TUGAS 6
NAMA : IRMA FAZRIYAH
NPM
: 15114461
KELAS : 1KA32
DOSEN : SENDY EKA
NANDA
MATERI : MANUSIA DAN PENDERITAAN
1.
Menjelaskan
pengertian pengertian penderitaan beserta contohnya
2.
Menjelaskan
pengertian siksaan dan menyebutkan 3 siksaan psikis
3.
Menjelaskan
pengertian phobia dan penyebab seseorang merasa ketakutan
4.
Menjelaskan
pengertian ketakutan mental beserta gejalanya
5.
Menyebutkan
tahap-tahap gangguan kejiwaan
6.
Menjelaskan
sebab-sebab ketakutan mental
7.
Menjelaskan
hubungan antara penderitaan dan perjuangan
- Menjelaskan
pengertian pengertian penderitaan beserta contohnya
Penderitaan berasal dari kata dasar derita.
Sementara itu kata derita merupakan serapan dari bahasa sansekerta, menyerap
kata dhra yang memiliki arti menahan atau menanggun. Jadi dapat diartikan
penderitaan merupakan menanggung sesuatu yang tidak meyenakan. Penderitaaan
dapat muncul secara lahiriah, batiniah atau lahir-batin. Penderitaan secara
lahiriah dapat timbul karena adanya intensitas komkosisi yang mengalami
kekurangan atau berlebihan, seperti akibat kekurangan pangan menjadi kelaparan,
atau akibat makan terlalu banyak menjadi kekenyangan, tidak dapat dipungkiri
keduanya dapat menimbulkan penderitaan. Adapula kondisi alam yang ekstrem,
seperti ketika terik matahari membuat kepanasan, atau saat kehujanan membuat
kedinginan.
Ada pula penderitaan yang secara lahiriah
seperti sakit hati karena dihina, sedih karena kerabat meninggal, putus asa
karena tidak lulus ujian. Atau penyesalan karena tidak melakukan yang
diharapkan. Sementara yang lahir-batin dapat muncul dikarenakan penderitaan
pada sisi yang satu berdampak pada sisi yang lain atau dengan kata lain
penderitaan lahiriah memicu penderitaan batiniah atau sebaliknya. Misal akibat
kehujanan badan menjadi kedinginan namun tidak ada tempat berteduh akibatnya
mendongkol, risau atau menangis. Ada pula karena putus asa tidak lulus ujian
menjadi tidak mau makan dan menimbulkan perut sakit.
Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat,
dari yang terberat hingga ringgan. Persepsi pada setiap orang juga berpengaruh
menentukan intensitas penderitaan. Suatu kejadian dianggap penderitaan oleh
seseorang belum tentu dianggap penderitaan bagi orang lain. Dalam artian suatu
permasalahan sederhana yang dibesar-besarkan akan menjadi penderitaan mendalam
apabila disikapi secara reaksioner oleh individu. Ada pula masalah yang sangat
urgen disepelekan juga dapat berakibat fatal dan menimbulkan kekacauan kemudian
terjadi penderitaan.
Manusia tidak dapat mengatakan setiap situasi
masalahnya sama, penderitaanya sama solusinyapun sama. Penderitaan bersifat
universal dapat datang kepada siapapun tidak peduli kaya maupun miskin, tua
maupun muda. Penderitaan dapat muncul kapanpun dan dimanapun. Semisal saat
seminar di siang hari, suasana pengap, ada kipas anginpun masih kipas-kipas
membayangkan ruang ber AC, dan pulang tidur merentangkan badan di kasur empuk.
Atau makan buah segar dan minum air dingin. Namun pasien rumah sakit di ruang
VIP, tidur di kasur empuk ruang ber-AC, banyak buah segar dan air segar di
kulkas, merasa tidak betah dan ingin cepat pulang. Ada lagi orang yang tidak
mempunyai uang merasa menderita tidak dapat wisata saat liburan, namun ada pula
orang yang berpergian membawa uang banyak tanpa bekal hendak liburan ternyata
mobil mogok di daerah yang jauh dari permukiman, dan saat makan siang tiba,
rasa lapar mulai muncur, ternyata uang tidak dapat menolong dari penderitaan
karena tidak ada barang yang bisa di beli, terlebih muncul rasa gengsi atau
keegoisan penumpang lain menambah penderitaan.
Penderitaan merupakan realita kehidupan
manusia di dunia yang tidak dapat dielakan. Orang yang bahagia juga harus siap
menghadapi tantangan hidup bila tidak yang muncul penderitaan. Dan orang yang
menghadapi cobaan yang bertubi-tubi harus berpengharapan baik akan mendapatkan
kebahagian. Karena penderitaan dapat menjadi energi untuk bangkit berjuang
mendapatkan kebahagian yang lalu maupun yang akan datang.
Akibat penderitaan yang bermacam-macam
manusia dapat mengambil hikmah dari suatu penderitaan yang dialami namun
adapula akibat penderitaan menyebabkan kegelapan dalam kehidupan.
Sehingga penderitaan merupakan hal yang
bermanfaat apabila manusia dapat mengambil hikmah dari penderitaan yang
dialami. Adapun orang yang berlarut-larut dalam penderitaan adalah orang yang
rugi karena tidak melapaskan diri dari penderitaan dan tidak mengambil hikmak
dan pelajaran yang didapat dari penderitaan yang dialami.
Penderitaan juga dapat "menular"
dari seseorang kepada orang lain. Misal empati dari sanak-saudara untuk
membantu melepaskan penderitaan. Atau sekedar simpati dari orang lain untuk
mengambil pelajaran dan perenungan.
Contoh penderitaan manusia yang dapat diambil
hikmahnya diantaranya tokoh filsafat ekistensialisme Kierkegaard (1813-1855)
seorang filsafat asal Denmark yang sebelum menjadi filsafat besar, sejak masa
kecil banyak mengalami penderitaan. Penderitaan yang menimpanya, selain
melankoli karena ayahnya yang pernah mengutuk Tuhan dan berbuat dosa melakukan
hubungan badan sebelum menikah dengan ibunya, juga kematian delapan orang
anggota keluarganya, termaksud ibunya, selama dua tahun berturut-turut.
Peristiwa ini menimbulkan penderitaan yang mendalam bagi Soren Kierkegaard, dan
ia menafsirkan peristiwa ini sebagai kutukan Tuhan akibat perbuatan ayahnya.
Keadaan demikian, sebelum Kierkegaard muncul sebagai filsuf, menyebabkan dia
mencari jalan membebaskan diri (kompensasi) dari cengkraman derita dengan jalan
mabuk-mabukan. Karena derita yang tak kunjung padam, Kierkegaard mencoba
mencari “hubungan” dengan Tuhannya, bersamaan dengan keterbukaan hati ayahnya
dari melankoli. Akhirnya ia menemukan dirinya sebagai seorang filsuf
eksistensial yang besar.
Penderitaan Nietzsche (1844-1900), seorang
filsuf Prusia, dimulai sejak kecil, yaitu sering sakit, lemah, serta kematian
ayahnya ketika ia masih kecil. Keadaan ini menyebabkan ia suka menyendiri,
membaca dan merenung diantara kesunyian sehingga ia menjadi filsuf besar.
Lain
lagi dengan filsuf Rusia yang bernama Berdijev (1874-1948). Sebelum dia menjadi
filsuf, ibunya sakit-sakitan. Ia menjadi filsuf juga akibat menyaksikan
masyarakatnya yang sangat menderita dan mengalami ketidakadilan.
