BAB 10
MANUSIA DAN KEGELISAHAN
Nama :Irma Fazriyah
Kelas :1KA32
NPM :15114461
Tugas : Softskill Ilmu Budaya dasar (IBD)
Dosen : Sendy Eka Nanda
MANUSIA DAN KEGELISAHAN
Sub Tema :
1.
Pengertian
Kegelisahan
2.
Sebab-Sebab Orang
Gelisah
3.
Usaha-Usaha
Mengatasi Kegelisahan
4.
Keterasingan
5.
Kesepian
6.
Ketidak Pastian
7.
Usaha-Usaha
Mengatasi Ketidakpastian
1.Pengertian Kegelisahan
Kegelisahan berasal dari kata “gelisah”. Gelisah artinya rasa yang tidak
tentram di hati atau merasa selalu khawatir, tidak dapat tenang (tidurnya),
tidak sabar lagi (menanti), cemas dan sebagainya. Kegelisahan menggambarkan
seseorang tidak tentram hati maupun perbuatannya, artinya merasa gelisah,
khawatir, cemas atau takut dan jijik. Rasa gelisah ini sesuai dengan suatu
pendapat yang menyatakan bahwa manusia yang gelisah itu dihantui rasa khawatir
atau takut. Manusia suatu saat dalam hidupnya akan mengalami kegelisahan.
Kegelisahan yang cukup lama akan menghilangkan kemampuan untuk merasa bahagia.
Manusia selama ini seringkali tenggelam dalam kegelisahan. Berbagai penyebab kegelisahan telah menyita waktu dan perhatian manusia, dan sayangnya banyak yang tidak menyadari betapa mengganggunya kegelisahan itu. Kegelisahan yang timbul dalam diri kita sebenarnya dibuat oleh kita sendiri, kita ciptakan mereka di dalam pikiran kita melalui ketidakmampuan ataupun kegagalan untuk mengerti bahaya perasaan keakuan dan melalui khayalan yang melambung serta kesalahan dalam menilai setiap kejadian atau benda. Hanya jika kita dapat melihat suatu kejadian atau benda dengan apa adanya, bahwa tidak ada sesuatu apa pun yang kekal di dunia ini dan bahwa keakuan kita sendiri merupakan khayalan liar yang membawa kekacauan dalam pikiran yang tidak terlatih.
Kegelisahan adalah suatu rasa tidak tenteram,
tidak tenang, tidak sabar, rasa khawatir/cemas pada manusia. Kegelisahan
merupakan gejala universal yang ada pada manusia manapun. Namun kegelisahan
hanya dapat diketahui dari gejala tingakah laku atau gerak – gerik seseorang
dalam situasi tertentu. Jadi, kegelisahan merupakan sesuatu yang unik sebagai
manifestasi dari perasaan tidak tenteram, khawatir ataupun cemas.
Sigmund Freud
membedakannya menjadi tiga macam, yaitu :
·
Kegelisahan Obyektif (Kenyataan)
Kegelisahan ini mirip dengan kegelisahan terapan dan kegelisahan ini timbul
akibat adanya pengaruh dari luar atau lingkungan sekitar. Kecemasan
tentang kenyataan adalah suatu
pengalaman perasaan sebagai
akibat pengamatan atau suatu
bahaya dalam dunia luar. Bahaya adalah sikap kcadaan dalam lingkungan
seseorang yang mengancam
untuk meneelakakannya. Pengalaman
bahaya dan timbulnya kecemasan mungkin dari sifat pembawaan, dalam arti
kata, bahwa seseorang mewarisi
kecenderungan untuk menjadi takut kalau ia berada dekat dengan benda-benda tertentu atau keadaan
tertentu dari lingkungannya.
Kenyataan yang
pernah dialami seseorang misalnya pernah terkejut waktu diketahui
dipakaiannya ada kecoa.
Keterkejutannya itu demikian
hebatnya, sehingga kecoa merupakan
binatang yang mencemaskan. Seseorang
wanita yang pernah diperkosa oleh sejumlah
pria yang tidak bertanggung
jawab, sering ngeri melihat pria bila ia sendirian, lebih-lebih bila jumlahnya sama dengan yang pernah memperkosanya. Kecemasan
akibat dan kenyataan yang pemah
dialami sangat terasa
bilamana pengalaman itu mengancam eksistensi hidupnya.
