NAMA : IRMA FAZRIYAH
NPM : 15114461
KELAS : 1KA32
DOSEN : SENDY EKA NANDA
MATERI : MANUSIA DAN KEINDAHAN
SUB TEMA :
- Menjelaskan pengertian keindahan
- Membedakan antara keindahan sebagai suatu kualitas yang abstrak dan sebagai sebuah benda yang indah
- Menyebutkan tentang keindahan yang seluas-luasnya
- Menjelaskan tentang nilai estetika
- Membedakan nilai ekstrinsik dan instrinsik
- Menjelaskan pengertian tentang kontemplasi dan ekstansi
- Menyebutkan teori-teori dalam renungan
- Menyebutkan teori-teori keserasian
- Menjelaskan pengertian keindahan
Keindahan, sering diutarakan kepada situasi
tertentu, arti kata keindahan yaitu berasal dari kata indah, artinya bagus,
permai, cantik, elok, molek dan sebagainya. Keindahan identik dengan kebenaran.
Keindahan identik dengan kebenaran, sesuatu yang indah itu selalu mengandung
kebenaran. Walaupun kelihatanya indah tapi tidak mengandung kebenaran maka hal
itu pada prinsipnya tidak indah. Keindahan atau keelokan merupakan sifat dan ciri
dari orang, hewan, tempat, objek, atau gagasan yang memberikan pengalaman
persepsi kesenangan, bermakna, atau kepuasan. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, keindahan diartikan sebagai keadaan yang enak dipandang, cantik,
bagus benar atau elok. Keindahan dipelajari sebagai bagian dari estetika,
sosiologi, psikologi sosial, dan budaya. Sebuah “kecantikan yang ideal” adalah
sebuah entitas yang dikagumi, atau memiliki fitur yang dikaitkan dengan
keindahan dalam suatu budaya tertentu, untuk kesempurnaannya.
Dalam bahasa Latin, keindahan diterjemahkan dari
kata “bellum” Akar katanya adalah “benum” yang berarti kebaikan. Dalam bahasa
Inggris diterjemahkan dengan kata “beautiful”, Prancis “beao” sedangkan Italy
dan Spanyol ”beloo”. Kata benda Yunani klasik untuk “keindahan ” adalah κάλλος,
kallos, dan kata sifat untuk “indah” itu καλός, kalos. Kata bahasa Yunani Koine
untuk indah itu ὡραῖος, hōraios, kata sifat etimologis berasal dari kata ὥρα,
hora, yang berarti “jam.” Dalam bahasa Yunani Koine, keindahan demikian
dikaitkan dengan “berada di jam (waktu) yang sepatutnya.”
Menurut The Liang Gie dalam bukunya “Garis Besar
Estetik” (Filsafat Keindahan) dalam bahasa Inggris keindahan itu diterjemahkan
dengan kata “beautiful”, Perancis “beau”, Italia dan Spanyol “bello”, kata-kata
itu berasal dari bahasa Latin “bellum”. Akar katanya adalah ”bonum” yang
berarti kebaikan kemudian mempunyai bentuk pengecilan menjadi’ ”bonellum” dan
terakhir dipendekkan sehingga ditulis “bellum”.
Manusia setiap waktu memperindah diri, pakaian,
rumah, kendaraan dan sebagainya agar segalanya tampak mempesona dan
menyenangkan bagi yang melihatnya. Semua ini menunjukkan betapa manusia sangat
gandrung dan mencintai keindahan. Seolah-olah keindahan termasuk konsumsi vital
bagi indera manusia. Tampaknya kerelaan orang mengeluarkan dana yang relatif
banyak untuk keindahan dan menguras tenaga serta harta untuk menikmatinya,
seperti bertamasya ke tempat yang jauh bahkan berbahaya, hal ini semakin
mengesankan betapa besar fungsi dan arti keindahan bagi seseorang. Agaknya
semakin tinggi pengetahuan, kian besar perhatian dan minat untuk menghargai
keindahan dan juga semakin selektif untuk menilai dan apa yang harus
dikeluarkan untuk menghargainya, dan ini merupakan kebanggaan tersendiri bagi
orang yang dapat menghayati keindahan.
