai pengganti formalisasi
9. Sebagai mekanisme adaptasi terhadap perubahan
10.  Sebagai proses yang menjadikan bangsa kongruen dengan negara sehingga terbentuk nation – state

Sedangkan menurut Robbins (1999:294) fungsi budaya didalam sebuah organisasi adalah :
1.  Budaya mempunyai suatu peran menetapkan tapal batas
2.  Budaya berarti identitas bagi suatu anggota organisasi
3.  Budaya mempermudah timbulnya komitmen
4.  Budaya meningkatkan kemantapan sistem social

Dan menurut pendapat Siagian (1992:153) mencatat lima fungsi penting budaya organisasi, yaitu:

  1. Sebagai penentu batas-batas perilaku dalam arti menentukan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan, apa yang dipandang baik atau tidak baik, menentukan yang benar dan yang salah.
  2. Menumbuhkan jati diri suatu organisasi dan para anggotanya.
  3. Menumbuhkan komitmen sepada kepentingan bersama di atas kepentingan individual atau kelompok sendiri. 
  4. Sebagai tali pengikat bagi seluruh anggota organisasi
  5. Sebagai alat pengendali perilaku para anggota organisasi yang bersangkutan.


Menurut pendapat Beach (Horrison, 1972) mencatat tujuh fungsi penting budaya organisasi, yaitu : 

  1. Menentukan hal penting yang mendasari organisasi ,standar keberhasilan dan kegagalan harus bias diukur.
  2. Menjelaskan bagaiman sumber-sumber organiosasi digunakan dan untuk kepentingan apa.
  3. Menciptakan apa organisasi dan anggotanya dapat mengharap satu sama lain.
  4. Membuat beberapa metode pengontrolan perilaku dalam keabsahan organisasi dan membuat yang lain tidak abash yaitu menentukan dimana kekuasaan terletek dalam organisasi dan bagaimana menggunakannya.


Karakteristik atau Ciri-Ciri Budaya Organisasi 

Berdasarkan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa terdapat tujuh karakteristik utama yang secara keseluruhan yaitu sebagai berikut... 

  1. Innovation and Risk Talking (Inovasi dan pengambilan resiko), adalah suatu tingkatan dimana pekerja didorong untuk menjadi inovatif dan mengambil resiko 
  2. Attention to Detail (Perhatian pada hal-hal detail), dimana pekerja diharakan menunjukkan ketepatan, alaisis, dan perhatian pada hal detail. 
  3. Outcome Oritentation (Orientasi pada manfaat), yang mana manajemen memfokuskan pada hasil atau manfaat dari yang tidak hanya sekedar teknik dan proses untuk mendapatkan manfaat tersebut. 
  4. People Orientation (Orientasi pada orang), dimana keputusan manajemen mempertimbangkan pengaruh manfaatnya pada orang dalam organisasi.
  5. Team Orientation (Orientasi pada tim), dimana aktivitas kerja di organisasi berdasar tim daripada individual 
  6. Aggresiveness (Agresivitas), dimana orang cenderung lebih agresif dan kompetitif daripada easygoing,
  7. Stability (Stabilitas), yang mana aktivitas organisasional tersebut menekankan pada menjaga status quo sebagai lawan dari pada perkembangan. 


Contoh-Contoh Budaya Organisasi 

1. Kerapian Administrasi
Budaya organisasi dalam hal keraian administrasi, merupakan yang harus dihidupkan dalam organisasi, baik itu surat-menyurat, keuangan, pendapatan karyawan, barang masuk/keluar, dan sebagianya yang membantu dalam kinerja organisasi. 

2. Pembagian Wewenang Yang Jelas
Hal ini merupakan kunci yang dapat menentukan keberhasilkan akan kinerja dalam perusahaan. Tanpa adanya pembagian wewenang kinerja mungkin para anggota atau karyawan dalam perusahaan tersebut akan kebingungan mana yang dijalankan dan mana yang tidak. 

3. Kedisiplinan 
Kedisiplinan merupakan budaya organisasi yang melekat dimana pun berada. Dimana disiplin merupakan karakter dari orang-orang sukses yang dapat menghargai waktu. 

4. Inovasi 
Budaya organisasi biasanya akan mendorong anggota team untuk melahirkan suatu ide-ide kreatif dan inovasi baru untuk tujuan organisasi yaitu kemajuan organisasi.

Teori-Teori Budaya Organisasi

Sebuah teori komunikasi mengenai semua simbol komunikasi seperti tindakan, rutinitas, dan percakapan dan makna yang dilekatkan pada simbol tersebut. Konteks perusahaan, budaya organisasi dianggap sebagai salah satu strategi dari perusahaan dalam meraih tujuan serta kekuasaan. Teori budaya organisasi ini memiliki beberapa asumsi dasar yakni sebagai berikut:

1. Anggota-anggota organisasi menciptakan dan mempertahankan perasaan yang dimiliki bersama akan suatu realitas organisasi, yang berakibat akan suatu pemahaman yang lebih baik terhadap nilai-nilai sebuah organisasi. Inti dari asumsi ini adalah nilai yang dimiliki organisasi. Nilai merupakan standard dan prinsip-prinsip yang terdapat dalam sebuah budaya. 

2. Penggunaan dan interpretasi simbol yang sangat penting dalam budaya organisasi. Disaat seseorang memahami simbol tersebut, maka seseorang akan mampu bertindak menurut budaya dari organisasinya. 

3. Budaya bervariasi dalam organisasi-organisasi yang berbeda, dan interpretasi tindakan dalam budaya ini juga bervariasi. Dimana setiap organisasi memiliki budaya yang berbeda-beda dan setiap individu dalam organisasi tersebut memiliki penafsiran budaya dengan berbeda. Biasanya, perbedaan budaya dalam organisasi justru menjadi kekuatan dari organisasi sejenis lainnya. 


SUMBER/REFERENSI:

http://www.artikelsiana.com/2015/10/pengertian-budaya-organisasi-fungsi.html

PERUBAHAN DAN PENGEMBANGAN ORGANISASI

1. DEFINISI 

A.     Pengertian
Perubahan organisasi adalah kegiatan episodic, artinya perubahan dimulai pda satu titik, berlanjut melalui serangkaian tahap, dan mencapai puncaka dalam hasil yang diharapkan oleh mereka yang terlibat berupa perbaikan dari titik awal. Perubahan memiliki permulaan, pertengahan dan akhir. Perubahan organisasi atau pembaharuan organisasi (organizational change) didefinisikan sebagai pengadopsian ide-ide atau perilaku baru oleh sebuah organisasi. Organiasasi dirancang untuk beradaptasi dengan peruabahan lingkungan melalui pembaharuan dan pengembangan internal. 

Perubahan organisasi dicirikan dengan berbagai usaha penyesuaian- penyesuaian disain organisasi di waktu mendatang. Pengelolaan perubahan secara efektif tidak hanya diperlukan bagi kelangsungan hidup organisasi, tetapi juga sebagai tantangan pengembangan. Dalam pengertian lain perubahan organisasi merupakan proses penyesuaian desain organisasi terhadap kondisi lingkungan yang dihadapi. Perubahan dapat bersifat reaktif dan proaktif.


B.    Kekuatan-kekuatan eksternal

*Kekuatan-kekuatan perubahan eksternal, meliputi :

1.      Kebudayaan

2.      Pendidikan

3.      Sosial

4.      Politik

5.      Ekonomi

6.      Teknologi

 * Kekuatan-kekuatan perubahan internal, meliputi :

1.      Kegiatan-kegiatan karyawan

2.      Tujuan organisasi

3.      Strategi dan kebijaksanaa

4.      Teknologi


C. Cara-cara Penanganan Perubahan

Ada dua pendekatan penanganan perubahan organisasi:

1.      Proses perubahan reaktif. Manajemen bereaksi atas tanda-tanda bahwa perubahan dibutuhkan, pelaksanaan modifikasi sedikit demi sedikit untuk menangani masalah tertentu yang timbul. Sebagai contoh, bila peraturan baru dari pemerintah mensyaratkan perusahaan untuk mempunyai perlindungan terhadap kebakaran, maka manajer mungkin akan membeli alat pemadam kebakaran.

2.      Program perubahan yang direncanakan (planned change), disebut sebagai proses proaktif. Manajemen melakukan berbagai investasi waktu dan sumberdaya lainnya yang berarti untuk menguibah cara-cara operasi organisasi. Perubahan yang direncanakan ini didefinisikan sebagai perancangan dan implementasi inovasi struktural, kebijaksanaan atau tujuan baru, atau suatu perubahan dalam filsafat, iklim dan gaya pengoperasian secara sengaja. Pendekatan ini tepat bila keseluruhan organissi, atau sebagian besar satuan organisasi, harus menyiapkan diri untuk atau menyesuaikan dengan perubahan.


D. Penolakan Terhadap perubahan

Penanganan penolakan terhadap perubahan:

1.      Pendidikan dan Komunikasi.
Biasa digunakan bila ada kekurangan informasi atau ketidakpastian informasi dan analisis.

2.      Partisipasi dan Keterlibatan.
Biasa digunakan bila pengambilan inisiatif tidak mempunyai semua informasiyang dibutuhkan umtuk merancang perubahan dan oranglain mempunyai kekuasaan untuk menolak.

3.      Kemudahan dan Dukungan.
Biasa dilakukan bila orang – orang pendakkan karna masalah – masalh adaptasi atau penyesuaian.

4.      Negosiasi dan Persetujuan.
Biasa digunakan bila banyak dari orang atau kelompok dengan kekuatan cukup besar untuk menolak akan kalah dalm suatu perubahan.

5.      Manipulasi dan Bekerjasama.
Biasa digunakan bila taktik – taktik lain dirasa kurang bekerja maksimal dan di sisi lain biaya atau cost yang dikeluarkan besar .

6.      Paksaan eksplisit dan implisit.
Biasa digunakan bila kecepatan adalah hal yang paling penting dan para pengusul mempunyai kekuasaan yang besar.


E. Proses Pengelolaan Perubahan

Proses pengelolaan perubahan harus mencakup dua gagasan dasar untuk mencapai efektifitas organisasi. Pertama ada retribusi kekuasaan dalam struktur organisasi, kedua retribusi ini dihasilkan dari proses perubahan yang bersifat pengembangan.
Tahap-tahap Proses Perubahan :
1.      Tekanan dan desakan 
2.      Intervensi dan Reorientasi 
3.      Diagnosa dan pengenalan masalah
4.      Penemuan dan pengenalan masalah
5.      Percobaan dan hasil
6.      Pungutan dan penerimaan

F. Metode-metode penanganan penolakan terhadap perubahan

1.      Pendekatan Pendidikan dan Komunikasi.
2.      Pendekatan Partisipasi dan Keterlibatan.
3.      Pendekatan Kemudahan dan Dukungan.
4.      Pendekatan Negosiasi dan Persetujuan.
5.      Pendekatan Manipulasi dan Bekerjasama.
6.      Pendekatan Paksaan Eksplisit dan Implisit.


G. Tujuan utama pengembangan organisasi 

adalah untuk perbaikan fungsi organisasi itu sendiri seperti peningkatan produktivitas dan keefektifan organisasi yang akan membawa implikasi terhadap kapabilitas organisasi dalam membuat keputusan berkualitas dengan melakukan perubahan terhadap struktur, kultur, tugas, teknologi dan sumber daya manusia. Pendekatan utama terhadap hal ini adalah mengembangkan budaya organisasi yang dapat memaksimalkan keterlibatan orang dalam pembuatan keputusan yang efektif dalam organisasi.

Menurut Robbins (1984), usaha pengembangan organisasi pada umumnya diarahkan pada dua tujuan akhir, yaitu peningkatan keefektifan organisasi dan peningkatan kepuasan anggotanya:


  • Meningkatkan tingkat kepercayaan dan dukungan di antara anggota organisasi.
  • Meningkatkan timbulnya konfrontasi terhadap masalah organisasi baik dalam kelompok maupun antar-kelompok, sebagai kebalikan dari to sweeping problem under the rug.
  • Terciptanya lingkungan dimana otoritas peran yang ditetapkan ditingkatkan dengan otoritas berdasarkan pengetahuan dan keterampilan.
  • Meningkatkan keterbukaan komunikasi secara horisontal, vertikal dan diagonal.
  • Menaikkan tingkat antusiasme dan kepuasan personal dalam organisasi.
  • Menemukan solusi yang sinergis terhadap masalah.
  • Menaikkan tingkat responsibilitas diri dan kelompok dalam perencanaan.
  • Langkah-Langkah Perubahan Organisasi :
  • Menyadarkan para anggota bahwa perubahan tertentu perlu dilakukan.
  • Melakukan perubahan.
  • Menstabilkan situasi setelah perubahan dilaksanakan.



2.LANGKAH LANGKAH

H.1      Langkah-Langkah Pengembangan Organisasi

a.       Penilaian keadaan.
b.      Pemecahan masalah.
c.       Implementasi.
d.      Evaluasi.

H.2      Langkah-Langkah Menuju Proses Perubahan

Ada tujuh langkah komprehensif yang ditempuh dalam proses perubahan organisasi. Langkah-langkah tersebut yaitu:

  • Mengenali kebutuhan akan perubahan.
  • Menetapkan tujuan perubahan.
  • Mendiagnosis apa yang menyebabkan perlunya dilakukan perubahan.
  • Memilih teknik perubahan yang sesuai untuk mencapai tujuan.
  • Merencanakan implementasi untuk perubahan.
  • Mengimplementasikan perencanaan perubahan.
  • Mengevaluasi perubahan dan tindak lanjut.


Perencanaan Strategi Organisasi

Rencana strategis organisasi merupakan elemen penting dalam pengembangan sebuah lembaga atau organisasi. Hal ini tidak terbatas pada lingkup lembaga yang berorientasi pada kegiatan nirlaba atau kemasyarakatan, tetapi juga pada organisasi berorientasi laba atau keuntungan. Organisasi secara prinsipil memiliki pelbagai kesamaan meski dalam tujuan dan bentuk yang berbeda.

a) Menyusun Misi Organisasi
Misi adalah bentuk sederhana dari keseluruhan cita-cita jangka pendek sebuah organsiasi. Misi merangkum secara terperinci berbagai aspek yang ingin dicapai sebuah organisasi pada jangka waktu yang terukur.

b) Menyusun Tujuan Organisasi
Tujuan adalah turunan dari misi. Jika misi menggambarkan tujuan besar pada organisasi Anda, maka tujuan memperinci dan membatasinya dalam jangka yang lebih dekat.
Tujuan dirumuskan dalam pernyataan yang biasanya digambarkan dalam kalimat kerja yang aktif. Meski demikian, ada beberapa pendapat yang menyatakan bahwa tujuan baiknya ditulis tidak dalam kata kerja.

c) Menentukan Sasaran
Sasaran merupakan turunan dari tujuan. Dalam satu tujuan, terdapat beberapa hal atau dimensi yang harus dicapai. Sasaran menjelaskan secara lebih terperinci apa yang dicapai pada setiap aspek. Sasaran menjembatani untuk mencapai beberapa tujuan mikro yang menghantar pada misi yang merupakan tujuan makro.

d) Menyusun Rencana Kerja
Rencana kerja menjadi acuan rinci untuk memastikan misi, tujuan dan sasaran bisa dicapai. 'Rencana kerja' membuat rincian aktivitas yang akan dilakukan guna mencapai rincian-rincian tujuan. Hal ini akan memermudah proses mengevaluasi dan memantau ketercapaian tujuan, sasaran dan misi organisasi pada periode tertentu.

SUMBER/REFERENSI:

http://nikotrileksono.tumblr.com/post/47682796982/perubahan-dan-pengembangan-organisasi