Sama halnya dengan filsuf Sartre (1905-1980)
yang lahir di Paris, Perancis. Sejak kecil fisiknya lemah, sensitif, sehingga
dia menjadi cemoohan teman-teman sekolahnya. Penderitaanlah yang menyebabkan ia
belajar keras sehingga menjadi filsuf yang besar. Masih banyak contoh lainnya
yang menunjukkan bahwa penderitaan tidak selamanya berpengaruh negatif dan
merugikan, tetapi dapat merupakan energi pendorong untuk menciptakan
manusia-manusia besar.
Contoh lain ialah penderitaan yang menimpa
pemimpin besar umat Islam, yang terjadi pada diri Nabi Muhammad. Ayahnya wafat
sejak Muhammad dua bulan di dalam kandungan ibunya. Kemudian, pada usia 6
tahun, ibunya wafat. Dari peristiwa ini dapat dibayangkan penderitaan yang
menimpa Muhammad, sekaligus menjadi saksi sejarah sebelum ia menjadi pemimpin
yang paling berhasil memimpin umatnya (versi Michael Hart dalam Seratus Tokoh
Besar Dunia).
Dalam riwayat hidup Bhuda Gautama yang
dipahatkan dalam bentuk relief Candi Borobudur, terlihat adanya penderitbn.
Tergambar seorang pangeran (Sidharta) yang meninggalkan istana yang
bergelimangan hata, memilih ke hutan untuk menjadi biksu dan makan dengan cara
megembara di hutan yang penuh penderitaan.
Riwayat tokoh tokoh besar di Indonesia pun
dengan penderitaan. Buya Hamka mengalami penderitaany hebat pada masa kecil,
hingga ia hanya mengecap sekolah kelas II. Namun ia mampu menjadi orang besar
pada zamanya, berkat perjuangan hidup melawan penderitaan. Contoh lain adalah
Bung Hata yang beberapa kali mengalami pembuangan namun pada akhirnya ia dapat
menjadi pemimpin bangsanya.
Ketika
membaca kisah tokoh-tokoh besar tersebut, kita dihadapkan pada jiwa besar,
berani karena benar, rasa tangung-jawab, dan sebagainya. Dan tidak ditemui jiwa
munafik plin-plan, dengki, iri dan sebagainya.
Di bawah ini adalah beberapa contoh
penderitaan yang mungkin sering kita lihat di lingkungan kita:
1. Pemutusan
hak kerja : Bagi orang yang sudah berkeluarga mungkin penderitaan ini
yang paling di takutkan apalagi bagi seorang ayah yang mempunyai kewajiban
menafkahi keluarganya,hal ini akan berdampak buruk tidak hanya bagi sang ayah
namun juga bagi keluarganya
2. Kehilangan
orang tua : Hubungan kita dengan orang tua merupakan suatu hubungan yang unik.
Oleh sebab itu pasangan diharapkan bisa memahami makna kehilangan ini. Misalnya
dengan berusaha menggantikan posisinya demi mendukung pasangan. Antara lain
dengan cara selalu berada di dekatnya, menjadi pendengar yang baik, dan selalu
siap membantunya.
3. Kemiskinan : Dalam
hal ini mungkin semua orang menderita mengalami kemiskinan.namun miskin disini
bukan miskin melarat melainkan hidup pas-pasan.bagi sebagaian orang hidup
seperti itu tidak enak namun bagi orang lain mungkin hidup seperti itu lebih
baik dari pada berlimpah harta namun anggota keluarga tidak bahagia,semua di
atur oleh uang,sibuk dengan tugas masing”,tidak ada komunikasi.hal itu di
buktikan dengan adanya kata-kata ” makan ga makan yang penting kumpul”.
4. Bencana
: Tidak ada yang dapat menghindari sebuah bencana yang diberikan oleh
Allah SWT. Bencana yang datang dapat menghilangkan sebagian ataupun
seluruh harta benda yang ada, bahkan dapat mengakibatkan kehilangan anggota
keluarga. Trauma yang diakibatkan oleh bencana juga sulit untuk dipulihkan. Hal
ini membutuhkan banyak waktu untuk seseorang kembali bangkit dan hidup normal
dengan membangun kehidupannya seperti sedia kala.
- Menjelaskan pengertian siksaan dan
menyebutkan 3 siksaan psikis
Siksaan
dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasmani, dan dapat juga berupa
siksaan jiwa atau rokhani. Akibat siksaan yang dialami seseorang, timbullah
penderitaan. Dengan siksaan-siksaan itu Allah akan menganiaya mereka, namun
mereka jualah yang menganiaya diri sendiri, karena dosa-dosanya. Siksaan yang
dialami manusia dalam kehidupan sehari-hari banyak terjadi dan banyak dibaca
diberbagai media massa. Bahkan kadang-kadang ditulis dihalaman pertama dengan
judul huruf besar, dan kadang-kadang disertai gambar si korban.Berita mengenai
siksaan kita temui dalam kehidupan sehari-hari, sebuah harian ibukota (pos
kota) halaman pertama isinya sebagian besar adalah mengenai siksaan,
pembunuhan, pemerkosaan, pencurian, perampokon, dan sebagainya.Dengan demikian
jelaslah disatu pihak kasus siksaan, pemerkosaan, perampokan, pembunuhan dan
lain-lain merupakan sumber keuntungan. Karena dengan mengekspose berita-berita
seperti itu koran itu cukup laku, dan mempunyai oplaag yang tinggi. Siksaan
yang sifatnya Psikis misalnya kebimbangan, kesepian dan ketakutan.
Kebimbangan
dialami oleh seseorang bila ia pada suatu saat tidak dapat menentukan pilihan
mana yang akan diambil. Misalnya pada suatu saat apakah seseorang yang bimbang
itu pergi atau tidak, siapakah kawannya yang akan dijadikan pacar tetapnya.
Akibat dari kebimbangan seseorang berada dalam keadaan yang tidak menentu,
sehingga ia merasa tersiksa dalam hidupnya saat itu. Bagi orang yang lemah
berpikirnya, masalah kebimbangan akan
lama dialami, sehingga siksaan itu berkepanjangan. Tetapi bagi orang yang kuat berpikirnya
ia akan cepat mengambil suatu keputuan, sehingga kebimbangan akan cepat dapat diatasi.
Kesepian
dialami oleh seseorang merupakan rasa sepi dalam dirinya atau jiwanya, walaupun
ia dalam lingkungan orang ramai, kesepian ini tidak boleh dicampur adukkan
dengan keadaan sepi seperti yang dialami oleh petapa atau biarawan yang
tinggalnya ditempat yang sepi. Tempat mereka memang sepi tetapi hati mereka
tidak sepi. Kesepian juga merupakan salah satu wujud dari siksaan yang dialami
seseorang.
Seperti
halnya kebimbangan, kesepian perlu cepat diatasi agar seseorang jangan terus
menerus merasakan penderitaan batin, sebagai homo socius, seseorang perlu
kawan, maka untuk mengalahkan rasa kesepian orang perlu cepat macari kawan yang
dapat diajak untuk berkomunikasi. Pada umumnya orang yang dapat dijadikan kawan
duka adalah orang yang dapat mengerti dan menghayati kesepian yang dialami oleh
sahabatnya itu, selain mencari kawan,
seseorang juga perlu mengisi waktunya dengan suatu kesibukan,khususnya yang
dapat bersifat fisik, sehingga rasa kesepian tidak memperoleh tempat dan waktu
dalam dirinya.
Ketakutan
merupakan bentuk lain yang dapat menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin.
Bila rasa takut itu dibesar-besarkan yang tidak pada tempatnya, maka disebut
sebagai phobia. Pada umumnya orang memiliki satu atau lebih phobia ringan
seperti takut pada tikus, ular, serangga dan lain sebagainya. Tetapi pada
sementara orang ketakutan itu sedemikian hebatnya sehingga sangat mengganggu.