Menurut cakupannya orang harus membedakan keindahan
sebagai suatu kualita abstrak dan sebagai sebuah benda tertentu yang indah.
Untuk pembedaan itu dalam bahasa Inggris sering dipergunakan istilah “beauty”
(keindahan) dan “the beautiful” (benda atau hal indah). Dalam pembatasan
filsafat, kedua pengertian ini kadang-kaang dicampuradukkan saja. Disamping itu
terdapat pula perbedaan menurut luasnya pengertian; yakni
1. keindahan dalam arti luas
2. keindahan dalam arti estetis murni
3. keindahan dalam arti terbatas dalam
pengertiannya dengan penglihatan
Keindahan alam arti luas merupakan pengertian semula
dari bangsa Yunani dulu yang didalamnya tercakup pula kebaikan. Plato misalnya
menyebut tentang watak yang indah dan hukum yang indah, sedang Aristoteles
merumuskan keindahan sebagai sesuatu yang selain baik juga menyenangkan.
Plotinus menulis tentang ilmu yang indah, kebajikan yang indah. Orang Yunani
dulu berbicara juga tentang buah pikiran yang indah dan adap kebiasaan yang indah.
Tapi bangsa Yunani juga mengenal keindahan dalam arti estetis yang disebutnya
“symetria” untuk keindahan berdasarkan penglihatan dan harmonia untuk keindahan
berdasarkan pendengaran. Jadi pengertian keindahan seluas-luasnya meliputi :
keindahan seni, keindahan alam, keindahan moral dan keindahan intelektual.
- Membedakan
antara keindahan sebagai suatu kualitas yang abstrak dan sebagai sebuah
benda yang indah
Keindahan
sebagai suatu kualitas abstrak (Beauty as an abstract quality) menggambarkan
sesuatu yang kontemporer dan bersifat nonrealistic di mana sang pencipta karya
menggambarkan sesuatu yang tidak bisa dimengerti secara umum dan tidak sesuai
dengan realita. Keindahan sebagai kualitas abstrak menggambarkan suatu bentuk
dalam yang keindahan di mana keindahan tersebut bersifat eksklusif dan hanya
dapat dimengerti oleh orang yang menciptakan keindahan tersebut berdasarkan apa
yang dipahaminya.
Sedangkan
keindahan sebagai sebuah benda tertentu yang indah adalah keindahan yang
memiliki konsep pemahaman dan nilai yang berbeda dengan kualitas abstrak di
mana benda yang dimaksud dalam hal ini adalah sesuatu yang mewakili keindahan
secara umum dan dapat dengan mudah diterima maupun dipahami oleh masyarakat.
Contoh keindahan dalam
bentuk benda:
Secara
alami : Manusia menaruh rasa kagum atas keindahan alam
yang merupakan ciptaan dari Yang Maha
Kuasa.
Buatan
tangan : Karya seni yang memiliki nilai estetika yang dapat
dinilai oleh manusia.
Menurut cakupan orang
harus membedakan antara keindahan sebagai suatu kwalita yang abstrak dan
sebagai sebuah benda tertentu yang indah. Dalam pembatasan filsafah kedua
pengertian itu kadang-kadang dicampuradukkan saja. Disamping itu terdapat pula
perbedaan menurut luasnya pengertian, yakni :
a) keindahan dalam arti
yang luas
b) keindahan dalam arti
estetis murni
c) keindahan dalam arti
terbatas dalam hubungannya dengan penglihatan
Namun
pemikirin lain menyatakan bahwa keindahan itu suatu konsep abstrak yang tidak
dapat dinikmati karena tidak jelas. Keindahan itu baru jelas jika telah
dihubungkan dengan sesuatu yang berwujud atau suatu karya. Dengan kata lain
keindahan itu baru dapat dinikmati jika dihubungkan dengan suatu bentuk. Dengan
bentuk itu keindahan berkomunikasi menurut cakupannya orang harus membedakan
keindahan sebagai suatu kualitas abstrak dan sebagai sebuah benda tertentu yang
indah. Untuk pembedaan itu dalam bahasa Inggris sering dipergunakan istilah
“beauty” (keindahan) dan “the beautiful” (benda atau hal indah). Dalam
pembatasan filsafat, kedua pengertian ini kadang-kadang dicampuradukkan.
- Menyebutkan
tentang keindahan yang seluas-luasnya
Keindahan yang Seluas-luasnya.Pengertian keindahan yang
seluas-luasnya meliputi: Keindahan Seni,
Keindahan Alam, Keindahan Moral, Keindahan Intelektual.
1 Keindahan seni
Keindahan seni adalah
keindahan yang tercipta dari hasil karya seseorang tehadap seni. Seni sering sekali
menjadi penghubung keindahan agar bisa dinikmati oleh pengamat objeknya.
Seseorang paling dominan menikmati keindahan itu lewat seni.
2. Keindahan alam
Keindahan alam adalah keindahan yang sudah ada di alam sekitar
kita. Keindahan yang ada bisa dinikmati oleh penglihatan kita.
3. Keindahan moral
Keindahan moral adalah keindahan yang tercipta dari tingkah laku
dan perilaku kita sehari-hari.
4. Keindahan
intelektual
Keindahan intelektual adalah pemikiran yang indah berdasarkan ilmu
pengetahuan. Tulisan ini bukanlah mencari pengertian mengenai kata keindahan
intelektual.
Keindahan tidak dapat disamakan dengan materi
tetapi keindahan adalah kepuasan batin yang muncul dari dalam hati/jiwa dan
sesuatu yang kita bayangkan karena kita ingin mencapainya, butuh waktu untuk
menimbulkan keindahan dalam diri, disaat keindahan muncul maka tercipatalah
kedamaian dalam hati kita yang merasakan keindahan. Keindahan tersusun dari
berbagai keselarasan dan kebalikan dari garis, warna, bentuk, nada, dan
kata-kata. Ada pula yang berpendapat bahwa keindahan adalah suatu kumpulan
hubungan-hubungan yang selaras dalam suatu benda dan di antara benda itu dengan
si pengamat.
Manusia menikmati
keindahan berarti manusia mempunyai pengalaman keindahan. Pengalaman keindahan
biasanya bersifat terlihat (visual) atau terdengar (auditory) walaupun tidak
terbatas pada dua bidang tersebut keindahan tersebut pada dasarnya adalah
alamiah. Alam itu ciptaan Tuhan.
Sedangkan
Keindahan alam arti luas merupakan pengertian semula dari bangsa Yunani dulu
yang didalamnya tercakup pula kebaikan. Plato misalnya menyebut tentang watak
yang indah dan hukum yang indah, sedang Aristoteles merumuskan keindahan
sebagai sesuatu yang selain baik juga menyenangkan. Plotinus menulis tentang
ilmu yang indah, kebajikan yang indah. Orang Yunani dulu berbicara juga tentang
buah pikiran yang indah dan adab/kebiasaan yang indah. Bangsa Yunani juga
mengenal keindahan penglihatan dan pendengaran. Jadi pengertian keindahan
seluas-luasnya meliputi : keindahan seni, keindahan alam, keindahan moral dan
keindahan intelektual.
- Menjelaskan
tentang nilai estetika
Estetik berasal dari
kata Estetika yang berarti salah satu cabang dari filsafat dan Estetika adalah
ilmu yang mempelajari tentang keindahan dari suatu objek yang indah. Jadi Nilai
Estetik sendiri mempunyai arti nilai dari suatu keindahan yang kita rasakan
setelah kita rasakan maka kita pun akan menilai seberapa indah objek tersebut.
Penilaian ini masih bergantung terhadap individu masing-masing. Dan beberapa
faktor seperti: latar belakang edukasi, selera maupun mindset dan karakter
orang-orang tersebut.
Nilai Estetika biasa nya
ada pada bidang/dunia seni,karna seni merupakan salah satu dunia yang selalu
menghadirkan keindahan dalam setiap kali kita merasakan nya,pada seni Nilai
Estetik sangat di butuhkan agar para seniman dapat menyajikan keindahan ketika
mereka menampilkan dan menyajikan kepada para penonton.dan juga bisa di gunakan
untuk layak atau tidak nya suatu seni untuk di pertontonkan ke masyarakat.
Bidang seni erat kaitan nya dengan nilai Estetik,sebagai contoh bidang pada
seni yang membutuhkan nilai Estetik yaitu bidang musik,di bidang musik sangat
di butuhkan keindahan agar keindahan dari musik yang di mainkan dan dengar oleh
para pendengar musik,ketika musik dimainkan barulah musik itu di nilai dan
memiliki nilai Estetik.
Begitupun didalam
arsitektur, yang merupakan seni merancang bangunan. Salah satu indikator
kualitas rancangan arsitektur adalah estetika. Seiring dengan perkembangan
pengetahuan dan teknologi, karya arsitektur yang dibangun pada masa yang
berbeda, menampilkan visual dirinya secara berbeda pula. Tetapi perbedaan
visual tersebut belum tentu mempunyai nilai estetis yang berbeda.
Ketidakjelasan ini dapat memunculkan penilaian yang kurang tepat terhadap
kualitas rancangan arsitektur.Teori kritik dari Wayne Attoe digunakan sebagai
metode untuk menelusuri dan menginterpretasikan makna estetika khususnya nilai
estetis yang terkandung dalam prinsip-prinsip pada arsitektur dua masa yaitu
masa Yunani-Romawi dan masa postmodern. Dengan membuat pembandingan nilai
estetis dari dua karya arsitektur berbeda masa tersebut dan dengan teori
estetika dari Monroe Beardsly sebagai patokan, didapatkan penjelasan tentang
keberlakuan estetika pada karya arsitektur. Hasil penelitian yang dilakukan
dengan membedakan kesan visual arsitekturnya menunjukkan bahwa kelengkapan dan
ketepatan penerapan nilai estetis pada kedua arsitektur yang berbeda masa,
ternyata tidak sepenuhnya sama. Oleh karena itu penggunaan suatu estetika atau
nilai estetis sebagai alat untuk menilai karya arsitektur akan lebih tepat bila
menggunakan pemikiran yang berkembang saat itu. Usaha untuk memunculkan sebuah
rumusan estetika yang bisa digunakan sebagai alat untuk menilai karya
arsitektur di segala masa menjadi tidak sepenuhnya tepat.
Dalam rangka teori umum
tentang nilai The Liang gie menjelaskan bahwa pengertian keindahan dianggap
sebagai salah satu jenis nilai seperti hal nya nilai moral, nilai ekonomik,
nilai pendidikan, dan sebagainya. Nilai yang berhubungan dengan segala sesuatu
yang tercakup dalam pengertian keindahan disebut nilai estetik.
Masalahnya sekarang
ialah : apakah nilai estetik itu.? dalam bidang filsafat, istilah nilai
seringkali dipakai sebagai suatu kata benda abstrak yang berarti kebethargaan
(worth) atau kebaikan (goodness). Dalam dictionary of sociology and related
sciences diberikan perumusan tentang value yang lebih terinci lagi sebagai
berikut :
“The believed capacity
of any object to satisfy a human desire. The quality of any abject which causes
it to be on interest to an individual or a group”. ( kemampuan yang dipercaya
ada pada sesuatu benda untuk me imuaskan suatu keinginan manusia. Sifat dari
sesuatu benda yang menyebabkan menarik minat seseorang atau sesuatu golongan).
Nilai ekstrinsik adalah
sifat baik dari suatu benda sebagai alat atau sarana untuk sesuatu ha! lainnya
(instrumental/contributory. value), yakni nilai yang bersifat sebagai alat atau
membantu.. Nilai instrinsik adalah sifat balk dari benda yang bersangkutan,
atau sebagai suatu tujuan, ataupun demi kepentingan benda itu sendiri.
Contoh :
(1)
puisi bentuk puisi yang terdiri dari bahasa, diksi, bans, sajak, irama,
itu disebut nilai ekstrinsik. Sedangkan pesan yang ingin disampaikan kepada
pembaca melalui (alat benda) puisi itu disebut nilai instrinsik
(2)
Tari, tarian Damarwulan-minakjinggo suatu tarian yang halus dan kasar
dengan segala macam jenis pakaian dan gerak-geriknya.
Tarian itu merupakan
nilai ekstrinsik, sedangkan pesan yang ingin disampaikan oleh tarian itu ialah
kebaikan melawan kejahatan merupakan nilai instrinsik. Teori estetika keindahan
menurut Jean M. Filo dalam bukunya “Current Concepts of Art” dikelompokkan
dalam tiga kelompok besar, yaitu :
1. Kelompok yang berpendapat bahwa keindahan itu
bersifat subjektif adanya, yakni karena manusianya menciptakan penilaian indah
dan kurang indah dalam pikirannya sendiri.
2. Kelompok yang berpendapat bahwa keindahan
bersifat objektif adanya, yakni karena keindahan itu merupakan nilai yang
intrinsik ada pada suatu objek.
3. Kelompok yang berpendapat bahwa keindahan itu
merupakan pertemuan antara yang subjektif dan yang objektif, artinya kualitas
keindahan itu baru ada apabila terjadi pertemuan antara subjek manusia dan objek
substansi.
Ada tiga hal yang nyata ketika seseorang
menyatakan bahwa sesuatu itu indah, apabila ada keutuhan (Integrity) ada
keselarasan (Harmony) serta kejelasan (Clearity) pada objek tersebut. Ini
biasanya disebut sebagai hukum keindahan
- Membedakan
nilai ekstrinsik dan instrinsik
Perbedaan nilai ekstrinsik dan nilai intrinsik
adalah :
Nilai ekstrinsik adalah :sifat baik dari suatu
benda sebagai alat atau sarana untuk sesuatu hal lainnya (”instrumental!
Contributory value”), yakni nilai yang bersifat sebagai alat atau membantu
contohnya puisi, bentuk puisi yang terdiri dari bahasa, diksi, baris, sajak,
irama, itu disebut nilai ekstrinsik dan nilai intrinsik adalah :sifat baik dari
benda yang bersangkutan, atau sebagai suatu tujuan, ataupun demi kepentingan
benda itu sendiri. Contohnya : pesan puisi yang ingin disampaikan kepada
pembaca melalui (alat benda) puisi itu disebut nilai intrinsik .
Keindahan juga memiliki nilai-nilai, yaitu nilai
intrinsik dan nilai ekstrinsik.
- Nilai intrinsik: sifat baik yang terkandung di dalamnya.
- Nilai ekstrinsik: suatu alat untuk membantu suatu hal.
- Menjelaskan pengertian tentang kontemplasi dan ekstansi
Kontemplasi adalah dasar dalam diri manusia
untuk menciptakan sesuatu yang indah yang merupakan suatu proses bermeditasi
merenungkan atau berpikir penuh dan mendalam untuk mencari nilai-nilai, makna,
manfaat dan tujuan atau niat suatu hasil penciptaan.
Ekstansi adalah dasar dalam diri manusia untuk
menyatakan, merasakan dan menikmati sesuatu yang indah.Apabila kontemplasi dan
ekstansi itu dihubungkan dengan kreativitas, maka kontemplasi itu faktor
pendorong untuk menciptakan keindahan, sedangkan ekstansi merupakan faktor
pendorong untuk merasakan, menikmati keindahan. Karena derajat atau tingkat
kontemplasi dan ekstansi itu berbeda-beda antara setiap manusia, maka tanggapan
terhadap keindahan karya seni juga berbeda-beda.
Manusia menciptakan berbagai macam peralatan
untuk memecahkan rahasia gejala alami tersebut. Semuanya ini dilakukan dan
hanya bisa terjadi berdasarkan resep atau pemikiran pendahuluan yang dihasilkan
oleh kontemplasi. Siklus kehidupan manusia dalam lingkup pandangan ini
menunjukkan bahwa kontemplasi selain sebagai tujuan juga sebagai cara atau
jalan mencari keserba sempurnaan kehidupan manusia.
Keindahan dapat dinikmati menurut selera seni dan selera biasa.
Keindahan yang didasarkan pada selera seni didukung oleh fakta kekontemplasi
dan ekstansi. Kontemplasi adalah dasar dalam diri manusia untuk menciptakan
sesuatu yang indah. Ekstansi adalah dasar dalam diri manusia untuk menyatakan,
merasa, dan menikmati sesuatu yang indah. apabila kedua dasar ini dihubungkan
dengan bentuk di luar diri manusia, maka akan terjadi penilaian bahwa sesuatu
itu indah. Sesuatu yang indah itu memikat atau menarik perhatian orang yang
melihat, atau pun mendengar. Bentuk di luar diri manusia itu berupa karya
budaya yaitu karya seni lukis, seni suara, seni tari, seni sastra, seni drama
dan film atau berupa ciptaan Tuhan, misalnya pemandangan alam, bunga
warna-warni dan lain sebagainya.
Apabila kontemplasi dan ekstansi itu dihubungkan dengan
kreativitas, maka kotemplasi itu adalah faktor pendorong untuk menciptakan keindahan.
Sedangkan ekstansi itu merupakan faktor pendorong untuk merasakan menikmati
keindahan karena derajat kontemplasi dan ekstansi itu berbeda-beda antara
setiap manusia, maka tanggapan terhadap keindahan karya seni juga berbeda-beda.
Mungkin orang yang satu mengatakan karya seni itu indah, tetapi orang lain
mengatakan karya seni itu tidak atau kurang indah. Karena selera seni
berlainan. Bagi seorang seniman selera seni lebih dominan dibandingkan dengan
orang bukan seniman. Bagi orang bukan seniman, mungkin kata ekstansi lebih
menonjol. Jadi, ia lebih suka menikmati karya seni daripada menciptakan karya
seni. Dengan kata lain, ia hanya mampu menikmati keindahan tetapi tidak mampu
menciptakan keindahan.
- Menyebutkan
teori-teori dalam renungan
Renungan berasal dari kata renung; artinya
diam-diam memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam.
Renungan adalah aktifitas berfikir mendalam (deep thinkings) yang sungguh
berbeda dengan termenung. termenung adalah gambaran tentang kondisi hanyutan
sebuah pikiran, tentu saja ia kehilangan ofektivitasnya karena memang sedang
out of control. Biasanya manusia akan merenung apabila ada sesuatu atau musibah
yang terjadi. Dalam merenung untuk menciptakan seni ada beberapa teori antara
lain :
1. teori pengungkapan
Dalil dari teori ini ialah bahwa “Art is an
expression of human feeling” ( seni adalah suatu pengungkapan dari perasaan
manusia ). Teori ini terutama bertalian dengan apa yang dialami oleh seorang
seniman ketika menciptakan suatu karya seni. Tokoh teori ekspresi yang paling
terkenal ialah filsuf Italia Benedeto Croce (1886-1952) dengan karyanya yang
telah diterjemahkan kedalam bahasa Inggris “aesthetic as Science of Expresion
and General Linguistic”. Beliau antara lain menyatakan bahwa “art is expression
of impressions” (Seni adalah pengungkapan dari kesan-kesan) Expression adalah
sama dengan intuition. Dan intuisi adalah pengetahuan intuitif yang diperoleh
melalui penghayatan tentang hal-hal individual yang menghasilkan gambaran
angan-angan (images). Dengan demikian pengungkapan itu berwujud sebagai
gambaran angan-angan seperti misalnya images wama, garis dan kata. Bagi
seseorang pengungkapan berarti menciptakan seni dalam dirinya tanpa perlu
adanya kegiatan jasmaniah keluar. Pengalaman estetis seseorang tidak lain
adalah ekspresi dalam gambaran angan-angan.
2. teori metafisik
Teori semi yang bercorak metafisis merupakan
salah satu teori yang tertua, yakni berasal dari Plato yang karya-karya
tulisannya untuk sebagian membahas estetik filsafati, konsepsi keindahan dan
teori seni. Mengenai sumber seni Plato mengemukakan suatu teori peniruan
(imitation theory). Ini sesuai dengan rnetafisika Plato yang mendalilkan adanya
dunia ide pada taraf yang tertinggi sebagai realita Ilahi. Pada taraf yang
lebih rendah terdapat realita duniawi ini yang merupakan cerminan semu dan
mirip realita ilahi itu. Dan karya seni yang dibuat manusia hanyalah merupakan
mimemis (timan) dari realita duniawi Sebagai contoh Plato mengemukakan ide
Ke-ranjangan yang abadi dan indah sempurna ciptaan Tuhan. Kemudian dalam dunia
ini tukang kayu membuat ranjang dari kayu yang merupakan ide tertinggi
ke-ranjangan-an itu. Dan akhirnya seniman meniru ranjang kayu itu dengan
menggambarkannya dalam sebuah lukisan. Jadi karya seni adalah tiruan dari suatu
tiruan lain sehingga bersifat jauh dari kebenaran atau dapat menyesatkan.
Karena itu seniman tidak mendapat tempat sebagai warga dari negara Republik
yang ideal menurut Plato.
3. teori psikologis
Teori-teori metafisis dari para filsuf yang
bergerak diatas taraf manusiawi dengan konsepsi-konsepsi tentang ide tertinggi
atau kehendak semesta umumnya tidak memuaskan, karena terlampau abstrak dan
spekulatif. Sebagian ahli estetik dalam abad modem menelaah teori-teori seni
dari sudut hubungan karya seni dan alam pikiran penciptanya dengan
mempergunakan metode-metode psikologis. Misalnya berdasarkan psikoanalisa
dikemukakan teori bahwa proses penciptaan seni adalah pemenuhan
keinginan-keinginan bawah sadar dari seseorang seniman. Sedang karya seninya
itu merupakan bentuk terselubung atau diperhalus yang diwujudkan keluar dari
keinginan-keinginan itu. Suatu teori lain tentang sumber seni ialah teori
permainan yang dikembangkan oleh Freedrick Schiller (1757-1805) dan Herbert
Spencer (1820-1903).
- Menyebutkan
teori-teori keserasian
Keserasian merupakan keharmonisan,kesepadanan,
keselarasan, kita perlu mengukuhkan semangat untuk menciptakannya, jadi
keserasian kecocokan, kena benar, dan sesuai benar. Kata cocok, kena dan sesuai
itu mengandung unsur perpaduan, pertentangan, ukuran dan seimbang. Keindahan
adalah suatu kumpulan hubungan yang serasi pada suatu benda dan diantara benda
itu dengan si pengamat.
Keserasian berasal dari kata serasi dan dari
kata dasar rasi, artinya cocok, kena benar, dan sesuai benar. Kata cocok, kena
dan sesuai itu mengandung unsur perpaduan, pertentangan, ukuran dan seimbang.
Dalam pengertian perpaduan misalnya, orang berpakaian hams dipadukan warnanya
bagian atas dengan bagian bawah, atau disesuaikan dengan kulitnya.
Pengertian keserasian adalah cocok dalam segala
hal.Menurut The Liang Gie ada 2 Teori dalam menciptakan seni antara lain :
Teori Objektif ( Plato, Hegel, Bernard Bocanguat
)
Teori Subyektif ( Henry Home, Earlof
Shaffesbury, Edmund Burke )
Salah satu persoalan pokok dari teori keindaha
adalah mengenai sifat dasar dari keindahan . apakah keindahan merupakan sesuatu
yang ada pada benda indah atau hanya terdapat dalam pikiran orang yang
mengamati benda tersebut. Dari persoalan-persoalan tersebut lahirlah dua
kelompok teori yang terkenal sebagai teori ogjektif dan subjektif.
Teori Objectif berpendapat bahwa keindahan atau
ciri-ciri yang mencipta nilai estetika adalah sifat (kulitas) yang memang
melekat dalam bentuk indah yang bersangkutan, terlepas dari orang yang
mengamatinya. Yang menjadi masalah ialah ciri-ciri khusus manakah yang memnuat
sesuatu benda menjadi indah atau dianggap bernilai estetik, salah satu jawaban yang
telah diberikan selama berabad-abad ialah perimbangan antara bagian-bagian
dalam benda indah itu. Pendapat lain menyatakan bahwa nilai estetik itu
tercipta dengan terpenuhnya asas-asas tertentu mengenai bentuk pada sesuatu
benda. Pendukung teori objectif adalah Plato dan Hegel.
Teori Subjectif menyatakan bahwa ciri-ciri yang
menciptakan keindahan suatu benda itu tidak ada, yang ada hanya perasaan dalam
diri sesorang yang mengamati suatu benda. Adanya keindahan semata-mata
tergantung pada penerapan dan si pengamat itu. Kalaupun dinyatakan bahwa
sesuatu benda mempunyai nilai estetik, maka hal itu diartikan bahwa seseorang
pengamat memperoleh sesuatu pengalaman estetik sebagai tanggapan terhadap benda
indah itu. Pendukung nya adalah Henry Home, Earlof Shaffesburry dan Edmund
Burke.
The Liang Gie dalam bukunya garis besar estetika
menjelaskan, bahwa dalam mencipta seni ada dua teori yakni teori obyektif dan
teori subyektif. Salah satu persoalan pokok dari teori keindahan adalah
mengenai sifat dasar dari keindahan. Apakah keindahan menampakan sesuatu yang
ada pada benda indah atau hanya terdapat dalam alarn pikiran orang yang
mengamati benda tersebut. Dari persoalan-persoalan tersebut lahirlah dua
kelompok teori yang terkenal sebagai teori obyektif dan teori subyektif.
Pendukung teori obyektif adalah Plato, Hegel dan
Bernard Bocanquat, sedang pendukung teori subyektif ialah Henry Home, Earlof
Shaffesbury, dan Edmund Burke. Teori obyektif berpendapat, bahwa keindahan atau
ciri-ciri yang mencipta nilai estetik adalah sifat (kualitas) yang memang telah
melekat pada bentuk indah yang bersangkutan, terlepas dari orang yang
mengamatinya. Pengamatan orang hanyalah mengungkapkan sifat-sifat indah yang
sudah ada pada sesuatu benda dan sama sekali tidak berpengaruh untuk
menghubungkan. Yang menjadi masalah ialah ciri-ciri khusus manakah yang membuat
sesuatu benda menjadi indah atau dianggap bernilai estetik, salah satu jawaban
yang telah diberikan selama berabad-abad ialah perimbangan antara bagian-bagian
dalam benda indah itu. Pendapat lain menyatakan, bahwa nilai estetik itu
tercipta dengan terpenuhinya asas-asas tertentu mengenai bentuk pada sesuatu
benda.
Teori subyektif, menyatakan bahwa ciri-ciri yang
menciptakan keindahan suatu benda itu tidak ada, yang ada hanya perasaan dalam
din seseorang yang mengamati sesuatu benda. Adanya keindahan semata-mata
tergantung pada pencerapan dari si pengamat itu. Kalaupun dinyatakan bahwa
sesuatu benda mempunyai nilai estetik, maka hal itu diartikan bahwa seseorang
pengamat memperoleh sesuatu pengalaman estetik sebagai tanggapan terhadap benda
indah itu. Yang tergolong teori subyektif ialah yang memandang keindahan dalam
suatu hubungan di antara suatu benda dengan alam pikiran seseorang yang
mengamatinya seperti misalnya yang berupa menyukai atau menikmati benda itu.
http://intandestrianadewi.blogspot.com/2014/12/tugas-ibd-1-manusia-dan-keindahan.html
Chaidarammar.blogspot.com