MANUSIA DAN HARAPAN
Nama : Irma Fazriyah
Kelas : 1KA32
NPM : 15114461
Tugas : Softskill Ilmu Budaya dasar (IBD)
Dosen : Sendy Eka Nanda
Kelas : 1KA32
NPM : 15114461
Tugas : Softskill Ilmu Budaya dasar (IBD)
Dosen : Sendy Eka Nanda
MANUSIA DAN HARAPAN
Sub Tema :
- Pengertian Harapan
- Sebab Manusia Mempunyai Harapan
- Pengertian Doa
- Kepercayaan
- Kepercayaan dan Usaha Untuk
Meningkatkan
1.
Pengertian Harapan
Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa
harapan, berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal
sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya.
Harapan tersebut tergantung pada pengetahuan, pengalaman,
lingkungan hidup, dan kemampuan masing-masing, Misalnya, Budi yang hanya mampu
membeli sepeda, biasanya tidak mempunyai harapan untuk membeli mobil. Seorang
yang mempunyai harapan yang berlebihan tentu menjadi buah tertawaan orang
banyak, atau orang itu seperti peribahasa “Si pungguk merindukan bulan”
Berhasil atau tidaknya suatu harapan tergantung pada
usaha orang yang mempunyai harapan, misalnya Rafiq mengharapkan nilai A dalam
ujian yang akan datang, tetapi tidak ada usaha, tidak pernah hadir kuliah. Ia
menghadapi ujian dengan santai. Bagaimana Rafiq memperoleh nilai A. luluspun
mungkin tidak.
Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik
kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Agar harapan terwujud, maka perlu usaha dengan sungguh-sungguh. Manusia wajib
selalu berdoa. Karena usaha dan doa merupakan sarana terkabulnya harapan.
Harapan berasal dan kata harap yang berarti
keinginan supaya sesuatu terjadi; sehingga harapan berarti sesuatu yang
diinginkan dapat terjadi. Dengan demikian harapan menyangkut masa depan.Jadi
untuk mewujudkan harapan itu harus disertai dengan usaha yang sesuai dengan apa
yang diharapkan bila dibandingkan dengan cita-cita , maka harapan mengandung
pengertian tidak terlalu muluk: sedangkan cita-cita pada umumnya perlu setinggi
bintang.
Antar harapan dan cita-cita terdapat persamaan yaitu
:
•
keduanya
menyangkut masa depan karena belum terwujud
• pada umumnya
dengan cita-cita maupun harapan orang menginginkan hal yang lebih baik atau
meningkat.
Harapan berasal dari kata harap yang berarti keinginan supaya sesuatu terjadi,
sehingga harapan dapat diartikan sesuatu yang diinginkan dapat terjadi. Yang
dapat disimpulkan harapan itu menyangkut permasalahan masa depan. Setiap
manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan, berarti manusia itu mati
dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya
berupa pesan – pesan kepada ahli warisnya.Harapan tersebut tergantung pada
pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup dan kemampuan masing – masing.
Misalnya, Budi hanya mampu membeli sepeda, biasanya tidak mempunyai harapan
untuk membeli mobil. Seorang yang mempunyai harapan yang berlebihan terkadang
akan berakibat menjadi tertawaan orang banyak seperti pribahasa “Si pungguk
merindukan bulan”, walaupun tidak ada yang tidak mungkin didunia ini bila Tuhan
berkehandak. Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri
sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Agar harapan dapat
terwujud, maka diperlukan usaha dengan sungguh – sungguh, berdoa dan pada
akhirnya bertawakal agar harapan itu dapat terwujud.
Contoh Harapan :
Misalnya seseorang yang berharap bertemu dengan artis idolanya.
Orang orang yang memilki harapan cenderung lebih antusias. Contoh lain : Irvan
seorang mahasiswa universitas terbuka, dia belajar sangat rajin dengan harapan
pada saat nantinya sewaktu ujian semester dia memperoleh nilai A.
2. Sebab
Manusia Mempunyai Harapan
Menurut kodratnya manusia itu adalah mahluk sosial. Setiap lahir ke dunia
langsung disambut dalam suatu interaksi hidup, yakni ditengah suatu keluarga
atau sebagai anggota masyarakat. Tidak ada satu manusiapun yang luput dari
interaksi hidup. Ditengah – tengah yang lainnya, seseorang dapat hidup dan
berkembang baik fisik / jasmani maupun mental / spiritualnya. Ada dua hal yang
mendorong orang hidup berinteraksi dengan manusia lain, yakni dorongan kodrat
dan dorongan kebutuhan hidup.
1. Dorongan
kodrat
Kodrat ialah sifat, keadaan, atau
pembawaan alamiah yang sudah terjelma dalam diri manusia sejak manusia itu
diciptakan oleh Tuhan. Dorongan kodrat menyebabkan manusia mempunyai keinginan
atau harapan, misalnya menangis, tertawa, bergembira, sedih , dsb
2. Dorongan
Kebutuhan Hidup
Dorongan kebutuhan hidup, sudah
kodratnya bahwa manusia mempunyai bermacam – macam kebutuhan hidup. Kebutuhan
hidup itu pada garis besarnya dapat dibedakan atas kebutuhan jasmani dan
kebutuhan rohani.
Menurut Abraham Maslow sesuai dengan kodratnya harapan manusia atau kebutuhan manusia itu ialah :
- Kelangsungan hidup (survival)
- Keamanan (safety)
- Hak dan kewajiban mencintai dan dicintai (be loving and love)
- Diakui linkungan (status)
- Perwujudan cita – cita (self actualization)
a. Kelangsungan hidup (survival)
Setiap dari kita selalu ingin Isurvive
dalam setiap keadaan. Meski sebagian orang lebih memilih untuk mengakhiri
hidupnya meski sebenarnya kontrak hidupnya belum habis. Tapi, saya yakin itu
hanya sebagian kecil saja.
b. Keamanan
Rasa aman tidak harus diwujudkan dengan
perlindungan yang nampak, secara moral pun orang lain dapat memberi rasa aman.
Walaupun secara fisik keadaannya dalam bahaya, keyakinan bahwa Tuhan memberikan
rasa perlindungan berarti sudah memberikan keamanan yang diharapkan.
c. Hak dan kewajiban mencintai dan
dicintai
Tiap orang mempunyai hak dan kewajiban.
Dengan pertumbuhan manusia maka tumbuh pula kesadaran akan hak dan kewajiban.
Tapi, sebagai manusia yang berakal, kita harusnya mendahulukan kewajiban
ketimbang hak. Termasuk dalam masalah “cinta”. Kalau kita ingin menuntut hak
kita untuk dicintai orang tua kita, yaaa kita lebih dulu mencintai mereka,
karena itu kewajiban kita.
d. Status
Status dalam keluarga, status dalam
masyarakat, dan status dalam negara. Status itu penting, karena dengan status
orang tahu siapa diri kita.
e. Perwujudan cita-cita
Pada dasarnya itu manusia mengembangkan
bakat atau kepandaiannya agar ia diterima atau diakui kehebatannya.
3. Pengertian
Do’a
Berdo’a adalah salah satu pedang bagi umat muslim, maka dari itu kita sebagai
umat islam harus sering-seringlah berdo’a kepada Allah swt. karena Allah swt
sangat senang sekali kepada hamba yang selalu berdo’a kepada-Nya. Bahkan kita
di katakan sombong kalau tidak pernah berdo’a kepada-Nya. Maka dari itu kali
ini saya akan mencoba menerangkan tentang Pengertian Do’a. Pertama-tama
saya akan menjelaskan terlebih dahulu pengertian Do’a menurut Bahasa dan juga
menurut Syari’at.
Menurut Bahasa Do’a adalah meminta pertolongan kepada yang lebih tinggi (bisa diharpiahkan usia) dari kita, seperti contoh apabila kita meminta pertolongan kepada kakak kita untuk mengambilkan sesuatu barang itu di sebut sebagai do’a menurut bahasa. Berbeda dengan kita meminta pertolongan kepada yang lebih rendah (bisa di harpiahkan usia) dari kita maka itu di sebut Perintah. Seperti contoh kita menyuruh adik kita membawakan sesuatu barang itu di sebut Perintah bukan Do’a menurut bahasa.
Sedangkan Menurut Syari’at Do’a adalah memohon dan meminta pertolongan kepada Allah swt akan apa-apa yang kita inginkan serta Memohon sesuatu yang bermanfaat dan memohon terbebas atau tercegah dari sesuatu yang memadharatkan.
Macam-Macam Do’a :
Menurut Bahasa Do’a adalah meminta pertolongan kepada yang lebih tinggi (bisa diharpiahkan usia) dari kita, seperti contoh apabila kita meminta pertolongan kepada kakak kita untuk mengambilkan sesuatu barang itu di sebut sebagai do’a menurut bahasa. Berbeda dengan kita meminta pertolongan kepada yang lebih rendah (bisa di harpiahkan usia) dari kita maka itu di sebut Perintah. Seperti contoh kita menyuruh adik kita membawakan sesuatu barang itu di sebut Perintah bukan Do’a menurut bahasa.
Sedangkan Menurut Syari’at Do’a adalah memohon dan meminta pertolongan kepada Allah swt akan apa-apa yang kita inginkan serta Memohon sesuatu yang bermanfaat dan memohon terbebas atau tercegah dari sesuatu yang memadharatkan.
Macam-Macam Do’a :
Syeikh Abdurrahman bin Sa'diy berkata: "Setiap perintah di dalam al Qur'an dan larangan berdo'a kepada selain Allah, meliputi do'a masalah (permintaan) dan do'a ibadah."
Adapun perbedaan antara kedua macam do'a tersebut adalah :
·
Do'a
masalah (permintaan) adalah: Meminta untuk diberikan
manfaat dan dicegah dari kemudharatan, atau sesuatu yang sifatnya permintaan.
Dan ini dibagi menjadi tiga:
- Permintaan
yang ditujukan kepada Allah semata dan ini (termasuk tauhid dan berpahala)
- Permintaan
yang ditujukan kepada selain Allah, padahal dia tidak mampu memenuhi dan
memberikan permintaannya. Seperti meminta kepada kuburan, pohon-pohon
besar atau tempat-tempat keramat. Dan ini termasuk syirik dan dosa besar.
- Permintaan
yang ditujukan kepada selain Allah pada hal-hal yang bisa dipenuhi dan
bisa dilakukan, seperti meminta prang lain, yang masih hidup untuk
memindahkan atau membawakan barangnya dan ini hukumnya boleh.
·
Do'a
Ibadah maksudnya Semua bentuk ibadah atau ketaatan yang diberikan
kepada Allah balk lahiriah maupun batiniah, karena pada hakikatnya semua bentuk
ibadah misalnya shalat, puasa, Haji dan sebagainya, tujuan utamanya adalah
untuk mendapatkan ridha Allah dan dijauhkan dari azab-Nya.
Contohnya : Misalnya seseorang yang ingin mengikuti suatu ujian, maka dia akan cenderung berdo’a untuk meminta kelancaran dan kemudahan ujiannya. Tentunya do’anya kepada sang khalik (Allah).
4. Kepercayaan
Kepercayaan berasal dari kata percaya, artinya mengakui atau meyakini akan
kebenaran. Kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan atau
keyakinan akan kebenaran. maka jelaslah kepada kita, bahwa dasar kepercayaan
itu adalah kebenaran. Ada jenis pengetahuan yang dimilik seseorang, bukan
karena merupakan hasil penyelidikan sendiri, melainkan diterima dari orang
lain. Kebenaran pengetahuan yang didasarkan atas orang lain itu disebabkan
karma orang lain itu dapat dipercaya. Yang diselidiki bukan lagi masalahnya,
melainkan orang yang memberitahukan itu dapat dipercaya atau tidak. Pengetahuan
yang diterima dari orang lain atas kewibawaannya itu disebut kepercayaan. Makin
besar kewibawaan yang memberitahu mengenai pengetahuan itu makin besar
kepercayaan.
Dalam agama terdapat
kebenaran-kebenaran yang dianggap diwahyukan artinya diberitahukan oleh Tuhan –
langsung atau tidak langsung kepada manusia. Kewibawaan pemberi kebenaran itu
ada yang melebihi besamya . Kepercayaan dalam agama merupakan keyakinan yang
paling besar. Hak berpikir bebas, hak atas keyakinan sendiri menimbulkan juga
hak ber agama menurut keyakinan.
Dalam hal beragama tiap-tiap orang wajib menerima dan menghormati kepercayaan orang yang beragama itu, Dasarnya ialah keyakinan masing-masing.
Dalam hal beragama tiap-tiap orang wajib menerima dan menghormati kepercayaan orang yang beragama itu, Dasarnya ialah keyakinan masing-masing.
3 Teori Kebenaran :
·
Teori kebenaran korespondensi
Adalah teori yang bepandangan bahwa pernyataan-pernyataan adalah benar jika
berkorespondensi terhadap fakta atau pernyataan yang ada di alam atau objek
yang dituju penyataan tersebut. kebenaran atau suatu keadaan dikatakan benar
jika ada kesesuaian antara arti yang dimaksud oleh suatu pendapat dengan fakta.
Suatu proposisi adalah benar apabila terdapat suatu fakta yang sesuai dan
menyatakan apa adanya. Teori ini sering di asosiasikan dengan teori-teori
empiris pengetahuan.
·
Teori kebenaran koherensi
Adalah teori kebenaran didasarkan pada kriteria koheren atau konsistensi. Suatu
pernyataan disebut benar bila sesuai dengan jaringan komprehensif dari
pernyataan-pernytaan yang berhubungan secara logis. Pernyataan-pernyataan ini
mengikuti atau membawa kepada pernyataan yang lain. seperti sebuah percepatan
terdiri dari konsep-konsep yang saling berhubungan dari massa, gaya dan
kecepatan dalam fisika.
·
Teori kebenaran pragmatis
Adalah teori yang berpandangan bahwa arti dari ide dibatasi oleh referensi pada
konsekuensi ilmiah, personal atau sosial. Benar tidaknya suatu dalil atau teori
tergantung kepada berfaedah tidaknya dalil atau teori tersebut bagi manusia
untuk kehidupannya. Kebenaran suatu pernyataan harus bersifat fungsional dalam
kehidupan praktis.
5. Kepercayaan
dan UsahaUntuk Meningkatkannya
Dasar kepercayaan adalah kebenaran.
Kepercayaan itu dapat dibedakan atas 4 macam :
- Kepercayaan
pada diri sendiri, menganggap dirinya tidak salah, dirinya dapat menang,
dirinya mampu mengerjakan apa yang diserahkan atau dipercayakan kepadanya.
- Kepercayaan
kepada orang lain, dimana orang percaya terhadap kata hati, perbuatanya
sesuai atau terhadap kebenaran orang lain.
- Kepercayaan
kepada pemerintah, karena pada dasarnya negara berorientasi pada Tuhan dan
kepentingan rakyat, sudah seharusnya kalau sebagai warga negara
mempercayai pemerintah / negara.
- Kepercayaan
kepada Tuhan, merupakan hal yang sangat penting percaya kepada Tuhan.
Dikarenakan keberadaan manusia yang tidak dengan sendirinya melainkan
diciptakan oleh Tuhannya.
Berbagai usaha dilakukan manusia untuk
meningkatkan rasa percaya kepada Tuhannya. Usaha itu bergantung kepada pribadi
kondisi, situasi dan lingkungan. Usaha itu antara lain :
- Meningkatkan
ketakwaan kita dengan jalan meningkatkan ibadah.
- Meningkatkan
pengabdian kita kepada masyarakat.
- Meningkatkan
kecintaan kita kepada sesama manusia dengan jalan suka menolong, dermawan
dan sebagainya.
- Mengurangi
nafsu mengumpulkan harta yang berlebihan.
- Menekan
perasaan negatif seperti iri, dengki, fitnah dan sebagainya.
Referensi:
dimyati.staff.gunadarma.ac.id/.../files/.../bab11-manusia_dan_harapan.pdf
https://sugiartiika.wordpress.com/2013/11/25/67/
http://rioindra48.blogspot.com/2014/03/tugas-ilmu-budaya-dasar-manusia-dan.html
http://ilmubudayadasarardhi.blogspot.com/2012/11/manusia-dan-harapan.html
https://sugiartiika.wordpress.com/2013/11/25/67/
http://rioindra48.blogspot.com/2014/03/tugas-ilmu-budaya-dasar-manusia-dan.html
http://ilmubudayadasarardhi.blogspot.com/2012/11/manusia-dan-harapan.html