Seperti pada kesepian, ketakutan dapat juga timbul atau dialami seseorang
walaupun lingkungannya ramai, sebab ketakutan merupakan hal yang sifatnya
psikis
Siksaan dapat diartikan sebagai
siksaan badan atau jasmani, dan dapat juga berupa siksaan jiwa atau rokhani.
Akibat siksaan yang dialami seseorang, timbullah penderitaan. Siksaan yang
sifatnya psikis bisa berupa : kebimbangan, kesepian, ketakutan. Ketakutan yang
berlebih-lebihan yang tidak pada tempatnya disebut phobia, banyak sebab yang
menjadikan seseorang merasa ketakutan antara lain : claustrophobia dan
agoraphobia, gamang, ketakutan, keakitan, kegagalan. Para ahli ilmu jiwa
cenderung berpendapat bahwa phobia adalah suatu gejala dari suatu problema
psikologis yang dalam, yang harus ditemukan, dihadapi, dan ditaklukan sebelum
phobianya akan hilang. Sebaliknya ahli-ahli yang merawat tingkah laku percaya
bahwa suatu phobia adalah problemnya dan tidak perlu menemukan sebab-sebabnya
supaya mendapatkan perawatan dan pengobatan. Kebanyakan ahli setuju bahwa
tekanan dan ketegangan disebabkan oleh karena si penderita hidup dalam keadaan
ketakutan terus menerus, membuat keadaan si penderita sepuluh kali lebih parah.
- Menjelaskan
pengertian phobia dan penyebab seseorang merasa ketakutan
Kata “phobia” sendiri berasal dari istilah Yunani
“phobos” yang berarti lari (fight), takut dan panik (panic-fear), takut hebat
(terror). Istilah ini memang dipakai sejak zaman Hippocrates. Phobia adalah
rasa ketakutan yang berlebihan terhadap suatu benda, situasi, atau kejadian
yang dipandang sebagai emosi-emosi substitusi dan seringkali disebut neurosis
yang ditekan (repressed neuroses).
Selain itu, pengertian lainnya Phobia adalah rasa
ketakutan yang berlebihan pada suatu hal. Bagi sebagian orang perasaan takut
seorang pengidap phobia sulit dimengerti. Maka dari itu sering kali penderita
phobia menjadi bulan-bulanan diantara teman-temannya. Banyak orang yang salah
mengartikan antara phobia dan rasa takut. Jika anda merasa takut terhadap suatu
hal maka anda akan berusaha untuk melindungi diri, sedangkan pada phobia rasa
takut tersebut akan menguasai penderita dan membuat si penderita menjadi lemah.
Dalam keadaan normal setiap orang mempunyai kemampuan untuk mengendalikan rasa
takut. Tapi jika seseorang tersebut terus menerus merasakan ketakutan
berlebihan hal ini akan menyebabkan terjadinya fiksasi. Fiksasi merupakan suatu
keadaan mental seseorang menjadi terkunci, yang disebabkan karena ketidak
mampuan seseorang dalam mengendalikan perasaan takutnya.
Seseorang yang mengalami fiksasi akan mengalami kesulitan
emosi dikemudian harinya. Hal ini dikarenakan ia tidak memiliki saluran
pelepasan emosi yang tepat. Kecemasan yang tidak diatasi lebih awal akan
berpotensi menimbulkan akumulasi emosi negatif terus menerus ditekan kembali ke
alam bawah sadarnya.
Menurut para ahli phobia dibagi menjadi 3 macam, yaitu :
a.
Agoraphobia : Takut akan tempat ramai. Nama agora ini diambil dari nama pasar
dan balai pertemuan di jaman Yunani Kuno. Mereka yang menderita phobia biasanya
akan merasa cemas saat berada ditengah kerumunan orang. Jika orang yang ada
disekitarnya semakin banyak, maka ia akan berusaha kabur dan menghindar. Maka
dari itu penderita agoraphobia ini lebih suka menyendiri.
b.
Social Phobia : Takut bertemu orang. Pengidap social phobia ini tidak sama
dengan pemalu. Namun lebih kepada rasa takut yang begitu besar yang dirasakan
saat bertemu orang lain. Ketakutan ini meliputi rasa takut bahwa orang lain
akan menilai fisiknya buruk, ia tidak akan bisa bicara baik depan orang lain,
dan sebagainya.
c.
Specific Phobia : Ketakutan terhadap beberapa hal yang lebih spesifik. Seperti
misalnya takut pada ketinggian, takut akan petir, takut akan hewan tertentu,
takut berada diruang sempit, dan takut pada kegelapan.
PENYEBAB PHOBIA
Phobia dapat disebabkan oleh berbagai macam hal. Pada
umumnya phobia disebabkan karena pernah mengalami ketakutan yang hebat atau
pengalaman pribadi yang disertai perasaan malu atau bersalah yang semuanya
kemudian ditekan kedalam alam bawah sadar. Peristiwa traumatis di masa kecil
dianggap sebagai salah satu kemungkinan penyebab terjadinya phobia.
Lalu bagaimana menjelaskan tentang orang yang takut akan
sesuatu walaupun tidak pernah mengalami trauma pada masa kecilnya? Martin
Seligman di dalam teorinya yang dikenal dengan istilah biological preparedness
mengatakan ketakutan yang menjangkiti tergantung dari relevansinya sang
stimulus terhadap nenek moyang atau sejarah evolusi manusia, atau dengan kata
lain ketakutan tersebut disebabkan oleh faktor keturunan. Misalnya, mereka yang
takut kepada beruang, nenek moyangnya pada waktu masih hidup di dalam gua,
pernah diterkam dan hampir dimakan beruang, tapi selamat, sehingga dapat
menghasilkan kita sebagai keturunannya. Seligman berkata bahwa kita sudah
disiapkan oleh sejarah evolusi kita untuk takut terhadap sesuatu yang dapat
mengancam survival kita.
Pada kasus phobia yang lebih parah, gejala anxiety
neurosa menyertai penderita tersebut. Si penderita akan terus menerus dalam
keadaan phobia walaupun tidak ada rangsangan yang spesifik. Selalu ada saja
yang membuat phobia-nya timbul kembali, misalnya thanatophobia (takut mati),
dll.
Perlu kita ketahui bahwa phobia sering disebabkan oleh
faktor keturunan, lingkungan dan budaya. Perubahan-perubahan yang terjadi
diberbagai bidang sering tidak seiring dengan laju perubahan yang terjadi di
masyarakat, seperti dinamika dan mobilisasi sosial yang sangat cepat naiknya,
antara lain pengaruh pembangunan dalam segala bidang dan pengaruh modernisasi,
globalisasi, serta kemajuan dalam era informasi. Dalam kenyataannya
perubahan-perubahan yang terjadi ini masih terlalu sedikit menjamah anak-anak
sampai remaja. Seharusnya kualitas perubahan anak-anak melalui proses bertumbuh
dan berkembangnya harus diperhatikan sejak dini khususnya ketika masih dalam
periode pembentukan (formative period) tipe kepribadian dasar (basic
personality type). Ini untuk memperoleh generasi penerus yang berkualitas.
Berbagai ciri kepribadian/karakterologis perlu mendapat
perhatian khusus bagaimana lingkungan hidup memungkinkan terjadinya proses
pertumbuhan yang baik dan bagaimana lingkungan hidup dengan sumber rangsangannya
memberikan yang terbaik bagi perkembangan anak, khususnya dalam keluarga.
Berbagai hal yang berhubungan dengan tugas, kewajiban,
peranan orang tua, meliputi tokoh ibu dan ayah terhadap pertumbuhan dan
perkembangan anak, masih sering kabur, samar-samar. Sampai saat ini masih belum
jelas mengenai ciri khusus pola asuh (rearing practice) yang ideal bagi anak.
Seperti umur berapa seorang anak sebaiknya mulai diajarkan membaca, menulis,
sesuai dengan kematangan secara umum dan tidak memaksakan. Tujuan mendidik,
menumbuhkan dan memperkembangkan anak adalah agar ketika dewasa dapat
menunjukan adanya gambaran dan kualitas kepribadian yang matang (mature,
wel-integrated) dan produktif baik bagi dirinya, keluarga maupun seluruh
masyarakat. Peranan dan tanggung jawab orang tua terhadap pertumbuhan dan
perkembangan anak adalah teramat penting.
- Menjelaskan
pengertian ketakutan mental beserta gejalanya
Mental disorder sendiri punya pengertian adalah bentuk
gangguan dan kekacauan fungsi mental (kesehatan mental) yang terjadi seorang
individu. disebabkan oleh kegagalan mereaksinya mekanisme-adaptasi dari
fungsi-fungsi kejiwaan atau mental terhadap stimuli eksternal dan
ketegangan-ketegangan, sehingga muncul gangguan fungsi atau gangguan struktur
pada satu bagian, satu organ, atau satu sistem kejiwaan.
Mental disorder mempunyai pertanda awal antara lain :
perasaan cemas, ketakutan, apatis, cemburu. iri, marah-marah secara eksplosif,
antisosial, ketegangan kronis dan lainnya. singkatnya, kekacauan mental merupakan
bentuk gangguan pada ketenangan batin dan harmoni dari struktur kepribadian.
Penampilan dari mental disorder itu biasanya berupa
gejala-gejala sebagai berikut :
•Banyak konflik batin
Ada rasa tersobek-sobek oleh pikiran-pikiran
dan emosi-emosi yang antagonistis bertentangan. Hilangnya harga diri dan
kepercayaan diri. Orang merasa tidak aman, dan selalu diburu-buru oleh suatu
pikiran atau perasaan yang tidak jelas, hingga ia merasa cemas dan takut. Dia
lalu menjadi agresif, suka menyerang, bahkan ada yang berusaha membunuh orang
lain, atau melakukan usaha bunuh diri (agresivitas ke dalam).
•Komunikasi sosialnya terputus, dan ada
disorientasi social
Timbul kemudian delusi-delusi (ekspresi
kepercayaan yang dimunculkan kedalam kehidupan nyata) yang menakutkan; atau
dihinggapi delusi of grandeur (merasa dirinya super, paling). Selalu iri hati
dan curiga. Ada kalanya dihinggapi delusion of persecution atau khayalan
dikejar-kejar. Sehingga dia menjadi sangat agresif, berusaha melakukan
pengrusakan, atau melakukan destruksi-diri dan bunuh diri.Ada pasien yang
menjadi hyperaktif, sehingga menggangu sekitarnya; bahkan bisa berbahaya bagi
lingkungannya. Pasien lain menjadi catatonic, yaitu kaku membeku;
dikombinasikan dengan membisu, dan stupor (separuh sadar, membeku tanpa
pengindaraan), sampai menjadi hebefrenic (mental/jiwa menjadi tumpul) atau
ketolol-tololan. selanjutnya oleh rasa panik hebat, dia bisa membunuh orang
lain atau melakukan bunuh diri.
•Ada gangguan intelektual dan gangguan
emosional yang serius
Penderita mengalami ilusi-ilusi optis (ilusi
yang terjadi karena kesalahan penangkapan mata manusia), halusinasi-halusinasi
berat dan delusi.
A.PSIKOPAT (pribadi yang sosiopatik, pribadi
yang anti sosial).
Psikopat
secara harfiah berarti sakit jiwa. Psikopat berasal dari kata psyche yang
berarti jiwa dan pathos yang berarti penyakit. Pengidapnya juga sering disebut
sebagai sosiopat karena perilakunya yang antisosial dan merugikan orang-orang
terdekatnya.
Gejala-gejala
psikopat
1.
Sering
berbohong, fasih dan dangkal. Psikopat seringkali pandai melucu dan pintar
bicara, secara khas berusaha tampil dengan pengetahuan di bidang sosiologi,
psikiatri, kedokteran, psikologi, filsafat, puisi, sastra, dan lain-lain.
Seringkali pandai mengarang cerita yang membuatnya positif, dan bila ketahuan
berbohong mereka tak peduli dan akan menutupinya dengan mengarang kebohongan
lainnya dan mengolahnya seakan-akan itu fakta.
2.
Egosentris
dan menganggap dirinya hebat.
3.
Tidak
punya rasa sesal dan rasa bersalah. Meski kadang psikopat mengakui perbuatannya
namun ia sangat meremehkan atau menyangkal akibat tindakannya dan tidak
memiliki alasan untuk peduli.
4.
Senang
melakukan pelanggaran dan bermasalah perilaku di masa kecil.
5.
Sikap
antisosial di usia dewasa.
6.
Kurang
empati. Bagi psikopat memotong kepala ayam dan memotong kepala orang, tidak ada
bedanya.
7.
Psikopat
juga teguh dalam bertindak agresif, menantang nyali dan perkelahian, jam tidur
larut dan sering keluar rumah.
8.
Impulsif
(dorongan yang didasarkan keinginan atau untuk pemuasan atau keinginan secara
sadar maupun tidak sadar) dan sulit mengendalikan diri. Untuk psikopat tidak
ada waktu untuk menimbang baik-buruknya tindakan yang akan mereka lakukan dan
mereka tidak peduli pada apa yang telah diperbuatnya atau memikirkan tentang
masa depan. Pengidap juga mudah terpicu amarahnya akan hal-hal kecil, mudah
bereaksi terhadap kekecewaan, kegagalan, kritik, dan mudah menyerang orang
hanya karena hal sepele.
9.
Tidak
mampu bertanggung jawab dan melakukan hal-hal demi kesenangan belaka.
10. Manipulatif (keinginan untuk mendapatkan
keuntungan pribadi dari hubungan dengan orang lain) dan curang. Psikopat juga
sering menunjukkan emosi dramatis walaupun sebenarnya mereka tidak
sungguh-sungguh. Mereka juga tidak memiliki respon fisiologis yang secara
normal diasosiasikan dengan rasa takut seperti tangan berkeringat, jantung
berdebar, mulut kering, tegang, gemetar -- bagi psikopat hal ini tidak berlaku.
Karena itu psikopat seringkali disebut dengan istilah "dingin".
11.
Hidup
sebagai parasit karena memanfaatkan orang lain untuk kesenangan dan kepuasan
dirinya.
TEORI
PENYEBAB
Berbagai teori dikemukakan oleh para peneliti untuk
menjelaskan kemungkinan penyebab kepribadian psikopat. Di antaranya teori
kelainan struktural otak seperti penurunan intensitas bagian otak di daerah
prefrontal grey matter dan penurunan volume otak di bagian posterior
hippocampal dan peningkatan intensitas otak bagian callosal white matter. Teori
lain adalah gangguan metabolisme serotonin, gangguan fungsi otak dan genetik
yang diduga ikut menciptakan karakter monster seorang psikopat.
Mungkin saja tidak ditemukan kerusakan otak pada seorang
yang menunjukkan gejala psikopatik, melainkan terdapat anomali dalam caranya
memproses informasi. Hal ini pernah dibuktikan dalam penelitian menggunakan MRI
melalui pengenalan gambar-gambar kasus bunuh diri yang tidak menyeramkan. Pada
orang nonpsikopat terlihat banyak sekali aktivasi di amigdala (suatu area di
otak), sedangkan pada psikopat tidak tampak perbedaan sama sekali. Peningkatan
aktivitas otak psikopat terjadi di area lain pada otak yaitu area
ekstra-limbik. Tampaknya psikopat menganalisis materi emosional di area otak
tersebut.
B.
PSIKONEUROSA
1.HISTERIA
a.
Gejala-gejala histeria
Histeria merupakan neurosis yang ditandai dengan
reaksi-reaksi emosional yang tidak terkendali sebagai cara untuk mempertahankan
diri dari kepekaannya terhadap rangsang- rangsang emosional. Pada neurosis
jenis ini fungsi mental dan jasmaniah dapat hilang tanpa dikehendaki oleh
penderita. Gejala- gejala sering timbul dan hilang secara tiba-tiba, teruma
bila penderita menghadapi situasi yang menimbulkan reaksi emosional yang hebat.
b.
Jenis-jenis histeria
Histeria digolongkan menjadi 2, yaitu reaksi konversi
atau histeria minor dan reaksi disosiasi
atau histeria mayor.
1)Histeria
minor atau reaksi konversi
Pada
histeria minor kecemasan diubah atau dikonversikan (sehingga disebut reaksi
konversi) menjadi gangguan fungsional susunan saraf somatomotorik atau
somatosensorik,dengan gejala : lumpuh kejang-kejang, mati raba, buta, tuli, dst
2)Histeria
mayor atau reaksi disosiasi
Histeria
jenis ini dapat terjadi bila kecemasan yang yang alami penderita demikian
hebat, sehingga dapat memisahkan beberapa fungsi kepribadian satu dengan
lainnya sehingga bagian yang terpisah tersebut berfungsi secara otonom,
sehingga timbul gejala-gejala : amnesia, somnabulisme, fugue, dan kepribadian
ganda.
c.
Faktor penyebab histeria
Menurut Sigmund Freud, histeria terjadi karena pengalaman
traumatis (pengalaman menyakitkan) yang kemudian direpresi atau ditekan ke
dalam alam tidak sadar. Maksudnya adalah untuk melupakan atau menghilangkan
pengalaman tersebut. Namun pengalaman traumatis tersebut tidak dapat
dihilangkan begitu saja, melainkan ada dalam alam tidak sadar (uncociousness)
dan suatu saat muncul kedalam sadar tetapi dalam bentuk gannguan jiwa.
d.
Terapi terhadap penderita histeria
Ada beberapa teknik terapi yang dapat dilakukan untuk menyembuhkan hysteria yaitu :
•Teknik
hipnosis (pernah diterapkan oleh dr. Joseph Breuer)
•Teknik
asosiasi bebas (dikembangkan oleh Sigmund Freud)
•Psikoterapi
suportif
•Farmakoterapi.
2.Bentuk-bentuk
dissosiasi kepribadian
A.
FUGUE (amnesia/kehilangan ingatan)
Fugue disosiatif adalah satu atau lebih episode amnesia
di mana ketidakmampuan untuk mengingat beberapa atau semua dari satu masa lalu
dan salah satu hilangnya identitas seseorang atau pembentukan identitas baru
terjadi dengan tiba-tiba, perjalanan tak terduga, tujuan jauh dari rumah.
GEJALA
SPESIFIK TERMASUK:
Gangguan dominan adalah tiba-tiba, tak terduga perjalanan
jauh dari rumah atau seseorang tempat kerja adat, dengan ketidakmampuan untuk
mengingat masa lalu seseorang. Kebingungan
tentang identitas pribadi atau asumsi identitas baru (sebagian atau lengkap). Gangguan
tidak terjadi secara eksklusif selama memisahkan Identity Disorder dan bukan karena
efek fisiologis langsung dari suatu zat (misalnya, penyalahgunaan obat, obat)
atau kondisi medis umum (misalnya, epilepsi lobus temporal).
Gejala-gejala
klinis yang signifikan menyebabkan distres atau gangguan di daerah penting
sosial, pekerjaan, atau fungsi. Seringkali orang tersebut tidak memiliki
gejala-gejala atau hanya bingung yang ringan selama fugue tersebut, meskipun
begitu, ketika fugue tersebut berakhir, orang tersebut bisa mengalami depresi,
tidak nyaman, sedih, malu, konflik hebat, dan kecendrungan untuk bunuh diri
atau impuls agresif.
TERAPI
Kebanyakan fugue berlangsung hitungan jam atau harian dan
hilang dengan sendirinya. Dissociative fugue diobati lebih banyak seperti
dissociative amnesia, dan pengobatan bisa termasuk penggunaan hypnosis atau
wawancara obat-difasilitasi. Meskipun begitu, uoaya untuk menyimpan ingatan
pada periode fugue biasanya tidak berhasil. Seorang terapis bisa membantu orang
tersebut untuk memeriksa pola mereka pada penanganan jenis situasi tersebut,
konflik, dan mood yang memicu (precipitated) episode fugue untuk mencegah
perilaku fugue berikutnya.
B.
SOMNABULISME (tidur berjalan)
Gangguan tidur Parasomnia (menjelang tidur). Berjalan
dalam tidur timbul dari gelombang lambat tahap tidur dalam keadaan kesadaran
rendah dan melakukan kegiatan yang biasanya dilakukan selama keadaan kesadaran
penuh. Kegiatan ini dapat sebagai jinak seperti duduk di tempat tidur, berjalan
ke kamar mandi, dan membersihkan, atau berbahaya seperti memasak, mengemudi,
sangat gerakan kekerasan, meraih di objek hallucinated, bahkan pembunuhan.
TAHAPAN
TIDUR
Tidur dikategorikan ke dalam tahapan siklus antara tidur
REM dan tidur NREM. Tidur NREM ini dibagi lagi menjadi empat tahap : tahap 1
(waktu tidur cahaya), tahap 2 (periode tidur konsolidasi), dan tahap 3 dan 4 (
gelombang lambat periode tidur). Pada orang dewasa normal, siklus akan
berlangsung sekitar 1,5 jam. Menurut Lavie, Malhotra, dan Pilar, "Panjang
dan isi perubahan siklus tidur sepanjang malam serta dengan usia."
Sleepwalking umumnya terjadi selama sepertiga pertama dari malam (11:00-1:00).
selama tahap tidur NREM gelombang lambat. Tinggi delta aktivitas di dalam otak
biasanya menyertai tidur NREM gelombang lambat, dan ketika 20-50% dari seluruh
kegiatan adalah aktivitas delta, tahap 3 dinilai. Aktivitas delta mencapai 50%
atau lebih tinggi, stadium 4 dinilai. Biasanya, jika sleepwalking terjadi pada
semua, hanya akan terjadi sekali dalam satu malam.
PENYEBAB
Beberapa ahli berteori bahwa perkembangan sleepwalking
pada anak adalah karena adanya keterlambatan pematangan. Ada juga tegangan
tinggi gelombang delta dalam somnambulists sampai 17 tahun. Kehadiran ini
mungkin menyarankan sebuah ketidakdewasaan dalam sistem saraf pusat, juga
kemungkinan penyebab sleepwalking. Berjalan dalam tidur yang berkerumun dalam
keluarga, dan persentase anak-anak tidur sambil berjalan meningkat menjadi 45%
jika salah satu orang tua terkena, dan 60% jika kedua orang tua terkena. Namun,
tidak ada preferensi dicatat untuk atau perempuan individu jantan. Dengan
demikian, faktor-faktor diwariskan tampaknya mempengaruhi individu untuk
mengembangkan tidur sambil berjalan, tetapi ekspresi sifat mungkin juga
dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Faktor pengendapan lainnya untuk berjalan
dalam tidur merupakan faktor yang meningkatkan tahap tidur gelombang lambat.
Ini paling sering termasuk kurang tidur, demam, dan kelelahan berlebihan. Penggunaan
beberapa neuroleptik (Obat anti Psikotik) atau hipnotik (Obat anti Depresi)
juga dapat menyebabkan tidur sambil berjalan terjadi.
C.
MULTIPLE PERSONALITY
Mungkin tidak ada orang yang benar-benar bisa memahami
masalah kepribadian ganda. Sebelum abad ke-20, gejala psikologi ini selalu
dikaitkan dengan kerasukan setan. Namun, para psikolog abad ke-20 yang menolak
kaitan itu menyebut fenomena ini dengan sebutan Multiple Personality Disorder
(MPD). Berikutnya, ketika nama itu dirasa tidak lagi sesuai, gejala ini diberi
nama baru, Dissociative Identity Disorder (DID). DID atau kepribadian ganda
dapat didefinisikan sebagai kelainan mental dimana seseorang yang mengidapnya
akan menunjukkan adanya dua atau lebih kepribadian (alter) yang masing-masing
memiliki nama dan karakter yang berbeda.
Proses
terbentuknya kepribadian ganda
Ketika kita dewasa, kita memiliki karakter dan
kepribadian yang cukup kuat dalam menghadapi masalah-masalah kehidupan. Namun,
pada anak yang masih berusia di bawah tujuh tahun, kekuatan itu belum muncul
sehingga mereka akan mencari cara lain untuk bertahan terhadap sebuah
pengalaman traumatis, yaitu dengan Disosiasi. Dengan menggunakan cara ini,
seorang anak dapat membuat pikiran sadarnya terlepas dari pengalaman mengerikan
yang menimpanya.
Menurut Colin Ross yang menulis buku The Osiris Complex
(1995), proses disosiasi pada anak yang mengarah kepada kelainan DID terdiri
dari dua proses psikologis. Kita akan mengambil contoh pelecehan seksual yang
dialami oleh seorang anak perempuan.
Proses Pertama: anak perempuan yang berulang-ulang
mengalami penganiayaan seksual akan berusaha menyangkal pengalaman ini di dalam
pikirannya supaya bisa terbebas dari rasa sakit yang luar biasa. Ia bisa
mengalami "out of body experience" yang membuat ia "terlepas"
dari tubuhnya dan dari pengalaman traumatis yang sedang berlangsung. Ia mungkin
bisa merasakan rohnya melayang hingga ke langit-langit dan membayangkan dirinya
sedang melihat kepada anak perempuan lain yang sedang mengalami pelecehan
seksual. Dengan kata lain, identitas baru yang berbeda telah muncul.
Proses Kedua, sebuah penghalang memori kemudian dibangun
antara anak perempuan itu dengan identitas baru yang telah diciptakan. Sekarang,
sebuah kesadaran baru telah terbentuk. Pelecehan seksual tersebut tidak pernah
terjadi padanya dan ia tidak bisa mengingat apapun mengenainya.
Apabila pelecehan seksual terus berlanjut, maka proses
ini akan terus berulang sehingga ia akan kembali menciptakan banyak identitas
baru untuk mengatasinya. Ketika kebiasaan disosiasi ini telah mendarah daging,
sang anak juga akan menciptakan identitas baru untuk hal-hal yang tidak
berhubungan dengan pengalaman traumatis seperti pergi ke sekolah atau bermain
bersama teman. Salah satu kasus kepribadian ganda yang ternama, yaitu Sybil,
disebut memiliki 16 identitas yang berbeda.
Menurut psikolog, jumlah identitas berbeda ini bisa lebih
banyak pada beberapa kasus, bahkan hingga mencapai 100. Masing-masing identitas
itu memiliki nama, umur, jenis kelamin, ras, gaya, cara berbicara dan karakter
yang berbeda. Setiap karakter ini bisa mengambil alih pikiran sang penderita
hanya dalam tempo beberapa detik. Proses pengambilalihan ini disebut switching
dan biasanya dipicu oleh kondisi stres.
CIRI-CIRI:
Harus ada dua atau lebih identitas atau kesadaran yang
berbeda di dalam diri orang tersebut.
1.Kepribadian-kepribadian
ini secara berulang mengambil alih perilaku orang tersebut (Switching).
2.Ada
ketidakmampuan untuk mengingat informasi penting yang berkenaan dengan dirinya
yang terlalu luar biasa untuk dianggap hanya sebagai lupa biasa.
3.Gangguan-gangguan
yang terjadi ini tidak terjadi karena efek psikologis dari substansi seperti
alkohol atau obat-obatan atau karena kondisi medis seperti demam.
Dari empat poin ini, poin nomor 3 memegang peranan sangat
penting. 98 persen mereka yang mengidap DID mengalami amnesia ketika sebuah
identitas muncul (switching). Ketika kepribadian utama berhasil mengambil alih
kembali, ia tidak bisa mengingat apa yang telah terjadi ketika identitas
sebelumnya berkuasa. Walaupun sebagian besar psikolog telah mengakui adanya
kelainan kepribadian ganda ini, namun sebagian lainnya menolak mengakui
keberadaannya. Mereka mengajukan argumennya berdasarkan pada kasus Sybill yang
ternama.
3.
PSIKAASTENIA: Psikastenia merupakan tipe psikoneurosa (gangguan syaraf-syaraf
kejiwaan) ditandai oleh reaksi-reaksi kecemasan yang diikuti kompulsi, obsesi
dan ketegangan-ketegangan fobik (akibat fobia).
B.
OBSESI
Obsesi merupakan gejala neurosa jiwa, yaitu adanya
pikiran atau perasaan tertentu yang terus-menerus, biasanya tentang hal-hal
yang tidak menyenangkan, atau sebab-sebabnya tak diketahui oleh penderita.
Misalnya selalu berpikir ada orang yang ingin menjatuhkan dia.
C.
KOMPULSI
Kompulsi adalah tendensi atau keinginan yang tidak dapat
dicegah untuk melakukan sesuatu perbuatan, tidak bisa dikontrol, dan tendensi
itu tidak bisa dikendalikan dan sewaktu melakukan perbuatan yang sebenarnya
sangat bertentangan dengan kemauan yang disadari. Hal tersebut menurut J.P.
Chaplin dalam kutipan Kartini Kartono disebut sebagai suatu keadaan psikologis,
di mana seseorang bertindak berlawanan dengan kemauannya sendiri atau
bertentangan dengan kecenderungan kehendak hati yang disadari´.
Gejala-gejala kompulsi seseorang tersebut dapat
disebabkan oleh berbagai kondisi antara lain:
1.
Pernah
trauma mental, emosional sehingga seseorang mengadakan penekananpengalaman
mental lama ke dalam ketidaksadarannya;
2.
Bisa
juga seseorang mengalami konflik serius antara keinginan kuat berbuat, namun
berlawanan dengan perasaan-perasaan takut yang serius di dalam diri pada saat
yang sama;
3.
Ada
juga akibat dari kebiasaan-kebiasaan buruk yang sudah mematri yang berlawanan
dengan kata hati dan kesadaran diri;
4.
Bisa
juga perbuatan kompulsif merupakan tuntutan pengganti keinginan-keinginan yang
ditekan.
4.
TICS atau gangguan gerak-gerak fasial.
Tics
motor sederhana meliputi:
•
hidung kerutan
•
kepala berkedut
• mata
berkedip
•
menggigit bibir
•
wajah meringis
•
berulang atau obsesif menyentuh
•
menendang
•
melompat
Tics vokal umum meliputi:
•
batuk
•
kliring tenggorokan
•
dengkur
•
sniffing
•
gonggongan
•
desis
5.
HIPOKHONDRIA
Hipokondria adalah kecemasan yang berlebihan terhadap
satu atau beberapa penyakit. Penderita hipokondria akan selalu menanggapi
keluhan-keluhan fisik dengan sangat serius, dan menyimpulkan bahwa dia
menderita penyakit tertentu.
6.
NEURASTHENIA
Penyakit neurasthenia adalah penyakit payah. Orang yang
diserang akan merasakan diantaranya :
seluruh
badan letih, tidak bersemangat, lekas merasa payah, walaupun sedikit tenaga
yang dikeluarkan. Perasaan tidak enak, sebentar-sebentar ingin marah,
menggerutu dan sebagainya. Tidak sanggup berpikir tentang suatu masalah, sukar
mengingat dan memusatkan perhatian. Apatis, acu tak acu. Sangat sensitif terhadap
cahaya dan suara, sehingga detik jam saja menyebabkan tidak bisa tidur.
Selain gejala tersebut mungkin pula terdapat
gejala-gejala tambahan seperti :
Tidak
adapat tidur, sehingga ia menjadi gelisah. Kepala selalu pusing, kadang-kadang
rasa menekan. Sering merasa dihinggapi bermacam-macam penyakit, sehingga ia
sering memeriksakan dirinya ke dokter. Takut mati, pikirannya selalu diganggu
oleh masalah mati dan penyakit.
Penyakit
ini disebabkan oleh karena terlalu lama menekan perasaan, pertentangan batin,
kecemasan, terhalangnya keinginan-keinginan dan kebutuhan-kebutuhan. Selain itu
terlalu banyak mengalami kegagalan hidup, semua itu menyebabkan kegelisahan dan
tertekannya perasaan.
7.
ANXIETY NEUROSIS
Neurosis Kecemasan adalah gejala paling umum terjadi
antara individu-individu psikoneurosis kecerdasan rata-rata di atas. Ross telah
mendefinisikan itu, sebagai suatu gejala yang timbul dari adaptasi yang rusak
oleh tekanan dan ketegangan hidup. Hal ini disebabkan oleh lebih dari tindakan
dalam upaya untuk memenuhi kesulitan.
Gejala
neurosis Kecemasan
Umumnya memiliki sensasi menyedihkan dari kurungan atau
menjadi berpagar dalam perasaan tak berdaya terkena beberapa ancaman tak tentu,
kerusuhan mental dan ketegangan, adalah fitur dari kecemasan.
Tanda-tanda vegetatif dari pelebaran murid, wajah pucat,
batas-batas berkeringat, kekeringan pada mulut, diare, kehilangan nafsu makan,
insomnia, penurunan libido dan potensi, peningkatan tekanan darah dan tingkat
gula darah dll menyertai sindrom kecemasan.
Penyebab
neurosis Kecemasan
Menurut Freud, ketika seseorang libidonya sedang memuncak
tetapi tidak menemukan penyaluran kepuasan yang tepat maka dia juga bisa
terserang kecemasan yang kadang tidak beralasan.
Konflik emosional: Menurut McDougall dan Gardon, neurosis
kecemasan dapat timbul sebagai akibat konflik antara dua emosi. Represi dari
kecenderungan menonjolkan diri: Menurut Adler, impuls manusia yang paling
penting dan paling kuat adalah untuk menegaskan dirinya sendiri. Jika ego
orang-orang yang tidak berkembang dengan baik dan dia malah mengembangkan rasa
rendah diri maka dirinya dengan tegas adalah ditekan, dan ini menyebabkan
pengembangan neurosis kecemasan.
Konflik Mental dan Frustrasi: Menurut O'Kelly, akar
penyebab neurosis kecemasan adalah konflik mental dan frustrasi. Apapun
penyebab neurosis kecemasan dapat dikatakan, untuk menjelaskan secara penuh
dalam kasus pasien apapun dan kebenaran adalah bahwa dalam keadaan tertentu
satu atau lebih bahkan semua penyebab ini dapat hadir pada akar neurosis
kecemasan.
Fakta
dan Tips tentang Anxiety Neurosis
•Kegelisahan
neurosis ditandai ke situtation psikiatri di mana gangguan emosi atau konflik
tak sadar diekspresikan melalui jenis gangguan fisik, psikologis dan mental.
•Penderita
neurosis kecemasan ingin mendapatkan yang lebih baik tetapi tidak dapat
menemukan keterampilan berupaya untuk menciptakan kehidupan, lebih kaya lebih
bermakna.
•Kecemasan
menyebabkan gangguan panik, seseorang menderita serangan teror singkat intens
dan ketakutan, sering ditandai dengan gemetar, gemetar, kebingungan, pusing,
mual, kesulitan bernafas.
•Kegelisahan
datang ke kelas fungsional, termasuk gangguan mental tertekan namun tidak
halusinasi delusionsor, di mana perilaku tidak luar kondisi sosial diterima.
Hal ini juga disebut psikoneurosis atau gangguan neurotik.
•konseling
yang tepat, meditasi ringan dan realisasi diri dapat membantu dalam mengobati
Neurosis Kecemasan.
8.
PSIKOSOMATISME
Kondisi di mana sejumlah konflik psikis atau psikologis
dan kecemasan menjadi sebab dari timbulnya macam-macam penyakit jasmaniah atau
justru membuat semakin parahnya suatu penyakit jasmaniah yang sudah ada.
Penyakit-penyakit yang biasa di derita akibat
psikosomatisme:
-
Hypertension dan effort syndrome (Darah Tinggi)
- Peptic
ulcer (Radang Lambung)
C.PSIKOSA
FUNGSIONAL
Psikosa fungsional/psikosis ialah penyakit mental yang
parah, dengan ciri khas adanya disorganisasi proses berfikir, gangguan
emosional, disorientasi waktu, ruang dan person dan beberapa kasus disertai
halusinasi dan delusi.
Psikosa fungsional merupakan penyakit mental secara
fungsional yang berat dan non-organik sifatnya, ditandai oleh disentegrasi
kepecahan kepribadian dan maladjustment sosial yang berat orangnya tidak mampu
mengadakan relasi dengan dunia luar, sering sering terputus sama sekali dengan
realitas hidup, lalu menjadi inkom peten secara sosial.
Macam-macamnya
Psikosa Fungsional:
1.SCHIZOFRENIA
ShizofreniaAdalah nama umum untuk sekelompok
reaksi-reaksi psikotis. Dicirikan oleh penarikan diri, gangguan/kekacauan pada
kehidupan emosinal dan efiktif, disertai halusinasi dan delusi-delusi, tingkah
laku negatifitas dan kerusakan/kemunduran jiwani yang progresif. Sizoferenia
juga merupakan bentuk kegilaan dengan disentegrasi pribadi, tingkah laku
emosional dan intelektual yang ambigious dan terganggu secara serius.
Macam-macam
Shizofrenia adalah:
a.SCHIZOFRENIA
HEBEFRENIC (penumpulan mental atau jiwa)
Ciri-ciri
schizofrenia hebefrenik ialah:
-reaksi
sikap dan tingkah laku yang kegila-gilaan, suka tertwa, mudah tersinggung dan
mengakibatkan kemarahan.
-Pikiran
selalu melantur, berhalusinasi, dan sering berlagak sok dan ada regresi.
-Terjadi
regresi degenerasi secara total dan kekanak-kanakan.
b.SCHIZOFRENIA
CATATONIC (kaku tertahan-tahan)
ciri-ciri
shizofrenia jenis ini adalah:
-urat-uratnya
jadi kaku, yaitu badan jadi kaku seperti malam, cendrung kearah negativisme
ekstrim.
-sering
mengalami catdlepsy, yaitu dalam tidak sadar seperti kondisi trance; seluruh
badannya jadi kaku, tidak pejal dan tidak bisa membengkokkan.
c.SCHIZOFRENIA
PARANOID
ciri-ciri
schizofrenia jenis ini adalah:
-penderita
diliputi maca-macam delusi dan halusinasiyang terus-menerus berganti coraknya
dan tidak beratur sifatnya.
-Emosi
pada umumnya beku dan sangat apatis.
2.MANIS
DEPRESIF
Bentuk ketakutan/atau penyakit mental serius berupa
gangguan emosioanal dan suasana ekstrim, yang terus-menerus bergerak
gembira-ria, tertawa-tawa/elation, sampai pada rasa depresi, sedih, putus asa.
3.PARANOIA
Psikosa pranoia ialah gangguan mental amat serius,
dicrikan dengan timbulnya banyak delusi penyiksaan (delusion of persecution)
atau delusi besaran yang “disistematiskan” dengan kemerosotan jiwan ringan dan
ide fixed yang kaku dan salah.
-Agresi
adalah kemarahan yang meluap-luap dan orang melakukan serangan secara kasar
dengan jalan yang tidak wajar.
-Regresi
ialah prilaku yang surut kembali pada pola-reaksi atau tingkat perkembangan
yang premitif, yang tidak adekuat, pada pola tingkah laku kekanak-kanakan,
infatil, dan tidak sesuai tingkat usianya.
PSIKOTERAPI
Pilhan
utama bagi banyak gangguan mental adalah psikoterapi. ada beberapa jenis
psikoterapi :
·
okognitif
terapi perilaku (CBT) : secara luas digunakan dan didasarkan pada memodifikasi
pola-pola pemikiran dan perilaku berkaitan dengan gangguan tertentu.
·
opsikoanalisi
: menangani konflik psikis yang mendasarinya.
·
osistemik
terapi atau terapi keluarga : menangani jaringan orang lain.
PENGOBATAN
Pilihan
utama bagi banyak gangguan mental adalah obat psikiatris. ada beberapa jenis
pengobatan :
-antidpresan
:digunakan untuk pengobatan dpresi klinis serta sering untuk kecemasan dan
gangguan lain.
-anxiolytics
: digunakan untuk gangguan kecemasan dan masalah-masalah terkait seperti
insomnia.
-mood
stabilizer : digunakan terutama dalam gangguan bipolar.
-antipsikotik
: digunakan untuk gangguan psikotik, khususnya untuk gejala positif
skizofrenia.
-stimulan : umum digunakan,
terutama untuk ADHD.
- Menyebutkan
tahap-tahap gangguan kejiwaan
Tahap
– tahap gangguan jiwa :
1.Gangguan kejiwaan nampak dalam gejala-gejala
kehidupan si penderita baik jasmani maupun rohaninya.
2.Usaha mempertahankan diri dengan cam
negatif, yaitu mundur atau lari, sehingga cara benahan dirinya salah; pada
orang yang tidak menderita gantran kejiwaan bila menghadapi persoalan, justru
lekas memecahkan problemnya, sehingga tidak menekan perasaannya. Jadi bukan
melarikan diri dan persoalan, tetapi melawan atau memecahkan persoalan.
3.Kekalutan
merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalami
gangguan
4.Krisis ekonomi yang berkepanjangan telah
menyebabkan meningkatnya jumlah
penderita penyakit jiwa, terutama gangguan kecemasan.
5.Dipicu oleh faktor psychoeducational. Faktor
ini terjadi karena adanya kesalahan dalam proses pendidikan anak sejak kecil,
mekanisme diri dalam memecahkan masalah. Konflik-konflik di masa kecil yang
tidak terselesaikan, perkembangan yang terhambat serta tiap fase perkembangan
yang tidak mampu dicapai secara optimal dapat memicu gangguan jiwa yang lebih
parah.
6.Faktor
sosial atau lingkungan juga dapat berperan bagi timbulnya gangguan jiwa,
misalnya budaya, kepadatan populasi hingga peperangan. Jika lingkungan sosial
baik, sehat tidak mendukung untuk mengalami gangguan jiwa maka seorang anak
tidak akan terkena gangguan jiwa. Demikian pula sebaliknya. Gangguan jiwa tidak
dapat menular, tetapi mempunyai kemungkinan dapat menurun dari orang tuanya.
Namun hal ini tidak berlaku secara absolut
- Menjelaskan sebab-sebab ketakutan
mental
Sebab-sebab Timbulnya
Kekalutan Mental
1.
Kepribadian
yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna.
2.
Terjadinya
konflik sosial-budaya akibat adanya norma yang berbeda antara yang bersangkutan dan yang ada dalam masyarakat,
sehingga ia tidak dapat menyesuaikan diri lagi.
3.
Cara
pematangan bathin yang salah dengan memberikan reaksi berlebihan terhadap
kehidupan sosial; overacting sebagai overkompensasi dan tampak emosional.
Proses- proses kekalutan mental:
Positif , bila trauma (luka jiwa) yang dialami seseorang, akan
disikapi untuk mengambil hikmah dari kesulitan yang dihadapinya, setelah
mencari jalan keluar maksimal, tetapi belum mendapatkannya tetapi dikembalikan
kepada sang pencipta yaitu Allah SWT, dan bertekad untuk tidak terulang kembali
dilain waktu.
Negatif , bila trauma yang dialami tidak dapat dihilangkan,
sehingga yang bersangkutan mengalami frustasi, yaitu tekanan batin akibat tidak
tercapainya apa yang dicita-citakan. Penderitaan berasal dari kata derita. Kata
derita berasal dari bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung.
Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan.
Penderitaan itu dapat lahir atau batin, atau lahir batin. Sedangkan perjuangan
merupakan usaha manusia untuk keluar dari penderitaan.
- Menjelaskan hubungan antara
penderitaan dan perjuangan
Hubungan antara Penderitaan dan Perjuangan Cara
pembebasan dari penderitaan ialah berjuang menghadapi tantangan hidup dalam
alam lingkungan, masyarakat sekitar,dengan waspada, dan disertai do’a kepada
Tuhan supaya terhindar dari bahaya dan malapetaka. Setiap manusia pasti
mengalami penderitaan, baik berat ataupun ringan. Penderitaan adalah bagian
kehidupan manusia yang bersifat kodrati. Karena itu terserah kapada manusia itu
sendiri untuk berusaha mengurangi penderitaan itu semaksimal mungkin, bahkan
menghindari atau menghilangkan sama sekali.
Manusia adalah mahluk berbudaya dengan budayanya itu ia
berusaha mengatasi penderitaan yang mengancam atau dialaminya. Hal ini membuat
manusia itu kreatif, baik bagi penderita sendiri maupun bagi orang lain yang
melihat atau mengamati penderitaan. Penderitaan dikatakan sebagai kodrat
manusia, artinya sudah menjadi konsekwensi manusia hidup, bahwa manusia hidup
ditakdirkan bukan hanya untuk bahagia, melainkan juga menderita.
Karena itu manusia hidup tidak boleh pesimis, yang
menganggap hidup sebagai rangkaian penderitaan. Manusia harus optimis ia harus
berusaha mengatasi kesulitan hidup. Pembebasan dari penderitaan pada hakekatnya
meneruskan kelangsungan hidup. Caranya ialah berjuang menghadapi tantangan
hidup dalam alam lingkungan, masyarakat sekitar, dengan waspada, dan disertai
doa kepada Tuhan supaya terhindar dari bahaya dan malapetaka.Manusia hanya
merencanakan dan Tuahan yang menentukan.
http://meledugcom.blogspot.com/2011/03/mental-disorder.html
http://sisyfasyfa4.blogspot.com/2011/06/hubungan-penderitaan-dan-perjuangan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar