Jumat, 12 Februari 2016

Tutorial - Kue Cucur w/ Ice Cream




Hai aku mau share inovasi kreatifitas dari kelompok yaitu kue cucur rainbow dengan ice cream,
Kue Cucur atau Cucur adalah salah satu makanan tradisional Indonesia jadi dapat ditemukan di berbagai daerah di Indonesia, tetapi khusus di daerah Jakarta (Betawi) makanan ini termasuk makanan adat artinya pada upacara-upacara adat budaya Betawi, cucur wajib dihidangkan. Rasanya manis, gurih, empuk di tengah dan renyah di bagian pinggirnya. Cara membuat kue ini cukup di goreng.-WIKIPEDIA. Semoga menginspirasi yaaa ^_^. 

Kreativitas individu- Kertas gulung daun indah

Saya akan membuat kreativitas tentang kreasi paper quiling,apakah itu Paper Quilling?

Paper quilling adalah seni menggulung kertas, hasil gulungan tersebut dirangkai sedemikian rupa sehingga menghasilkan bentuk yang menawan. Di Indonesia sendiri Paper Quilling sudah cukup populer, tetapi belum sepenuhnya menyebar.

Berbicara sejarah, ini saya dapatkan informasi tentang sejarahnya.
Seni menggulung kertas telah dikenal di Eropa sejak abad ke-17 dahulu namanya adalah paper filigree atau roll work.

Baiklah kita mulai:

Alat dan Bahan
  1. Paper quiling ukuran 1 cm x 30 cm
  2. Lem/Perekat stik atau lem pasta
  3. Bando
  4. Pensil
  5. Dompet kecil
Cara Menbuat:
 
                                                Gambar A                                                                               Gambar B
  1. Buatlah gulungan kertas seperti di atas, terdiri dari:
  2. 5 kertas orange untuk gulungan kecil yang di bentukseperti daunkita bisa mencubit bagian yang ingin di runcingkan, lalu setelah di gulung di rekatkan dengan lem.
  3. 5 kertas orange dan 5 kertas kuning, di bentuk gulungan terbuka atau bulat yang lebar berbeda dengan sebelumnya ini dimaksudkan agar bagian yang daun kecil bisa di sisipkan di dalamnya, rekatkan setelah akhir setiap gulungan. 
  4. 1 kertas kuning , buat lingkaran berukuran medium lalu akhiri gulungan dengan perekat.Fungsinya sebagai celah lingkaran dan hiasan komponen produk
  5. Setelah semua perlengkapan gulungan jadi, buat seperti gambar di atas yang gulungan sudah di satukan antara yang warna orange  bentuk daun kecil  dengan daun besar warna campuran dengan perekat,contohnya seperti gambar A
  6. Komponen selesai di buat, gabungkan dan rekatkan dengan kuat lalu tunggu kering lem tersebut , contohnya seperti gambar B
  7. Hasilnya adalah :

Sebagai gantungan dompet/ tas, memperindah tampilannya

S
Sebagai hiasan pensil, tidak berat kok di pakai menulis hehe ^-^


Sebagai hiasan di bando dll

Selesai sudah produk atau kreatifitas individu yang saya informasikan, masih simple aja bentuknya blm yang ahli hehe.. mohon maklum, dan terima kasih sudah bacaa ya...

BUDAYA ORGANISASI


Pengertian Budaya Organisasi, Fungsi, Contoh, & Teorinya

Pengertian Budaya Organisasi  secara umum adalah sebuah karakteristik yang dijunjung tinggi oleh organisasi dan menjadi panutan organisasi sebagai pembeda antara satu organisasi dengan organisasi yang lain. atau budaya organisasi juga diartikan sebagai nilai-nilai dan norma perilaku yang diterima dan dipahami secara bersama oleh anggota organisasi sebagai dasar dalam aturan perilaku yang terdapat dalam organisasi tersebut. 

Asal muasal budaya organisasi bersumber 
dari pendirinya karena pendiri dari organisasi tersebut memiliki pengaruh besar akan budaya awal organsiasi baik dalam hal kebiasaan atau ideologi. Contohnya misi yang dapat ia paksakan pada seluruh anggota organsiasi. Dimana hal ini dilakukan dengan pertama merekrut dan mempertahankan anggota yang sepaham. Kedua, melakukan indokrinasi dan mensosialisasikan cara pikir  dan berperilaku kepada karyawan. Lalu yang terakhir adalah pendiri bertindak sebagai model peran yang mendorong anggota untuk mengidentifikasi diri, dan jika organisasi mengalami kemajuan maka organisasi akan mencapai kesuksesan, visi, dan pendiri akan dilihat sebagai faktor penentu utama keberhasilan.  

Pengertian Budaya Organisasi Menurut Para Ahli 

Susanto: Pengertian budaya organisasi menurut susanto adalah nilai-nilai yang menjadi pedoman sumber daya manusia untuk menghadapi permasalahan eksternal dan usaha penyesuaian integrasi ke dalam perusahaan sehingga masing-masing anggota organisasi harus memahami nilai-nilai yang ada dan sebagaimana mereka harus bertingkah laku atau berperilaku.

Robbins: Budaya organisasi menurut Robbins adalah suatu sistem makna bersama yang dianut oleh anggota-anggota yang membedakan organisasi tersebut dengan yang lain.

Gareth R. Jones: Definisi budaya organisasi menurut Gareth R. Jones adalah suatu persepsi bersama yang dianut oleh anggota-anggota organisasi, suatu sistem dari makna bersama.

Walter R. Freytag: Pengertian budaya organisasi menurut Walter R. Freytag bahwa budaya organisasi adalah asumsi-asumsi dan nilai-nilai yang disadari atau tidak disadari yang mampu mengikat kepaduan suatu organisasi. Asumsi dan nilai tersebut menentukan pola perilaku para anggota di dalam organisasi.

Larissa A. Grunig, et.al dan Larissa A. Grunig, et. al.., bahwa budaya organisasi adalah totalitas nilai, simbol, makna, asumsi, dan harapan yang mampu mengorganisasikan suatu kelompok yang bekerja secara bersama-sama.

Lathans (1998): Budaya organisasi menurut Lathans (1998) adalah norma-norma dan nilai-nilai yang mengarahkan perilaku anggota organisasi. Setiap anggota organisasi akan berperilaku sesuai dengan budaya yang berlaku agar diterima oleh lingkungannya. 

Sarpin (1995): Pengertian budaya organisasi menurut sarpin adalah suatu sistem nilai, kepercayaan dan kebiasaan dalam suatu organisasi yang saling berinteraksi dengan struktur system formalnya untuk menghasilkan norma-norma perilaku organisasi. 

Schein: Menurut Schein, pengertian budaya organisasi adalah suatu pola dari asumsi-asumsi dasar yang ditemukan, diciptakan atau dikembangkan oleh suatu kelompok tertentu, dengan maksud agar organisasi elajar mengatasi dan menganggulangi masalah-masalah yang timbul akibat adaptasi eksternal dan integrasi internal yang sudah berjalan dengan cukup baik, sehingga perlu diajarkan kepada anggota-anggota baru sebagai cara yang benar untuk memahami, memikirkan dan merasakan berkanaan dengan masalah-masalah tersebut.

Mondy dan Noe (1996): Menurutnya budaya organisasi adalah system dari shared values, keyakinan dan kebiasaan-kebiasaan dalam suatu organisasi yang saling berinteraksi dengan struktur formalnya untuk menciptakan norma-norma perilaku.

Hodge, Anthony dan Gales (1996):  Budaya organisasi menurut mereka adalah konstruksi dari dua tingkat karakteristik, yaitu karakteristik organisasi yang kelihatan (observable) dan yang tidak kelihatan (unoservable).

Fungsi Budaya Organisasi 

1. Perasaan Identitas dan Menambah Komitmen Organisasi
2. Alat pengorganisasian anggota 
3. Menguatkan nila-nilai dalam organisasi 
4. Mekanisme kontrol perilaku 
5. Mendorong dan meningkatkan kinerja ekonomi baik dalam jangka pendek dan panjang. 
6. Penentu arah organisasi mana yang boleh dan yang tidak boleh.  

Fungsi Budaya Organisasi Menurut Para Ahli

Fungsi budaya pada umumnya sukar dibedakan dengan fungsi budaya kelompok atau budaya organisasi, karena budaya merupakan gejala sosial. Menurut Ndraha (1997 : 21) ada beberapa fungsi budaya, yaitu :
1. Sebagai identitas dan citra suatu masyarakat
2. Sebagai pengikat suatu masyarakat
3. Sebagai sumber
4. Sebagai kekuatan penggerak
5. Sebagai kemampuan untuk membentuk nilai tambah
6. Sebagai pola perilaku
7. Sebagai warisan
8. Sebagai pengganti formalisasi
9. Sebagai mekanisme adaptasi terhadap perubahan
10.  Sebagai proses yang menjadikan bangsa kongruen dengan negara sehingga terbentuk nation – state

Sedangkan menurut Robbins (1999:294) fungsi budaya didalam sebuah organisasi adalah :
1.  Budaya mempunyai suatu peran menetapkan tapal batas
2.  Budaya berarti identitas bagi suatu anggota organisasi
3.  Budaya mempermudah timbulnya komitmen
4.  Budaya meningkatkan kemantapan sistem social

Dan menurut pendapat Siagian (1992:153) mencatat lima fungsi penting budaya organisasi, yaitu:

  1. Sebagai penentu batas-batas perilaku dalam arti menentukan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan, apa yang dipandang baik atau tidak baik, menentukan yang benar dan yang salah.
  2. Menumbuhkan jati diri suatu organisasi dan para anggotanya.
  3. Menumbuhkan komitmen sepada kepentingan bersama di atas kepentingan individual atau kelompok sendiri. 
  4. Sebagai tali pengikat bagi seluruh anggota organisasi
  5. Sebagai alat pengendali perilaku para anggota organisasi yang bersangkutan.


Menurut pendapat Beach (Horrison, 1972) mencatat tujuh fungsi penting budaya organisasi, yaitu : 

  1. Menentukan hal penting yang mendasari organisasi ,standar keberhasilan dan kegagalan harus bias diukur.
  2. Menjelaskan bagaiman sumber-sumber organiosasi digunakan dan untuk kepentingan apa.
  3. Menciptakan apa organisasi dan anggotanya dapat mengharap satu sama lain.
  4. Membuat beberapa metode pengontrolan perilaku dalam keabsahan organisasi dan membuat yang lain tidak abash yaitu menentukan dimana kekuasaan terletek dalam organisasi dan bagaimana menggunakannya.


Karakteristik atau Ciri-Ciri Budaya Organisasi 

Berdasarkan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa terdapat tujuh karakteristik utama yang secara keseluruhan yaitu sebagai berikut... 

  1. Innovation and Risk Talking (Inovasi dan pengambilan resiko), adalah suatu tingkatan dimana pekerja didorong untuk menjadi inovatif dan mengambil resiko 
  2. Attention to Detail (Perhatian pada hal-hal detail), dimana pekerja diharakan menunjukkan ketepatan, alaisis, dan perhatian pada hal detail. 
  3. Outcome Oritentation (Orientasi pada manfaat), yang mana manajemen memfokuskan pada hasil atau manfaat dari yang tidak hanya sekedar teknik dan proses untuk mendapatkan manfaat tersebut. 
  4. People Orientation (Orientasi pada orang), dimana keputusan manajemen mempertimbangkan pengaruh manfaatnya pada orang dalam organisasi.
  5. Team Orientation (Orientasi pada tim), dimana aktivitas kerja di organisasi berdasar tim daripada individual 
  6. Aggresiveness (Agresivitas), dimana orang cenderung lebih agresif dan kompetitif daripada easygoing,
  7. Stability (Stabilitas), yang mana aktivitas organisasional tersebut menekankan pada menjaga status quo sebagai lawan dari pada perkembangan. 


Contoh-Contoh Budaya Organisasi 

1. Kerapian Administrasi
Budaya organisasi dalam hal keraian administrasi, merupakan yang harus dihidupkan dalam organisasi, baik itu surat-menyurat, keuangan, pendapatan karyawan, barang masuk/keluar, dan sebagianya yang membantu dalam kinerja organisasi. 

2. Pembagian Wewenang Yang Jelas
Hal ini merupakan kunci yang dapat menentukan keberhasilkan akan kinerja dalam perusahaan. Tanpa adanya pembagian wewenang kinerja mungkin para anggota atau karyawan dalam perusahaan tersebut akan kebingungan mana yang dijalankan dan mana yang tidak. 

3. Kedisiplinan 
Kedisiplinan merupakan budaya organisasi yang melekat dimana pun berada. Dimana disiplin merupakan karakter dari orang-orang sukses yang dapat menghargai waktu. 

4. Inovasi 
Budaya organisasi biasanya akan mendorong anggota team untuk melahirkan suatu ide-ide kreatif dan inovasi baru untuk tujuan organisasi yaitu kemajuan organisasi.

Teori-Teori Budaya Organisasi

Sebuah teori komunikasi mengenai semua simbol komunikasi seperti tindakan, rutinitas, dan percakapan dan makna yang dilekatkan pada simbol tersebut. Konteks perusahaan, budaya organisasi dianggap sebagai salah satu strategi dari perusahaan dalam meraih tujuan serta kekuasaan. Teori budaya organisasi ini memiliki beberapa asumsi dasar yakni sebagai berikut:

1. Anggota-anggota organisasi menciptakan dan mempertahankan perasaan yang dimiliki bersama akan suatu realitas organisasi, yang berakibat akan suatu pemahaman yang lebih baik terhadap nilai-nilai sebuah organisasi. Inti dari asumsi ini adalah nilai yang dimiliki organisasi. Nilai merupakan standard dan prinsip-prinsip yang terdapat dalam sebuah budaya. 

2. Penggunaan dan interpretasi simbol yang sangat penting dalam budaya organisasi. Disaat seseorang memahami simbol tersebut, maka seseorang akan mampu bertindak menurut budaya dari organisasinya. 

3. Budaya bervariasi dalam organisasi-organisasi yang berbeda, dan interpretasi tindakan dalam budaya ini juga bervariasi. Dimana setiap organisasi memiliki budaya yang berbeda-beda dan setiap individu dalam organisasi tersebut memiliki penafsiran budaya dengan berbeda. Biasanya, perbedaan budaya dalam organisasi justru menjadi kekuatan dari organisasi sejenis lainnya. 


SUMBER/REFERENSI:

http://www.artikelsiana.com/2015/10/pengertian-budaya-organisasi-fungsi.html

PERUBAHAN DAN PENGEMBANGAN ORGANISASI

1. DEFINISI 

A.     Pengertian
Perubahan organisasi adalah kegiatan episodic, artinya perubahan dimulai pda satu titik, berlanjut melalui serangkaian tahap, dan mencapai puncaka dalam hasil yang diharapkan oleh mereka yang terlibat berupa perbaikan dari titik awal. Perubahan memiliki permulaan, pertengahan dan akhir. Perubahan organisasi atau pembaharuan organisasi (organizational change) didefinisikan sebagai pengadopsian ide-ide atau perilaku baru oleh sebuah organisasi. Organiasasi dirancang untuk beradaptasi dengan peruabahan lingkungan melalui pembaharuan dan pengembangan internal. 

Perubahan organisasi dicirikan dengan berbagai usaha penyesuaian- penyesuaian disain organisasi di waktu mendatang. Pengelolaan perubahan secara efektif tidak hanya diperlukan bagi kelangsungan hidup organisasi, tetapi juga sebagai tantangan pengembangan. Dalam pengertian lain perubahan organisasi merupakan proses penyesuaian desain organisasi terhadap kondisi lingkungan yang dihadapi. Perubahan dapat bersifat reaktif dan proaktif.


B.    Kekuatan-kekuatan eksternal

*Kekuatan-kekuatan perubahan eksternal, meliputi :

1.      Kebudayaan

2.      Pendidikan

3.      Sosial

4.      Politik

5.      Ekonomi

6.      Teknologi

 * Kekuatan-kekuatan perubahan internal, meliputi :

1.      Kegiatan-kegiatan karyawan

2.      Tujuan organisasi

3.      Strategi dan kebijaksanaa

4.      Teknologi


C. Cara-cara Penanganan Perubahan

Ada dua pendekatan penanganan perubahan organisasi:

1.      Proses perubahan reaktif. Manajemen bereaksi atas tanda-tanda bahwa perubahan dibutuhkan, pelaksanaan modifikasi sedikit demi sedikit untuk menangani masalah tertentu yang timbul. Sebagai contoh, bila peraturan baru dari pemerintah mensyaratkan perusahaan untuk mempunyai perlindungan terhadap kebakaran, maka manajer mungkin akan membeli alat pemadam kebakaran.

2.      Program perubahan yang direncanakan (planned change), disebut sebagai proses proaktif. Manajemen melakukan berbagai investasi waktu dan sumberdaya lainnya yang berarti untuk menguibah cara-cara operasi organisasi. Perubahan yang direncanakan ini didefinisikan sebagai perancangan dan implementasi inovasi struktural, kebijaksanaan atau tujuan baru, atau suatu perubahan dalam filsafat, iklim dan gaya pengoperasian secara sengaja. Pendekatan ini tepat bila keseluruhan organissi, atau sebagian besar satuan organisasi, harus menyiapkan diri untuk atau menyesuaikan dengan perubahan.


D. Penolakan Terhadap perubahan

Penanganan penolakan terhadap perubahan:

1.      Pendidikan dan Komunikasi.
Biasa digunakan bila ada kekurangan informasi atau ketidakpastian informasi dan analisis.

2.      Partisipasi dan Keterlibatan.
Biasa digunakan bila pengambilan inisiatif tidak mempunyai semua informasiyang dibutuhkan umtuk merancang perubahan dan oranglain mempunyai kekuasaan untuk menolak.

3.      Kemudahan dan Dukungan.
Biasa dilakukan bila orang – orang pendakkan karna masalah – masalh adaptasi atau penyesuaian.

4.      Negosiasi dan Persetujuan.
Biasa digunakan bila banyak dari orang atau kelompok dengan kekuatan cukup besar untuk menolak akan kalah dalm suatu perubahan.

5.      Manipulasi dan Bekerjasama.
Biasa digunakan bila taktik – taktik lain dirasa kurang bekerja maksimal dan di sisi lain biaya atau cost yang dikeluarkan besar .

6.      Paksaan eksplisit dan implisit.
Biasa digunakan bila kecepatan adalah hal yang paling penting dan para pengusul mempunyai kekuasaan yang besar.


E. Proses Pengelolaan Perubahan

Proses pengelolaan perubahan harus mencakup dua gagasan dasar untuk mencapai efektifitas organisasi. Pertama ada retribusi kekuasaan dalam struktur organisasi, kedua retribusi ini dihasilkan dari proses perubahan yang bersifat pengembangan.
Tahap-tahap Proses Perubahan :
1.      Tekanan dan desakan 
2.      Intervensi dan Reorientasi 
3.      Diagnosa dan pengenalan masalah
4.      Penemuan dan pengenalan masalah
5.      Percobaan dan hasil
6.      Pungutan dan penerimaan

F. Metode-metode penanganan penolakan terhadap perubahan

1.      Pendekatan Pendidikan dan Komunikasi.
2.      Pendekatan Partisipasi dan Keterlibatan.
3.      Pendekatan Kemudahan dan Dukungan.
4.      Pendekatan Negosiasi dan Persetujuan.
5.      Pendekatan Manipulasi dan Bekerjasama.
6.      Pendekatan Paksaan Eksplisit dan Implisit.


G. Tujuan utama pengembangan organisasi 

adalah untuk perbaikan fungsi organisasi itu sendiri seperti peningkatan produktivitas dan keefektifan organisasi yang akan membawa implikasi terhadap kapabilitas organisasi dalam membuat keputusan berkualitas dengan melakukan perubahan terhadap struktur, kultur, tugas, teknologi dan sumber daya manusia. Pendekatan utama terhadap hal ini adalah mengembangkan budaya organisasi yang dapat memaksimalkan keterlibatan orang dalam pembuatan keputusan yang efektif dalam organisasi.

Menurut Robbins (1984), usaha pengembangan organisasi pada umumnya diarahkan pada dua tujuan akhir, yaitu peningkatan keefektifan organisasi dan peningkatan kepuasan anggotanya:


  • Meningkatkan tingkat kepercayaan dan dukungan di antara anggota organisasi.
  • Meningkatkan timbulnya konfrontasi terhadap masalah organisasi baik dalam kelompok maupun antar-kelompok, sebagai kebalikan dari to sweeping problem under the rug.
  • Terciptanya lingkungan dimana otoritas peran yang ditetapkan ditingkatkan dengan otoritas berdasarkan pengetahuan dan keterampilan.
  • Meningkatkan keterbukaan komunikasi secara horisontal, vertikal dan diagonal.
  • Menaikkan tingkat antusiasme dan kepuasan personal dalam organisasi.
  • Menemukan solusi yang sinergis terhadap masalah.
  • Menaikkan tingkat responsibilitas diri dan kelompok dalam perencanaan.
  • Langkah-Langkah Perubahan Organisasi :
  • Menyadarkan para anggota bahwa perubahan tertentu perlu dilakukan.
  • Melakukan perubahan.
  • Menstabilkan situasi setelah perubahan dilaksanakan.



2.LANGKAH LANGKAH

H.1      Langkah-Langkah Pengembangan Organisasi

a.       Penilaian keadaan.
b.      Pemecahan masalah.
c.       Implementasi.
d.      Evaluasi.

H.2      Langkah-Langkah Menuju Proses Perubahan

Ada tujuh langkah komprehensif yang ditempuh dalam proses perubahan organisasi. Langkah-langkah tersebut yaitu:

  • Mengenali kebutuhan akan perubahan.
  • Menetapkan tujuan perubahan.
  • Mendiagnosis apa yang menyebabkan perlunya dilakukan perubahan.
  • Memilih teknik perubahan yang sesuai untuk mencapai tujuan.
  • Merencanakan implementasi untuk perubahan.
  • Mengimplementasikan perencanaan perubahan.
  • Mengevaluasi perubahan dan tindak lanjut.


Perencanaan Strategi Organisasi

Rencana strategis organisasi merupakan elemen penting dalam pengembangan sebuah lembaga atau organisasi. Hal ini tidak terbatas pada lingkup lembaga yang berorientasi pada kegiatan nirlaba atau kemasyarakatan, tetapi juga pada organisasi berorientasi laba atau keuntungan. Organisasi secara prinsipil memiliki pelbagai kesamaan meski dalam tujuan dan bentuk yang berbeda.

a) Menyusun Misi Organisasi
Misi adalah bentuk sederhana dari keseluruhan cita-cita jangka pendek sebuah organsiasi. Misi merangkum secara terperinci berbagai aspek yang ingin dicapai sebuah organisasi pada jangka waktu yang terukur.

b) Menyusun Tujuan Organisasi
Tujuan adalah turunan dari misi. Jika misi menggambarkan tujuan besar pada organisasi Anda, maka tujuan memperinci dan membatasinya dalam jangka yang lebih dekat.
Tujuan dirumuskan dalam pernyataan yang biasanya digambarkan dalam kalimat kerja yang aktif. Meski demikian, ada beberapa pendapat yang menyatakan bahwa tujuan baiknya ditulis tidak dalam kata kerja.

c) Menentukan Sasaran
Sasaran merupakan turunan dari tujuan. Dalam satu tujuan, terdapat beberapa hal atau dimensi yang harus dicapai. Sasaran menjelaskan secara lebih terperinci apa yang dicapai pada setiap aspek. Sasaran menjembatani untuk mencapai beberapa tujuan mikro yang menghantar pada misi yang merupakan tujuan makro.

d) Menyusun Rencana Kerja
Rencana kerja menjadi acuan rinci untuk memastikan misi, tujuan dan sasaran bisa dicapai. 'Rencana kerja' membuat rincian aktivitas yang akan dilakukan guna mencapai rincian-rincian tujuan. Hal ini akan memermudah proses mengevaluasi dan memantau ketercapaian tujuan, sasaran dan misi organisasi pada periode tertentu.

SUMBER/REFERENSI:

http://nikotrileksono.tumblr.com/post/47682796982/perubahan-dan-pengembangan-organisasi