Karena seseorang tidak mampu
mengatasinya waktu itu, terjadilah kemudian apa yang disebut stress. Kecemasan yang dialami oleh seorang bayi atau anak keeil dan sangat berkesan akan nampak
kembali pada waktu ia sudah
dewasa, misalnya ia mendapat perlakuan
yang kejam dari ayahnya. Mungkin ia selalu ccmas bila berhadapan dengan
orang yang seusia ayahnya, tetapi ada
pula yang memberikan reaksi membalik
karena ia mendendam, maka
ia berusaha selalu untuk ganti berbuat
kejam sebagai pelampiasannya.
·
Kegelisahan Neurotik (Saraf)
Kegelisahan ini berhubungan dengan sistem syaraf. Syaraf-syaraf yang bekerja
secara alami ketika tubuh merasa terancam atau mengetahui akan ada suatu hal
berbahaya yang akan terjadi. Tubuh tidak diperintahkan untuk melakukannya. Singkatnya
kegelisahan ini ditimbulkan oleh suatu pengamatan tentang bahaya naluriah.
Kecemasan ini timbul karena pengamatan tentang bahaya dari naluriah. Menurut
Sigmund Freud, kecemasan
ini dibagi tiga macam, yakni :
1.
Kecemasan yang
timbul karena penyesuaian
diri dengan lingkungan. Kecemasan
timbul karena orang itu
takut akan bayangannya
scndiri, atau takut
akan id-nya sendiri, sehingga
menekan dan menguasai
ego. Kecemasan semacam
ini menjadi sifat dari
seseorang yang gelisah, yang
selalu mengira bahwa
seseuatu yang hebat akan
terjadi.
2.
Bentuk ketakutan
yang tegang dan irrasional
(phobia). Bentuk khusus
dari phobia adalah, bahwa intensitet
ketakutan melebihi proporsi
yang sebenarya dan
obyek yang ditakutkannya. Misalnya
seorang gadis takut memegang benda
yang terbuat dari karet.
Ia tidak mengetahui sebab
ketakutan tersebut, setelah
dianalisis; ketika masih kecil dulu ia sering diberi balon karet oleh
ayahnya. satu untuk dia dan satu
untuk adiknya. Dalam
suatu pertengkaran ia
memecahkan balon adiknya, sehingga ia mendapat hukuman
yang keras dari
ayahnya. Hukuman yang
didapatnya dan perasaan bersalah
menjadi terhubung dengan
balon karet.
3.
Rasa takut
lain ialah rasa
gugup, gagap dan
sebagainya. Reaksi ini
munculnnya secara tiba-tiba tanpa
ada provokasi yang tegas. Reaksi gugup
ini adalah perbuatan meredakan diri yang
bertujuan untuk membebaskan
seseorang dari kecemasan neorotis yang sangat
menyakitkan dengan jalan melakukan sesuatu yang dikehendaki oleh id meskipun
ego dan superego melarangnya.
·
Kegelisahan moril atau moral
Kegelisahan ini mucul dari dalam diri sendiri. Sebagian besar karena rasa
bersalah atau malu dalam ego yang ditimbulkan oleh suatu pengamatan bahaya dari
hati nurani. Hal ini timbul karena pada dasarnya setiap manusia mempunyai hari
nurani dan sadar atau tidak mereka tahu mana hal yang benar dan mana yang
salah. Walaupun mereka melakukan kejahatan, setiap orang pastilah tahu hal yang
dilakukannya itu adalah salah. Keadaan mungkin yang memaksa mereka
melakukannya. Jadi, mereka tetap mempunyai rasa bersalah dan mengalami
kegelisahan moral itu.
Kecemasan moril
disebabkan karena pribadi seseorang.Tiap
pribadi memiliki bermacam-macam
emosi antara lain: iri, dendam,
dengki, marah, gelisah,
cinta, rasa kurang. Rasa iri,
benci, dengki, dendam itu merupakan sebagian dari pernyataan individu secara keseluruhan berdasarkan
konsep yang kurang sehat Oleh
karena itu sering alasan untuk iri, benci,
dengki itu kurang dapat
dipahami orang lain.
Sifat-sifat
seperti itu adalah sifat yang tidak terpuji, bahkan mengakibatkan manusia akan merasa khawatir,
takut, cemas, gelisah
dan putus asa.
Misalnya seseorang yang merasa dirinya kurang cantik, maka
dalam pergaulannya ia terbatas kalau tidak tersisihkan, sementaraitu ia pun
tidak berprestasi dalam berbagai kegiatan, sehingga kawan-kawannya lebih
dinilai sebagai lawan. Ketidakmampuannya
menyamai kawan-kawannya demikian menimbulkan kecemasan moril.
2. Sebab-Sebab Orang Gelisah
Bukan merupakan sebuah kepastian bahwa akar penyebab kegelisahan selalu bermula
dari faktor keluarga atau metode pendidikan yang diterapkan oleh kedua orang tua.
Bahkan, terkadang ia muncul dari diri penderita sendiri dan itu merupakan
faktor sangat dominan dan berpengaruh dalam semua aspek keberadaan manusia
sampai akhir hayatnya. Faktor penyebab kegelisahan antara lain:
1.
Dari Dalam
Faktor kegelisan
dari dalam diri seseorang antara lain:
·
Cinta Diri
Kecintaan seseorang terhadap dirinya merupakan hal yang wajar, namun sebagian
orang telah berlebihan dalam mempertahankan cinta tersebut, sehingga terbebani
dengan berbagai macam penderitaan dan rasa sakit. Dalam pembahasan ini, yang
dimaksud cinta diri adalah kecintaan melampaui batas, perhatian berlebihan
terhadap diri sendiri, dan sangat sensitif terhadap segala hal yang berkaitan
dengan itu, sehingga ia tidak mendapati musibah yang lebih parah dari penyakit
tersebut. Perhatian yang berlebihan terhadap diri akan menyebabkan munculnya
keinginan buruk dalam diri seseorang, seperti ingin meraih kecintaan dari semua
manusia, mengharapkan kehadiran mereka dengan patuh dan mau melaksanakan
perintahnya secara keseluruhan demi memperoleh kerelaannya.
·
Lalai dalam
Mengingat Allah
Dalam beberapa hadits dan riwayat Shahih disebutkan bahwa was-was dalam keadaan
tertentu akan muncul sebagai akibat kelalaian seseorang dalam mengingat Allah,
berpaling dari (mencari) hikmah-Nya, dan mengentengkan perintah dan
larangan-Nya. Terkadang was-was juga akan muncul dari setan yang telah
mengguncangkan jiwanya.O yang hatinya bersih dan yakin kepada Allah tidak
akan terkena penyakit ini, kecuali bila menderita cacat atau penyakit tertentu.
Dari sudut pandang agama, mengingat Allah ibarat benteng kuat dan baju besi
yang melindungi manusia dari berbagai macam bahaya, seperti penyakit kejiwaan.
Sebagaimana, kita juga dapat menjadikannya sebagai pijakan dalam proses pengobatannya.
Beberapa riwayat menyebutkan bahwa was-was bisa muncul sebagai akibat perbuatan
haram dan mungkar, sebaliknya mencari perlindungan Allah dapat mencegah
seseorang dari dampak negatifnya.
·
Gejolak Hati
Terkadang was-was muncul dalam keadaan tertentu lantaran kegalauan hati yang
sangat keras akan hal-hal yang spele dan remeh. Ketika ia tidak mendapatkan
sesuatu yang dapat menyibukkan dirinya, ia akan memikirkan problem dan khayalan
sia-sia, sehingga sering kali hal itu menyeretnya kedalam kubangan was-was.
Karena itu, ketika seorang anak kecil megotori badannya, maka ia akan segera
melawan guncangan jiwa lantaran takut akan hukuman ibunya dengan cara mencuci
kotoran tersebut berulang kali. Dan, pengulangan itu memberikan kemungkinan
bagi muncul dan tertanamnya pemikiran yang bersifat was-was tersebut. Sebagian
orang berkeyakinan bahwa pemikiran yang disertai perasaan was-was sebenarnya
merupakan sejenis kegelisahan yang timbul dari penyakit kejiwaan yang dapat
disembuhkan dengan mudah.
·
Rasa Takut
dan Malu
Mungkin, sifat malu merupakan salah satu diantara faktor penyebab was-was,
sebab seorang pemalu adalah orang yang takut berdiam diri dan inilah yang
mengharuskan kita membahas tentang sebab-sebabnya pada anak-anak.
Karena itu, mereka yang pada masa kecilnya
telah mendapatkan pelecehan dan perlakuan keras, pada masa dewasanya tidak akan
mampu menghadapi problem yang sangat besar dan menyelesaikannya secara benar.
Ini menunjukkan bahwa seorang pemalu akan berusaha dengan berbagai macam cara
untuk melaksanakan pekerjaan dengan sebaik-baiknya agar tidak menjadi bahan
penilaian dan cemoohan orang lain. Inilah yang mendorongnya melakukan pekerjaan
secara berulang agar dapat menyelesaikannya sebaik mungkin, yang pada akhirnya
menjerumuskannya kedalam was-was.
·
Tidak Merasa Aman
Dalam keadaan tertentu, perasaan tidak aman merupakan faktor penyebab
terjadinya was-was. Dengan kata lain, sebagian orang akan menderita was-was
lantaran dirinya merasakan tidak adanya keamanan. Terkadang, perasaan semacam
ini merupakan akibat dari lemahnya kepribadian dan tidak adanya kemampuan dalam
mengendalikan diri.
Tidak diragukan lagi bahwa benturan kejiwaan
yang datang secara tiba-tiba pada diri seseorang akan mendorong munculnya
perasaan tidak aman dalam diri , yang kemudian akan menyebabkan tertimpa
was-was. Sebagaimana, tekanan jiwa akan menghilangkan perasaan aman dalam
pikiran seseorang. Ini juga merupakan penyebab lemahnya kepribadian dan
menjadikannya sebagai sasaran empuk bagi penyakit was-was.
·
Jiwa yang Lemah
Kelemahan jiwa dalam diri seseorang dapat mencapai suatu taraf dimana ia
sendiri kehilangan kekuatan untuk mengendalikannya, sehingga kita mendapatinya
dengan terpaksa menyerah dihadapan kejadian-kejadian yang dialaminya. Ketika ia
menampakkan keinginan agar seluruh pekerjaannya sebanding dengan orang yang
lebih utama darinya, maka perasaan ini akan berubah kedalam bentuk perasaan
lemah.
2. Kemasyarakatan
Terkadang, dalam beberapa keadaan, was-was diakibatkan oleh faktor sosial
dimana kita dapat melihat sebagian gejalanya ketika seseorang melakukan suatu
perbuatan yang sama dengan orang lain dan selalu mengikutinya. Namun kasus ini
berbeda dengan dimana anak-anak mewarisinya dari ayah atau ibunya. Dengan kata
lain, mengikuti perilaku orang lain dan taklid terhadap kelakuan mereka yang
salah serta berteman dengan segala penderita penyakit tersebut akan menyebabkan
terjadinya kontradiksi yang dibencinya dan membantu proses transfer penyakit
tersebut dari satu orang kepada orang lain.
Contoh-Contoh
Kegelisahan :
·
Kegelisahan
Obyektif (Kenyataan)
Contoh :
Tini seorang ibu muda, mempunyai anak berumur dua tahun, Tina namanya. Tina
tumbuh sehat, lucu, lincah, dan sangat akrab dengan ibunya. Hampir seluruh
waktu Tini tercurahkan untuk Tina. Ia keluar kerja demi Tina, anak yang baru
seorang itu. Sekonyong-konyong Tina sakit ; muntah-muntah disertai buang air.
Tini bingung, anaknya segera dibawa kerumah sakit. Kata dokter, Tina harus
dirawat di rumah sakit dan tidak boleh ditunggui. Tina menangis terus, tetapi
ibunya harus meninggalkannya. Tini gelisah, cemas, khawatir, memikirkan nasib
anaknya. Pada contoh tersebut jelas bagi kita, bahwa kegelisahan yang diderita
oleh ibu Tini adalah karena adanya bahaya dari luar yang mengancam anaknya.
·
Kegelisahan
Neurotik (Saraf)
Contohnya:
Kegelisahan para peserta Indonesia Mencari Bakat ketika akan mengetahui siapa
yang harus pulang pada malam mereka tampil dan kegelisahan murid-murid sekolah
ketika menunggu hasil ujian akhir.
·
Kegelisahan moral
Contohnya: Setelah
terungkap permasalahan korupsi di tubuh KPU, banyak pihak yang terkait merasa
gelisah.
3. Usaha-Usaha Mengatasi Kegelisahan
Dengan memerlukan sedikit pemikiran yaitu, pertama kita menanyakan pada diri
kita sendiri (instropeksi),akibat yang paling buruk yang bagaimanakah yang akan
kita tanggung atau yang akan terjadi,mengapa hal itu terjadi,apa penyebabnya
dan sebagainya.
Kita bersedia menerima sesuatu yang terjadi
pada diri kita dengan rasa tabah dan senang hati niscaya kecemasan tersebut
akan sirna dari jiwa kita. Bersamaan berjalannya waktu kita dapat mencoba untuk
memperkecil dan mengurangi keburukan-keburukan akibat timbulnya kecemasan
tersebut dalam jiwa kita.
Berdoa kepada Tuhan dengan sungguh-sungguh
sabar,tabah,senang dan ikhlas sehingga Ia mau mengabulkan permohonan kita dari
perasaan kecemasan ini,sebab Tuhan adalah yang paling Maha Pemurah,Maha
Pengampun,Maha Pengasih dan Maha Penyayang bagi umatnya yang mau berdoa dan
memohon kepadaNya.
Sebagai contoh, untuk menghadapi kegelisahan
biasanya dengan menggunakan sikap positif yang biasa berlaku umum ini akan
berwujud tindakan-tindakan yang sangat dianjurkan, yaitu meliputi :
- Menghadapi dan merencanakan segala kemungkinan
problema yang timbul dan sikap yang dibayangkan akan terjadi, sampai pada
yang sejelek mungkin.
- Menyusun persiapan cara-cara menghadapinya
beserta pemecahannya.
- Mendeteksi sebanyak mungkin tentang hal-hal
yang menyebabkan gelisah termasuk didalamnya; sebab-sebab dan problemanya.
- Menghadapi dengan tabah kegelisahan beserta
sebab-sebab dan problemanya dan bersiap sedia.
- Mampu meskipun mungkin tidak dapat secara
spontan hilangkanlah sebab-sebab kegelisahan yang ada.
- Mengajak orang lain bekerja sama dalam
mengatasi kegelisahan ini paling tidak untuk ikut memikirkan atau memberi
perhatian atau memahami keadaan sadar.
4.
Keterasingan
Keterasingan berasal dari kata terasing, asal kata dari kata dasar asing. Kata
asing berarti sendiri, tidak dikenal orang, sehingga kata terasing berarti
tersisihkan dari pergaulan, terpisahkan dari yang lain,atau terpencil. Jadi,
keterasingan berarti hal-hal yang berkenaan dengan tersisihkan dari pergaulan,
terpisah dari yang lain atau terpencil. Apapun makna yang kita lekatkan pada
istilah keterasingan, yang jelas ia merupakan bagian dari hidup manusia.
Sebagai bagian dari hidup manusia, sebagaimana juga kegelisahan, maka
keterasingan pun memiliki sifat universal. Ini berarti bahwa keterasingan tidak
pernah mengenal perbedaan manusia. Sebentar ataukah lama setiap orang akan
pernah mengalami keterasingan ini, meskipun kadar atau penyebabnya berbeda-beda.
Seperti yang terdapat dalam Al-Quran yaitu
: “Dan kepunyaan Allah-Lah timur dan barat maka kemanapun kamu menghadap
disitulah wajah Allah (kekuasaan Allah meliputi seluruh alam). Sesungguhnya
Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui (QS. Al-Baqarah, 2:115)
Hamparan bumi yang
luas adalah tempat bagi orang-orang mukmin untuk menyembah kepada Allah SWT.
Karena dialah zat yang berhak disembah disetiap tempat berbagai penjuru dunia.
5.
Kesepian
Kesepian berasal dari kata sepi, artinya sunyi, lengang, tidak ramai, tidak ada
orang atau kendaraan, tidak banyak tamu, tidak banyak pembeli, tak ada apa-apa,
dan sebagainya. Kesepian adalah keadaan sepi atau hal sepi.
Macam-Macam Penyebab Terjadinya Kesepian
Menurut Middlebrook (1980), ada 2 faktor penyebab kesepian yaitu :
1.
Faktor psikologis,
yang terdiri dari :
- Existential Loneliness : Kesepian yang
disebabkan oleh kenyataan atau adanya keterbatasan keberadaan manusia yang
disebabkan oleh terpisahnya seseorang dengan orang lain, sehingga tidaklah
mungkin baginya untuk berbagi perasaan dan pengalamannya denga orang
lain.
- Pengalaman Traumatis karena hilangnya
orang-orang terdekat : Hilangnya seseorang yang sangat dekat denga
individu secara tiba-tiba tanpa bisa dihindari seringkali dianggap sebagai
penyebab kesepian.
- Kurangnya dukungan dari orang lain atau orang
terdekat : Kesepian yang dialami oleh mereka yang merasa tidak sesuai
dengan lingkungannya. Kesepian menganggap diri mereka sebagai orang yang
diremehkan dan ditolak dalam lingkungannya.
- Adanya suatu masalah krisis dalam diri
seseorang dan kegagalan : Bila seseorang telah merasa harga dirinya
terganggu, ia akan menghilangkan semangatnya dan merasa kosong serta
menghindarkan diri untuk mengadakan hubungan dengan lingkungannya.
- Memiliki rasa kurang percaya diri : Meskipun
individu dapat melakukan hubungan sosial dengan baik, namun ia merasa
bahwa lingkungan disekitarnya kurang melibatkannya, sehingga menyebabkan
individu merasa kesepian, ia hanya dapat berhubungan sosial secara
formalitas saja.
- Kepribadian yang tidak sesuai dengan
lingkungan : Orang-orang yang menjengkelkan, seperti : pemarah, terlalu
patuh dan tidak mempunyai kemampuan bersosialisasi akan dihindari dari
lingkungannya, sehingga mereka merasa kesepian.
- Ketakutan untuk menanggung resiko sosial :
Seseorang akan merasa takut jika terlalu dekat dengan orang lain, tidak
mau bercerita banyak, sehingga mereka yang kesepian akan melihat kedekatan
sosial sebagai sesuatu yang berbahaya dan penuh resiko.
2. Faktor Sosiologis, yang terdiri dari :
- Takut dikenal orang lain : Seseorang akan
merasa takut dikenal oleh orang lain, sehingga hal tersebut menghilangkan
kesempatannya untuk berhubungan dengan orang lain.
- Nilai-nilai yang berlaku pada lingkungan
sosial : Nilai-nilai yang dianut masyarakat seperti privacy dan kesuksesan
dapat menyebabkan seseorang merasa kesepian karena ia merasa terikat oleh
nilai-nilai tersebut.
- Kehidupan di rumah : Rutinitas kegiatan di
rumah seperti : adanya jam makan, keributan di rumah dan kebiasaan lainnya
juga akan menyebabkan seseorang merasa kesepian karena ia merasakan
kejenuhan.
- Perubahan pola-pola dalam keluarga : Kehadiran
orang lain dalam keluarga akan menyebabkan terganggunya hubungan dengan
anggota keluarga lain.
- Berpindah tempat : Seringnya pindah dari satu
tempat ke tempat yang lain menyebabkan seseorang tidak dapat menjalin
hubungan yang akrab dengan orang disekitarnya.
- Terlalu banyak jumlah orang dalam suatu
organisasi : Terlalu banyak orang di sekeliling individu akan menambah
perasaan terisolasi. Hal ini akan membuat individu sulit untuk mengenal
satu sama lain.
Menurut Sadler
(dalam Kirana, 2005) menambahkan bahwa kesepian dapat disebabkan lima hal,
yaitu :
- Interpersonal Problems : Disebabkan karena ada
subjek kehilangan orang terdekat atau memutuskan hubungan dengan orang
lain (berpisah atau bercerai).
- Social Shock : Masalah-masalah sosial yang
seringkali membawa dampak negatif, terutama pada masyarakat perkotaan
(Urban Society) seperti pengangguran.
- Culture Shock : Ketika individu pindah ke
tempat baru maka perbedaan budaya antara tempat asal dan tempat individu
sekarang dapat menimbulkan masalah-masalah lain, tidak terkecuali
kesepian.
- Cosmic Problems : Berkaitan dengan
eksistensial manusia atas apa yang sesungguhnya diinginkan dari kehidupan
yang sedang dijalaninya.
- Psychological Problems : Masalah-masalah
psikologis merupakan sebab potensial yang dapat menimbulkan kesepian,
terutama bila individu yang bersangkutan tidak mampu menyelesaikan masalah
terus-menerus larut dalam kesedihan.
Contoh-Contoh Orang Yang Kesepian :
- Orang yang tidak suka bergaul atau anti sosial
cenderung menutup diri dari dunia luar.
- Orang yang takut dengan keramaian.
- Dll.
6.
Ketidak Pastian
Ketidakpastian berasal dari kata tidak pasti artinya tidak menentu (pikirannya)
atau mendua, atau apa yang dipikirkan tidak searah dan kemana tujuannya tidak
jelas. Itu semua akibat pikirannya yang tidak dapat konsentrasi.
Ketidakkonsentrasian itu disebabkan oleh berbagai sebab, yang paling
utama adalah kekacauan pikiran. Ketidakpastian atau ketidaktentuan adalah
bagian hidup manusia. Setiap orang hidup pasti pernah mengalaminya. Bahkan anak
kecil sekalipun pernah mengalaminya, misalnya, ketika anak kecil ditinggalkan
ibunya, ia menangis kebingungan. Kebingungan itu menunjukan adanya
ketidakpastian, seperti anak ayam yang kehilangan induknya.
Penyebab
Terjadinya Ketidak Pastian dan Contohnya :
Menurut Siti
Meichati dalam bukunya Kesehatan Mental menerangkan beberapa penyebab seseorang
tak dapat berpikir dengan pasti. Sebab-sebab itu ialah :
·
Obsesi
Obsesi merupakan gejala neurose jiwa, yaitu adanya pikiran atau perasaan
tertentu yang terus-menerus, biasanya tentang hal-hal yang tak menyenangkan,
atau penyebab lain yang tidak diketahui oleh penderita. Misalnya selalu
berpikir ada orang yang ingin menjatuhkan dia. Contoh : Seorang pedagang yang
maju pesat, pada suatu saat berpikir olehnya ada kswan yang ingin
menjatuhkannya. Pikirannya itu semakin menjadi-jadi, apalagi setelah ia
mengalami kerugian.
·
Phobie
Phobie adalah rasa ketakutan yang tak terkendalikan atau tidak normal terhadap
sesuatu hal atau kejadian, tanpa diketahui sebab-sebabnya. Contoh : Orang yang
takut terhadap tempat yang tinggi. Secara tidak sengaja, ia terus menelusuri
jalan mendaki. Sesampainya di puncak ketinggian, ia ketakutan luar biasa.
·
Kompulasi
Kompulasi ialah adanya keraguan yang sangat mengenai apa yang telah
dikerjakannya, sehingga ada dorongan yang tidak disadari untuk selalu melakukan
perbuatan-perbuatan yang serupa berulang kali. Contoh : Keinginannya mengambil
barang orang (mencuri), padahal barang itu tidak bermanfaat baginya, dan ia
mampu andaikata ingin membelinya.
·
Histeria
Histeria ialah neurose jiwa yang disebabkan oleh tekanan mental kekecewaan,
pengalaman pahit yang menekan, kelemahan syaraf, tidak mampu menguasai diri,
atau sugesti dari sikap orang lain. Contoh : Neneng, seorang gadis yang cukup
manis, suatu hari melihat pacarnya berjalan-jalan dengan seorang gadis yang
belum pernah dikenalnya. Rasa cemburu berkecamuk di hatinya dan setibanya di
rumah dia beteriak histeris.
·
Delusi
Menunjukan pikiran yang tidak beres, karena berdasarkan keyakinan palsu. Tidak
dapat memakai akal sehat, tidak ada dasar kenyataan dan tidak sesuai dengan
pengalaman. Delusi ini ada tiga macam, yaitu :
1.
Delusi persekusi :
menganggap adanya keadaan yang jelek di sekitarnya. Akibatnya, banyak orang
menjauhinya.
2.
Delusi keagungan :
menganggap dirinya orang penting dan besar. Orang seperti ini biasanya gila
hormat dan menganggap orang di sekitarnya tidak penting. Akibatnya, semua orang
menjauhinya. Jadi, hampir sama dengan delusi persekusi.
3.
Delusi melancholis
: merasa dirinya bersalah, hina dan berdosa. Hal ini dapat mengakibatkan
buyutan atau dikenal dengan nama delirium tremens., hilangnya kesadaran dan
menyebabbkan otot-otot tak terkuasai lagi. Ia kehilangan ingatannya sama
sekali, mengalami tensi tinggi dan mengingat sesuatu yang belum pernah dialami.
·
Halusinasi
Khayalan yang terjadi tanpa rangsangan pancaindera. Seperti para prewangan
(medium) dapat digolongkan pada pengalaman halusinasi. Dengan sugesti diri,
orang dapat juga berhalusinasi. Halusinasi buatan, misalnya dapat dialami oleh
orang yang mabuk atau pemakai obat bius. Kadang-kadang karena halusinasi, orang
merasa mendapat tekanan-tekanan terhadap dorongan-dorongan itu menemukan sasarannya.
Ini tampak pada perbuatan-perbuatan penderita (penderita itu dapat menyadari
perbuatannya itu, tetapi tidak dapat menahan rangsangan khayalan sendiri).
Contoh : Atang memang seorang peminum. Bila sedang marah, ia makin banyak
minumnya sehingga mabuk dan mengoceh (berbicara) tidak menentu.
·
Keadaan emosi
Dalam keadaan tertentu, seseorang sangat dipengaruhi oleh emosinya. Jika emosi
telah menguasai keseluruhan pribadinya, ia akan mengalami gangguan nafsu makan,
pusing-pusing, muka merah, nadi cepat, keringat, tekanan darah tinggi/lemah.
Sikapnya bisa apatis atau bisa juga terlalu gembira dengan melampiaskan dalam
gerakan-gerakan lari-larian, menyanyi, tertawa atau berbicara. Sikap ini dapat
pula berupa kesedihan menekan, tidak bernafsu, tidak bersemangat, gelisah,
resah, suka mengeluh, tidak mau berbicara, diam seribu bahasa, atau termenung
menyendiri. Orang seperti ini tidak mungkin dapat berpikir dengan tenang dan
baik.
7. Usaha-Usaha Mengatasi Ketidak Pastian
Bila penyebabnya itu jelas, misalnya rindu, obatnya mudah yaitu dipertemukan dengan orang yang dirindukan. Phobia atau jenis takut bisa dilatih dari sedikit, sehingga tidak takut lagi. Orang takut ular, takut ulat yang berbulu, dapat disembuhkan karena dibiasakan dengan benda-benda tersebut. orang yang bersikap sombong atau angkuh bila mengalami musibah, baru berkurang kesombongannya, tetapi mungkin tidak. Andai kata mereka sadar, kesembuhan itu adalah karena pengalaman. Jadi yang menyembuhkan masyarakat sekitarnya dan dirinya sendiri.
Berikut ini pernyataan Al-Quran tentang mengatasi ketidakpastian atau keragun
dalam contoh keraguan terhadap kitab suci Al-Quran yaitu : Al-Baqarah (2) : 23
وَإِن كُنتُمْ فِي رَيْبٍ مِّمَّا نَزَّلْنَا عَلَى عَبْدِنَا فَأْتُواْ بِسُورَةٍ مِّن مِّثْلِهِ وَادْعُواْ شُهَدَاءكُم مِّن دُونِ اللّهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ
” Dan jika kamu
(tetap) dalam keraguan tentang Al Qur’an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad),
buatlah satu surat (saja) yang semisal Al Qur’an itu dan ajaklah
penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar”.
Referensi :
dimyati.staff.gunadarma.ac.id/.../bab10-manusia_dan_kegelisahan.pdf
http://iyushasblog.blogspot.com/2014/01/7-manusia-dan-kegelisah.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar