Sabtu, 26 Desember 2015

3.B KEPEMIMPINAN


B.1 Pengertian Kepemimpinan dalam Organisasi

Kepemimpinan berasal dari kata bahasa inggris, yaitu leadership. Menurut Tikno Lensufie, Kepemimpinan memiliki arti luas, meliputi ilmu tentang kepemimpinan, teknik kepemimpinan, seni memimpin, ciri kepemimpinan, serta sejarah kepemimpinan.Kepemimpinan bukan berarti memimpin orang untuk sesaat (insidental) seperti memimpin upacara bendera, memimpin paduan suara dan sebagainya. Tapi kepemimpinan lebih kepada seseorang yang memimpin suatu organisasi atau institusi.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar kepemimpinan dalam organisasi dapat berperan dengan baik, antara lain yaitu :
  1. Yang menjadi dasar utama dalam efektivitas kepemimpinan bukan pengangkatan atau penunjukannya, melainkan penerimaan orang lain terhadap kepemimpinan yang bersangkutan.
  2. Efektivitas kepemimpinan tercermin dari kemampuannya untuk tumbuh dan berkembang.
  3. Efektivitas kepemimpinan menuntut kemahiran untuk “membaca” situasi.
  4. Perilaku seseorang tidak terbentuk begitu saja, melainkan melalui pertumbuhan dan perkembangan.
  5. Kehidupan organisasi yang dinamis dan serasi dapat tercipta bila setiap anggota mau menyesuaikan cara berfikir dan bertindaknya untuk mencapai tujuan organisasi.

B.2 Pentingnya Kepemimpinan dalam Sebuah Organisasi

Dalam sebuah bisnis untuk menjadi sukses, memerlukan manajemen yang baik yang hanya dapat disampaikan oleh manajer berpengalaman yang baik. Namun, dalam dunia yang penuh persaingan pada saat ini, keterampilan manajemen dasar tidak cukup untuk meraih sebuah keberhasilan, diperlukan lebih dari hal tersebut. Oleh karena itu diperlukan Leadership Skill. Keterampilan kepemimpinan (Leadership Skill) yang baik dan efektif sangat penting untuk membangun, mendorong dan mempromosikan budaya dalam perusahaan yang kuat dan akhirnya mencapai kesuksesan. Sering kali, manajer disalahpahami untuk menjadi pemimpin yang, sebenarnya, adalah tidak benar. Seorang pemimpin dapat merupakan manajer, sedangkan tidak semua manajer memiliki jiwa pemimpin. Dengan demikian, keterampilan kepemimpinan diperlukan untuk memaksimalkan efisiensi dan mencapai tujuan organisasi.

Ada 2 sebab mengapa seseorang menjadi seorang pemimpin, antara lain yaitu :
1.      Seseorang ditakdirkan lahir untuk menjadi pemimpin. Seseorang menjadi pemimpin melalui usaha penyiapan dan pendidikan serta didorong oleh kemauan sendiri.

2.      Seseorang menjadi pemimpin bila sejak lahir ia memiliki bakat kepemimpinan kemudian dikembangkan melalui pendidikan dan pengalaman serta sesuai dengan tuntutan lingkungan.
Untuk mengenai persyaratan kepemimpinan selalu dikaitkan dengan kekuasaan, kewibawaan, dan kemampuan.


B.3 PentingnyaSebuah Kepemimpinan yang Efektif

·         Produktivitas

Inti dari suatu organisasi adalah dengan memanfaatkan sumber daya manusia dan non-manusia yang tersedia untuk menghasilkan kinerja yang efisien dan efektif. Ini hanya dapat dicapai dengan mengalikan kemampuan dengan kemauan. Dalam hal ini peran seorang pemimpin adalah meningkatkan produktivitas karyawan dengan menaikkan kemauan untuk bekerja keras dan berkontribusi secara efisiensi.

·         Kepuasan Kerja
Menyediakan insentif dan kondisi kerja yang lebih baik meningkatkan kepuasan kerja karyawan. Namun, ini kepuasan kerja sangat tergantung pada perilaku pemimpin terhadap karyawan mereka. Jadi, pemimpin harus memastikan bahwa mereka mengungkapkan perilaku yang dapat diterima oleh bawahan.

·         Kerjasama kelompok
Seorang pemimpin memastikan bahwa karyawan melaksanakan pekerjaan masing-masing dengan baik dan saling percaya untuk kemajuan organisasi. Dia mendorong mereka untuk bekerja dengan cara yang ramah dan dengan kerjasama satu sama lain, menekankan pada pencapaian tujuan perusahaan/organisasi.

·         Kegiatan yang Terorganisir
Sering kali, lingkungan organisasi diisi dengan kekacauan dan bentrokan terutama karena tidak adanya seorang manajer atau pemimpin. Jadi, seorang pemimpin memastikan bahwa kegiatan organisasi didelegasikan secara merata dan adil antara karyawan, sehingga mengurangi kemungkinan konflik di antara mereka.

·         Semangat Karyawan
Kepemimpinan yang efektif sangat penting untuk mendapatkan semangat kerja karyawan yang tinggi. Seorang pemimpin yang baik memberikan hak untuk masing-masing kelompok di bawahnya dalam hal pemikiran dan sikap, sehingga mengembangkan hubungan manusia yang lebih baik. Selanjutnya, interaksi yang sangat baik yang difasilitasi antara anggota-anggota kelompok dengan menjaga disiplin dan kontrol pada bawahan.

·         Koordinasi
Seorang pemimpin melakukan peran mengintegrasikan tujuan individu dengan tujuan organisasi. Hal ini, pada gilirannya, mengikat kesamaan dari kedua kepentingan. Dengan menjaga informasi tentang kerja setiap karyawan, pemimpin menyimpan informasi yang diperlukan dari seluruh kelompok, untuk mengambil sebuah keputusan umum dalam rangka mengkoordinasi upaya secara keseluruhan.


B.4 Bagaimana cara membangun kepercayaan terhadap kepemimpinan

Tugas dasar seorang pemimpin adalah untuk memahami dan menangani situasi karyawan dan bawahan. Jadi, dengan memotivasi dan mendorong mereka untuk bekerja lebih keras, pemimpin berhasil menciptakan kepercayaan pada mereka untuk mencapai pekerjaan organisasi secara efektif dan efisien. Pemimpin yang efektif diperlukan untuk mengidentifikasi kemampuan karyawan serta mendukung mereka dengan semua cara yang memungkinkan.

Berikut cara membangun kepercayaan dalam kempemimpinan berogranisasi :

  1. Organisasi harus memiliki visi yang jelas serta menekankan pentingnya kontribusikaryawan dalam mencapainya. Berkaitan dengan nilai-nilai, kepercayaan hanya akan tumbuh jika pemimpin konsisten mengikuti dan mendukung nilai-nilai organisasi. Ia harus menjadi teladan bagi seluruh karyawan.
  2. Lingkungan kerja berkontribusi signifikan bagi terbentuknya persepsi karyawan terhadap pimpinan dan juga persepsi tentang sejauh mana kepedulian organisasi terhadap karyawan. Lingkungan kerja yang tidak nyaman sudah tentu menimbulkan ketidakpercayaan.
  3. Pemimpin harus memiliki bakat, sikap, pengetahuan, keterampilan, dan gaya yang sesuai. Dengan kata lain, pemimpin harus benar-benar memiliki kompetensi yang dibutuhkan. Berikutnya adalah kesediaan memikul tanggung jawab sebagai pemegang otoritas tertinggi dalam organisasi.
  4. Pemimpin harus bisa menjadi sandaran bagi para pengikutnya tatkala mereka merasa lelah, cemas, frustrasi, dan kehilangan motivasi. Menghadapi kondisi pengikut yang demikian, dibutuhkan pemimpin yang mampu berperan sebagai motivator yang mampu membangkitkan kembali semangat para pengikut.
  5. Mereka harus benar-benar peduli pada etika dan moral, memiliki pendirian yang teguh, selalu berusaha menepati janji, dan berkomitmen penuh bagi kemajuan organisasi dan kesejahteraan anggotanya. Ingatlah orang akan lebih peduli pada apa yang dikerjakan ketimbang apa yang dikatakan.

Dalam sebuah organisasi, manfaat kepercayaan diantaranya adalah terciptanya iklim saling berbagi informasi dan kolaborasi. Di tengah-tengah perubahan dan ketidakpastian, kepercayaan menjadi landasan bagi kukuhnya kepemimpinan. Manfaat lain dari adanya rasa saling percaya adalah pertumbuhan organisasi yang lebih cepat; meningkatnya kepercayaan pelanggan dan masyarakat; berkembangnya iklim transparansi; mendorong inovasi; terwujudnya keselarasan antara sistem dan struktur organisasi; mempertinggi loyalitas karyawan; eksekusi strategi yang lebih efektif; dan pemanfaatan seluruh sumber daya organisasi dengan lebih efektif dan efisien. Jadi jelaslah bahwa kepercayaan adalah aset tidak berwujud (intangible asset) yang sangat berharga bagi organisasi.
Meski penting, namun nyatanya menumbuhkembangkan, mempertahankan, dan memulihkan kepercayaan jelas tidak semudah membalikkan telapak tangan. Yang pertama-tama harus diingat adalah bahwa membangun kepercayaan dalam organisasi menjadi tugas dan tanggung jawab pemimpin. Akibat tidak adanya kepercayaan, produktivitas melemah, peluang-peluang pengembangan dan perbaikan terlewatkan, dan kinerja merosot.



B.5 Komponen – komponen Kempemimpinan dalam Organisasi

Seperti disebutkan diatas, pemimpin adalah orang yang mampu menggerakkan pengikut. Artinya, pemimpin tidak berdiri dan bekerja sendiri, tetapi membutuhkan hal-hal lain yang masuk dalam komponen kepemimpinan:
  1. Pemimpin, yaitu orang yang mampu menggerakkan pengikut untuk mencapai tujuan organisasi. Pemimpin harus mempunyai visi, spirit, karakter, integritas, dan kapabilitas yang tinggi.
  2. Kemampuan menggerakkan, yaitu bagaimana pemimpin menggerakkan pengikutnya untuk mencapai tujuan organisasi
  3. Pengikut, yaitu orang-orang yang berada dibawah otoritas atau jabatan seorang pemimpin.
  4. Tujuan yang baik, yaitu apa yang ingin dicapai oleh organisasi tersebut.
  5. Organisasi, yaitu wadah atau tempat kepemimpinan berada.

B. 6 Tipologi kepemimpinan 

            Tipologi kepemimpinan disusun dengan titik tolak interaksi personal yang ada dalam kelompok . Tipe-tipe pemimpin dalam tipologi ini dapat dikelompokkan dalam kelompok tipe berdasarkan jenis-jenisnya antara lain:

1.Tipe Otokratis.

            Seorang pemimpin yang otokratis ialah pemimpin yang memiliki kriteria atau ciri sebagai berikut: Menganggap organisasi sebagai pemilik pribadi, Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi, Menganggap bawahan sebagai alat semata-mata, Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat, Terlalu tergantung kepada kekuasaan formalnya, Dalam tindakan pengge-rakkannya sering mempergunakan pendekatan yang mengandung unsur paksaan dan bersifat menghukum.

2.Tipe Militeristis

            Perlu diperhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud dari seorang pemimpin tipe militerisme berbeda dengan seorang pemimpin organisasi militer. Seorang pemimpin yang bertipe militeristis ialah seorang pemimpin yang memiliki sifat-sifat berikut : Dalam menggerakan bawahan sistem perintah yang lebih sering dipergunakan, Dalam menggerakkan bawahan senang bergantung kepada pangkat dan jabatannya, Senang pada formalitas yang berlebih-lebihan, Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan, Sukar menerima kritikan dari bawahannya, Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.

3.Tipe Paternalistis.

            Seorang pemimpin yang tergolong sebagai pemimpin yang paternalistis ialah seorang yang memiliki ciri sebagai berikut : menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa, bersikap terlalu melindungi (overly protective), jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan, jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil inisiatif, jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan daya kreasi dan fantasinya, dan sering bersikap maha tahu.

4.Tipe Karismatik.

            Hingga sekarang ini para ahli belum berhasil menemukan sebab-sebab mengapa seseorang pemimpin memiliki karisma. Umumnya diketahui bahwa pemimpin yang demikian mempunyai daya tarik yang amat besar dan karenanya pada umumnya mempunyai pengikut yang jumlahnya sangat besar, meskipun para pengikut itu sering pula tidak dapat menjelaskan mengapa mereka menjadi pengikut pemimpin itu. Karena kurangnya pengetahuan tentang sebab musabab seseorang menjadi pemimpin yang karismatik, maka sering hanya dikatakan bahwa pemimpin yang demikian diberkahi dengan kekuatan gaib (supra natural powers). Kekayaan, umur, kesehatan, profil tidak dapat dipergunakan sebagai kriteria untuk karisma. Gandhi bukanlah seorang yang kaya, Iskandar Zulkarnain bukanlah seorang yang fisik sehat, John F Kennedy adalah seorang pemimpin yang memiliki karisma meskipun umurnya masih muda pada waktu terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat. Mengenai profil, Gandhi tidak dapat digolongkan sebagai orang yang ‘ganteng”.

5.Tipe Demokratis.

            Pengetahuan tentang kepemimpinan telah membuktikan bahwa tipe pemimpin yang demokratislah yang paling tepat untuk organisasi modern. Hal ini terjadi karena tipe kepemimpinan ini memiliki karakteristik sebagai berikut : dalam proses penggerakan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia itu adalah makhluk yang termulia di dunia, selalu berusaha mensinkronisasikan kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi dari pada bawahannya, senang menerima saran, pendapat, dan bahkan kritik dari bawahannya, selalu berusaha mengutamakan kerjasama dan teamwork dalam usaha mencapai tujuan, ikhlas memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada bawahannya untuk berbuat kesalahan yang kemudian diperbaiki agar bawahan itu tidak lagi berbuat kesalahan yang sama, tetapi lebih berani untuk berbuat kesalahan yang lain, selalu berusaha untuk menjadikan bawahan
nya lebih sukses daripadanya, dan berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin.



SUMBER:

http://majour.maranatha.edu/index.php/Jurnal-MKM/article/view/712

http://www.pustakadunia.com/artikel-pustaka-umum/pentingnya-kepemimpinan-dalam-sebuah-organisasiperusahaan/
http://www.jakartaconsulting.com/publications/articles/organization-development/membangun-kepercayaan
http://www.manajemenperusahaan.com/pengertian-kepemimpinan-dalam-organisasi/
http://www.cicikresticonsultant.com/makalah-kepemimpinan/
http://www.jpnn.com/read/2014/03/28/224911/Kasus-Bus-Karatan,-Jokowi-Ahok-Harus-Berani-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar